KABARBURSA.COM - Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) kembali mencuri perhatian investor menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 2 Juni 2025.
Salah satu agenda strategis yang diusulkan adalah rencana kuasi reorganisasi, langkah korporasi yang bertujuan untuk menghapuskan akumulasi defisit masa lalu dalam laporan keuangan perusahaan.
Kebijakan ini dinilai penting karena akan memberikan ruang baru bagi BUMI untuk menata kembali struktur keuangannya dan menjalankan bisnis dengan fondasi yang lebih sehat.
Rencana kuasi reorganisasi ini akan menggunakan posisi laporan keuangan per 31 Desember 2024 sebagai dasar. Dengan dihapuskannya rugi akumulasi, BUMI dapat melangkah lebih ringan secara finansial, tanpa bayang-bayang kerugian masa lalu.
Manajemen menyatakan bahwa langkah ini merupakan strategi penting demi kelangsungan usaha jangka panjang dan mencerminkan komitmen untuk memperkuat fundamental keuangan perseroan. Secara psikologis, langkah ini juga dapat menjadi pemicu kepercayaan pasar terhadap prospek saham BUMI ke depan.
Dari sisi teknikal, BUMI menunjukkan pola early bullish setup pada grafik perdagangan satu jam terakhir. Harga saham saat ini bergerak dalam fase konsolidasi di kisaran Rp107 hingga Rp112.
Jika harga mampu menembus resistance kuat di level Rp112 dengan dukungan volume transaksi yang tinggi, maka peluang untuk melanjutkan tren naik akan terbuka lebar. Area ini menjadi titik krusial yang akan menentukan arah pergerakan harga berikutnya.
Selain itu, volume perdagangan menunjukkan adanya akumulasi perlahan, yang menjadi sinyal awal bahwa pelaku pasar mulai masuk secara bertahap. Meski begitu, breakout yang valid tetap dibutuhkan untuk mengonfirmasi perubahan tren secara keseluruhan.
Secara strategi, investor dapat mempertimbangkan dua pendekatan: melakukan speculative buy jika harga breakout valid di atas Rp112, atau mengambil posisi buy on support apabila terjadi koreksi ke kisaran Rp107–Rp108.
Target harga jangka pendek berada pada level Rp120 dan Rp128, dengan level stop loss disarankan di Rp106 dan Rp102 sebagai langkah antisipasi terhadap volatilitas pasar.
Secara keseluruhan, kombinasi antara sentimen positif dari kuasi reorganisasi dan konfigurasi teknikal yang mengindikasikan awal dari potensi tren naik menjadikan saham BUMI layak untuk dicermati. Meski sifatnya masih spekulatif dan belum memasuki fase breakout penuh, namun ruang kenaikan tetap terbuka apabila momentum pasar mendukung.
Investor tetap perlu memperhatikan risiko dan menjaga manajemen posisi dengan ketat, mengingat sifat fluktuatif dari saham-saham di sektor tambang. Dengan pendekatan disiplin dan data teknikal yang terus diperbarui, BUMI dapat menjadi salah satu saham dengan potensi pergerakan menarik dalam jangka pendek hingga menengah.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) kembali menjadi sorotan investor karena rencana kuasi reorganisasi yang berpotensi mengubah struktur laporan keuangan secara signifikan. Namun di balik sentimen positif tersebut, investor perlu mencermati secara jeli bagaimana kondisi fundamental BUMI terkini.
Mengutip data Stockbit Jumat, 2 Mei 2025, saham ini memperlihatkan profil keuangan yang kompleks: valuasi terlihat sangat tinggi, profitabilitas rendah, tetapi memiliki potensi pemulihan jika dikelola secara efisien.
Dari sisi valuasi, saham BUMI saat ini tergolong mahal berdasarkan metrik Price to Earnings Ratio. PE Ratio trailing twelve months (TTM) berada di angka 146,64, jauh di atas rata-rata IHSG yang berada di kisaran 8,21.
Bahkan PE Ratio tahunan yang sudah diannualisasi masih tinggi di angka 35,57, menunjukkan bahwa harga saham saat ini mencerminkan ekspektasi yang sangat tinggi terhadap pendapatan masa depan.
Earnings yield pun hanya 0,68 persen, angka yang sangat rendah dan mengindikasikan bahwa investor membayar harga mahal untuk setiap unit pendapatan yang dihasilkan perusahaan.
Secara price-to-book value (PBV), saham BUMI diperdagangkan di level 1,54x, yang masih bisa dikatakan wajar untuk sektor komoditas, namun Price to Cash Flow dan Price to Free Cash Flow masing-masing berada di 86,38x dan 188,50x, menandakan tekanan berat dari sisi arus kas.
Laba bersih BUMI selama empat kuartal terakhir tercatat hanya Rp284 miliar, meskipun pendapatan total TTM masih berada di level Rp22,39 triliun. Net profit margin hanya 5,12 persen, sementara Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) sangat rendah, masing-masing hanya 0,42 persen dan 1,05 persen.
Angka-angka ini mencerminkan profitabilitas yang sangat tipis dan penggunaan aset serta modal yang belum optimal.
Dari sisi neraca, BUMI memiliki total aset sebesar Rp67,25 triliun, dengan ekuitas sebesar Rp26,96 triliun, dan total liabilitas sebesar Rp19,31 triliun. Struktur utang masih cukup terkendali dengan Debt to Equity Ratio sebesar 0,35x, dan long-term debt to equity hanya 0,22x.
Namun posisi kas hanya Rp615 miliar, dengan net debt mencapai Rp8,17 triliun, menandakan tekanan dari sisi likuiditas. Rasio lancar (current ratio) hanya 1,04, cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendek, namun belum sepenuhnya aman dalam kondisi pasar yang volatil.
BUMI juga memiliki Altman Z-Score sebesar 0,99, berada di bawah ambang batas sehat (2,0), yang berarti perusahaan berisiko tinggi mengalami tekanan keuangan dalam jangka menengah.
Dari sisi operasional, cash conversion cycle negatif (-29,91) menandakan efisiensi operasional yang cukup baik, terutama dalam hal pengelolaan utang usaha dan piutang.
Performa harga saham menunjukkan volatilitas yang tinggi. Dalam tiga bulan terakhir, harga turun 5,08 persen, namun dalam satu bulan naik 20,43 persen, dan selama satu tahun naik 14,29 persen.
Kinerja dalam 3 tahun dan 5 tahun terakhir masing-masing tumbuh 100 persen dan 124 persen, menandakan bahwa saham ini memiliki daya tarik spekulatif bagi investor jangka panjang, meskipun dengan risiko besar.
Dengan PE Ratio yang sangat tinggi dan cash flow negatif, saham BUMI masih menghadapi tantangan fundamental yang nyata. Namun, jika kuasi reorganisasi berhasil memperbaiki struktur keuangan dan sentimen pasar batu bara kembali positif, saham ini memiliki potensi teknikal untuk bergerak lebih tinggi.
Investor tetap disarankan berhati-hati, mengingat valuasi saat ini tidak mencerminkan kekuatan laba bersih yang memadai.
Secara keseluruhan, BUMI saat ini berada di persimpangan antara potensi pemulihan struktural melalui aksi korporasi dan tekanan fundamental yang masih nyata. Saham ini cocok bagi investor dengan toleransi risiko tinggi yang memahami karakteristik spekulatif dan volatil dari saham komoditas siklikal.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.