Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Ditutup Menguat Tipis, BBCA Catat Transaksi Tertinggi

Adapun volume perdagangan pada penutupan sore ini mencapai 20,129 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11.874 triliun.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 May 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Yunila Wati
IHSG Ditutup Menguat Tipis, BBCA Catat Transaksi Tertinggi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat sebesar 0,72 persen atau naik 48 poin ke level 6.815 pada perdagangan Jumat, 2 Mei 2025.

Mengutip data perdagangan RTI Business, IHSG bergerak fluktuatif di rentang 6.765 hingga 6.818. Seiring menghijaunya indeks, sebanyak 315 saham menguat, 306 saham melemah, dan 187 saham stagnan. 

Adapun volume perdagangan pada penutupan sore ini mencapai 20,129 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11.874  triliun.

Sementara itu mengutip Stockbit, pada kategori top value, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan nilai transaksi tertinggi sebesar Rp818,96 miliar. 

Mengikuti  di belakang BBCA, terdapat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan transaksi Rp813,30 miliar. 

Bank-bank pelat merah juga tak ketinggalan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masing-masing mencatatkan nilai transaksi Rp788,15 miliar dan Rp704,43 miliar. 

Sedangkan emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), berada di posisi kelima dengan nilai transaksi Rp340,56 miliar.

Adapun saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi jawara dalam hal Top volume dengan transaksi mencapai 2,58 miliar lembar saham. 

Disusul oleh PT Darma Henwa Tbk. (DEWA), Bumi Resources Tbk. (BUMI), Sentul City Tbk. (BKSL), serta pendatang baru PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) yang masing-masing mencatat volume antara ratusan juta hingga miliaran lembar saham.

Berdasarkan kategori sektoral, sektor infrastruktur mengalami penguatan tertinggi dengan kenaikan sebesar +1,52 persen, diikuti sektor industri dasar (basic industry) sebesar +1,60 persen dan sektor keuangan sebesar +0,68 persen. 

Sektor kesehatan juga mencatat penguatan sebesar +1,12 persen. Di sisi lain, sektor teknologi dan transportasi mengalami koreksi masing-masing -0,24 persen dan -0,25 persen , sementara sektor non-cyclical turun cukup signifikan sebesar -0,81 persen.

Sebelumnya, IHSG diprediksi masih akan melanjutkan penguatan terbatas pada perdagangan Jumat, 2 Mei 2025. Analisis teknikal dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menunjukkan bahwa posisi IHSG saat ini berada di akhir wave [a] dari wave B, yang berarti pasar perlu waspada akan potensi pembalikan arah.

“IHSG menguat 0,26 persen ke 6.766 disertai oleh peningkatan volume pembelian. Kami masih memperkirakan, posisi IHSG sedang berada di akhir wave [a] dari wave B, sehingga penguatan IHSG akan relatif terbatas,” kata Herditya dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Mei 2025.

Ia memproyeksikan area penguatan indeks akan menguji level 6.785–6.840. Namun, pasar harus mencermati risiko pembalikan arah menuju wave [b] yang bisa membawa IHSG turun ke kisaran 6.364–6.618. 

“Support kami perkirakan di level 6.708 dan 6.585, sementara resistance ada di 6.818 dan 6.877,” jelas Herditya.

IHSG Naik 2,32 Persen: Bursa Global Kompak Menguat, Sentimen Pasar Membaik?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan sepekan ini menunjukkan penguatan signifikan sebesar 2,32 persen dan ditutup pada level 6.815,73, menguat 154,33 poin. 

Kenaikan ini menandakan sentimen positif yang mulai mendominasi pasar domestik, didukung oleh perbaikan iklim perdagangan global dan respons positif investor terhadap sejumlah katalis ekonomi dan kebijakan moneter. Kinerja indeks ini mencerminkan pemulihan yang solid setelah periode konsolidasi dalam beberapa pekan terakhir.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan. Sumber: Stockbit
Indeks saham unggulan LQ45 juga mengikuti arah yang sama, ditutup menguat 1,80 persen di level 762,74, menunjukkan rotasi likuiditas menuju saham-saham berkapitalisasi besar. 

Hal yang serupa terjadi pada IDX30 yang naik 1,84 persen ke level 396,68, dan indeks berkelanjutan Sri-Kehati yang melonjak 2,12 persen ke level 355,00, menegaskan bahwa minat terhadap saham berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) turut meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran investor terhadap investasi berkelanjutan.

Sinyal positif tidak hanya datang dari pasar dalam negeri, tetapi juga dari bursa global. Bursa saham Asia dan dunia kompak menghijau, dipimpin oleh lonjakan indeks Nikkei 225 Jepang sebesar 3,63 persen ke posisi 36.889,43, mencerminkan pemulihan permintaan dalam negeri dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari Bank of Japan. 

Indeks Hang Seng Hong Kong juga naik 1,88 persen ke level 22.494,50, mengindikasikan sentimen risk-on kembali muncul di tengah perbaikan prospek ekonomi Tiongkok dan sinyal redanya ketegangan dagang dengan Amerika Serikat.

Di kawasan Eropa, indeks DAX Jerman melonjak 3,41 persen ke level 22.851,64, menjadi salah satu penguatan tertinggi di antara bursa global. Ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi zona euro setelah rilis data manufaktur yang menunjukkan ekspansi. 

Di Amerika Serikat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turut menguat 2,27 persen ke 40.777,15, sementara indeks teknologi S&P 500 melesat 2,47 persen ke level 5.601,80, menandakan solidnya dukungan terhadap sektor-sektor defensif dan teknologi besar. 

Kinerja impresif pasar AS didorong oleh rilis data ketenagakerjaan yang seimbang, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada kuartal III 2025.

Indeks saham di Korea Selatan, KOSPI, mencatat kenaikan moderat sebesar 0,36 persen ke level 2.558,84, sementara SSE Composite Index di Tiongkok naik 0,45 persen ke 3.280,22, menunjukkan bahwa meskipun laju kenaikan belum setinggi pasar negara maju, tren optimisme tetap merata di seluruh Asia.

Kenaikan IHSG dan mayoritas bursa global ini mengindikasikan bahwa investor mulai kembali memasuki pasar dengan optimisme baru, setelah tekanan yang sempat muncul akibat ketidakpastian suku bunga global, inflasi tinggi, dan ketegangan geopolitik. 

Saat ini, fokus pasar mulai bergeser pada prospek stimulus, perbaikan fundamental emiten, serta stabilitas makroekonomi yang mulai terlihat dari berbagai indikator global.

Dengan latar belakang penguatan bursa secara luas, pelaku pasar domestik disarankan untuk tetap mencermati katalis utama seperti laporan keuangan kuartal II/2025, arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia, dan perkembangan hubungan dagang global. 

Indeks-indeks utama yang mencatat penguatan menjadi sinyal bahwa peluang untuk rotasi sektor dan penguatan lanjutan IHSG masih terbuka dalam waktu dekat.(*)