Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Diproyeksikan Menguat, Naik ke Level 0,72 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 May 2025 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
IHSG Diproyeksikan Menguat, Naik ke Level 0,72 Persen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 5 Mei 2025.

KABARBURSA.COM Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 5 Mei 2025. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk perdagangan pagi ini adalah BUKA, KLBF, TPIA dan UNTR.

Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat sebesar sebesar 0,72 persen ke level 6.815 disertai volume pembelian.

“Kami masih memperkirakan, posisi IHSG sedang berada di akhir wave [a] dari wave B, sehingga penguatan IHSG akan relatif terbatas. Adapun area penguatan kami perkirakan akan menguji 6,840. Waspadai, akan adanya potensi pembalikan arah dari IHSG untuk membentuk wave [b], dimana kami perkirakan akan menguji 6,364-6,618,” kata Tim Analis MNC Sekuritas, Senin, 5 Mei 2025.

MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,708, 6,585. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,818, 6,877.

Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: BUKA, KLBF, TPIA dan UNTR.

BUKA - Spec Buy

BUKA menguat 1,38 persen ke 147 disertai dengan mnunculnya volume pembelian. Analis memperkirakan, posisi BUKA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga koreksi BUKA akan relatif terbatas.

Spec Buy: 141-144

Target Price: 157, 160

Stoploss: below 135

KLBF - Buy on Weakness

KLBF terkoreksi 3,66 persen ke 1,315 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. Tim analis memperkirakan, posisi KLBF saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave B dari wave (A), sehingga KLBF masih rawan melanjutkan koreksinya.

Buy on Weakness: 1,135-1,285

Target Price: 1,440, 1,525

Stoploss: below 1,105

TPIA - Buy on Weakness

TPIA menguat 9,84 persen ke 8,650 disertai dengan meningkatnya volume pembelian. Kami perkirakan, posisi TPIA sedang berada pada awal wave 3 dari wave (C), sehingga TPIA masih berpeluang melanjutkan penguatannya.

Buy on Weakness: 8,100-8,450

Target Price: 8,950, 9,400

Stoploss: below 8,000

UNTR - Buy on Weakness

UNTR menguat 0,33 persen ke 22,775 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Tim analis memperkirakan, posisi UNTR saat ini sedang berada pada bagian wave [b] dari wave B, sehingga UNTR rawan berbalik terkoreksi dahulu.

Buy on Weakness: 21,350-22,175

Target Price: 23,500, 24,275

Stoploss: below 20,775

Proyeksi IHSG pada Musim Dividen

Seperti diberitakan sebelumnya, IHSG diperkirakan akan menerima sentimen positif dari musim pembagian dividen yang tengah berlangsung di kalangan emiten Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah perusahaan telah mengumumkan jadwal pembagian dividen yang cukup menarik perhatian pelaku pasar.

Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menyampaikan bahwa periode pembagian dividen berpotensi menjadi katalis yang mendukung penguatan IHSG menjelang kuartal II 2025. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa dorongan tersebut kemungkinan hanya akan bersifat jangka pendek.

"Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya kepada KabarBursa.com, Selasa, 29 April 2025.

Hendra mencatat bahwa hingga tanggal 25 April 2025, IHSG masih mengalami penurunan sebesar 5,66 persen secara year-to-date (ytd). IHSG juga berada di posisi keempat dari enam indeks utama di kawasan ASEAN, serta menempati urutan kesembilan dari 13 indeks di Asia Pasifik.

Menurut dia, beberapa faktor eksternal masih membebani performa IHSG, seperti memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, melambatnya ekonomi global, serta ketidakpastian pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Ia juga menambahkan bahwa, "Serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar," katanya.

Meski menghadapi tantangan dari luar negeri, Hendra menilai musim dividen kali ini tidak hanya berfungsi sebagai penghibur sementara di tengah tekanan pasar, tetapi juga bisa menjadi awal dari pemulihan IHSG yang lebih solid dan berkelanjutan.

Ia menekankan pentingnya memperhatikan rotasi sektor setelah periode dividen berakhir. Menurutnya, sektor energi menjadi salah satu yang patut diperhatikan karena telah mencatatkan kenaikan 1,30 persen pada perdagangan 28 April 2025, dan diperkirakan tetap menarik seiring stabilnya harga komoditas energi seperti minyak dan gas.

"Sektor perbankan besar berpotensi kembali menjadi motor penggerak utama, didukung stabilisasi pasar keuangan domestik. Sementara itu, sektor konsumer primer dan kesehatan, yang cenderung defensif terhadap ketidakpastian global, diprediksi menjadi tujuan utama akumulasi selanjutnya," terangnya.

Selain itu, sektor konstruksi dan infrastruktur juga mulai menarik perhatian pasar, sejalan dengan harapan terhadap stimulus besar dari pemerintahan baru yang bertujuan mempercepat pembangunan nasional.

Selain sentimen dari musim dividen, sorotan pelaku pasar juga tertuju pada langkah Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang sedang menjajaki peran sebagai penyedia likuiditas di pasar modal.

"Kehadiran Danantara dinilai Bursa Efek Indonesia dapat memperkuat likuiditas dan stabilitas pasar, seiring rencana Danantara untuk mengalokasikan sebagian dana dividen BUMN ke investasi di saham," jelasnya.

Hendra menambahkan bahwa meskipun Danantara tidak diwajibkan memiliki izin formal sebagai liquidity provider, keberadaannya tetap dapat menjadi faktor pendukung penting bagi pasar domestik. (*)