Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Global Mengkilap, Stabil di Pegadaian: Beli?

Harga emas berjangka untuk kontrak bulan Juni 2025 (kode GCM5) tercatat mengalami lonjakan signifikan dalam perdagangan terbaru.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 May 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Harga Emas Global Mengkilap, Stabil di Pegadaian: Beli? Ilustrasi pergerakan harga emas. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - Harga emas dunia pada Jumat, 2 Mei 2025 menunjukkan penguatan setelah mengalami pelemahan selama dua pekan berturut-turut. Kenaikan ini menjadi respons pasar terhadap kondisi global yang masih dibayangi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, meskipun terdapat sinyal meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. 

Di pasar internasional, harga emas spot naik 0,5 persen menjadi USD3.256,51 per ons troy, sementara emas berjangka AS melonjak 1,3 persen ke USD 3.265,10 per ons troy. 

Momentum ini menjadi indikasi kuat bahwa investor global kembali meningkatkan eksposur terhadap emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah potensi perlambatan ekonomi dan volatilitas pasar keuangan.

Sementara itu, di pasar domestik Indonesia, pergerakan harga emas masih menunjukkan dinamika yang stabil dengan sedikit tekanan di sisi harga jual. 

Menurut data dari Lakuemas, pada 1 Mei 2025 harga beli kembali (buyback) emas Antam berada di Rp1.797.000 per gram, sedangkan harga jual tercatat Rp1.753.000 per gram. 

Ini menandai penurunan sekitar Rp6.000 dibandingkan hari sebelumnya, meskipun secara keseluruhan permintaan emas di pasar Indonesia tetap tinggi, didorong oleh persepsi sebagai aset perlindungan nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan pasar saham.

Harga rata-rata emas di Indonesia selama bulan April 2025 juga menunjukkan kestabilan yang cukup kuat. Data dari Exchange Rates menyebutkan bahwa harga emas domestik selama periode tersebut berada di kisaran Rp54.146.930 per ons troy, yang mencerminkan kecenderungan investor lokal untuk tetap bertahan pada instrumen logam mulia meskipun terjadi fluktuasi harga secara global.

Menilik harga emas di Pegadaian, per 2 Mei 2025 pukul 13:52 WIB, daftar harga mencerminkan tren yang relatif stabil dengan variasi berdasarkan merek dan ukuran. Untuk emas Antam, harga per 0,5 gram mencapai Rp1.057.000, sementara untuk ukuran 1 gram dijual seharga Rp2.010.000. 

Emas Antam ukuran 5 gram dipasarkan di harga Rp9.813.000, dan ukuran 10 gram dibanderol Rp19.567.000. Untuk varian ukuran besar, emas Antam 25 gram dihargai Rp48.789.000.

Selain emas Antam, Pegadaian juga menyediakan emas dari brand lain. Emas UBS 1 gram dijual seharga Rp1.958.000, sedangkan Galeri24 1 gram ditawarkan pada Rp1.928.000. Masing-masing harga menunjukkan perbedaan yang mencerminkan variasi sertifikasi dan tingkat popularitas produk di pasar ritel domestik.

Kendati harga emas Antam sedikit terkoreksi, permintaan investor ritel tetap kuat. Hal ini disebabkan karena emas tetap dianggap sebagai aset penyimpan nilai yang stabil, terutama saat pasar saham dan obligasi global mengalami fluktuasi. 

Pergerakan harga emas di Pegadaian, Jumat, 2 Mei 2025.
Dalam kondisi ekonomi yang rentan terhadap ketegangan geopolitik dan pergeseran kebijakan moneter global, logam mulia seperti emas terus menjadi pilihan favorit investor yang mencari perlindungan nilai dan kestabilan portofolio.

Sebagai kesimpulan, kenaikan harga emas global pada 2 Mei 2025 menjadi katalis penting bagi pergerakan harga di pasar domestik. Walaupun harga jual lokal sempat turun tipis, minat terhadap emas masih tinggi. 

Investor disarankan untuk tetap memantau dinamika harga dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti kebijakan bank sentral, nilai tukar dolar AS, serta kondisi geopolitik dalam mengambil keputusan investasi pada logam mulia.

Optimisme Pasar Mulai Menguat?

Harga emas berjangka untuk kontrak bulan Juni 2025 (kode GCM5) tercatat mengalami lonjakan signifikan dalam perdagangan terbaru. Mengacu pada data real-time CFD, harga emas melonjak sebesar USD51,39 atau 1,59 persen ke level USD3.273,59 per ons troy. 

Kenaikan ini menjadi sinyal kuat bahwa permintaan terhadap logam mulia kembali menguat, seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia.

Lonjakan harga emas ini tidak hanya mencerminkan reaksi pasar terhadap data ekonomi makro, tetapi juga mengindikasikan bahwa emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang dipercaya di tengah tekanan geopolitik dan pasar finansial yang bergejolak. 

Pergerakan harga emas yang menguat ini terjadi di tengah mulai meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, namun kekhawatiran investor belum sepenuhnya reda. 

Imbal hasil obligasi yang masih fluktuatif, serta proyeksi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed di semester kedua 2025, turut memberikan dorongan bagi investor untuk kembali memperkuat eksposur mereka terhadap emas.

Secara teknikal, harga emas saat ini telah menembus level resistance jangka pendek yang sebelumnya berada di kisaran USD3.250. 

Jika tren kenaikan ini terus berlanjut dengan volume perdagangan yang menguat, maka level resistance berikutnya di kisaran USD3.300–3.320 per ons troy akan menjadi target realistis dalam jangka pendek. 

Di sisi lain, support kuat saat ini terbentuk di area USD3.200, yang menjadi batas psikologis penting bagi pelaku pasar.

Faktor fundamental lain yang mendukung kenaikan harga emas adalah ekspektasi inflasi yang masih tinggi di sejumlah negara maju, serta meningkatnya ketegangan geopolitik di beberapa kawasan dunia. 

Kombinasi antara ketidakpastian makroekonomi dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter membuat emas kembali menjadi primadona sebagai aset safe haven.

Para investor besar, termasuk institusi keuangan global, diperkirakan akan terus mengalihkan sebagian portofolionya ke emas hingga terdapat kepastian arah kebijakan suku bunga, terutama dari Federal Reserve. 

Selain itu, data pembelian emas oleh bank sentral dari negara-negara berkembang juga menunjukkan tren yang masih positif, yang turut memperkuat dasar permintaan fisik emas di pasar global.

Dengan harga emas yang kembali menunjukkan momentum bullish, pelaku pasar disarankan untuk memantau level teknikal kunci dan memperhatikan perkembangan fundamental global yang dapat memengaruhi arah pergerakan emas ke depan. 

Kenaikan sebesar 1,59 persen dalam satu sesi perdagangan merupakan indikasi bahwa pasar mulai bergerak responsif terhadap kombinasi sentimen teknikal dan makro yang mendukung logam mulia sebagai aset pelindung nilai utama tahun ini.(*)