KABARBURSA.COM - Produsen beras premium merek dagang Topi Koki, PT Buyung Poetra Sembada Tbk atau dalam kode saham HOKI merilis laporan kinerja keuangan kuartal I 2025 dengan penjualan bersih Rp365,3 miliar.
Hal ini disampaikan oleh Direktur HOKI, Budiman Susilo yang membeberkan perusahaannya mengalami kenaikan pendapatan sebesar 56,3 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Namun secara tahunan (YoY), penjualan tercatat turun 27,0 persen akibat tingginya basis penjualan pada kuartal I 2024 yang dipicu oleh ketersediaan stok yang lebih rendah tahun lalu.
"Lonjakan kinerja kuartalan ini ditopang oleh pemulihan bisnis inti, terutama dari penjualan beras melalui PT Buyung Poetra Sembada (BPS) serta produk beras sehat alternatif melalui anak usaha PT Hoki Distribusi Niaga (HDN)," kata Budiman melalui keterangan resminya yang diterima KabarBursa.com pada Kamis. 1 Mei 2025.
Ia menegaskan sorotan menarik datang dari lini produk beras sehat seperti Dailymeal dan Hokairi Rice (Japonica) yang mencatat lonjakan signifikan hingga 321 persen YoY.
Penerimaan pasar terhadap beras sehat seperti Nasi Jagung, Nasi Singkong, dan Beras Merah semakin meluas, didorong oleh keunggulan seperti indeks glikemik rendah, kandungan serat tinggi, serta kesesuaian dengan pola diet sehat.
Dari segmen penjualan beras melalui BPS dan HDN, HOKI meraup Rp391,4 miliar dengan kontribusi laba bersih sebesar Rp2,2 miliar pada kuartal I 2025. Sementara itu, segmen penyewaan pembangkit listrik menyumbang laba bersih tambahan Rp1,8 miliar, menegaskan bahwa seluruh lini operasi HOKI tetap berjalan sehat.
HOKI saat ini tengah menjalankan strategi transformasi jangka panjang menjadi perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG). Salah satu langkah konkret adalah pembangunan pabrik beras sehat Dailymeal di Jawa Tengah melalui anak usaha HDN, PT Koki Sehat Sejahtera (KSS), yang ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2025.
Budiman menyatakan bahwa perusahaan tetap percaya diri dengan langkah strategis yang tengah ditempuh.
“Tahun ini Perseroan akan terus mendorong kinerja melalui perbaikan margin dari produk-produk bernilai tambah lebih, diversifikasi produk, serta penambahan channel-channel distribusi yang baru yang akan membuat produk kami semakin mudah dijangkau di seluruh Indonesia," kata Budiman.
Ia menjelaskan seiring dengan upaya peningkatan brand awareness, khususnya untuk lini produk beras sehat, penambahan channel-channel distribusi tersebut diharapkan dapat memperkuat penetrasi pasar secara lebih efektif.
Ia menambahkan bahwa HOKI akan terus fokus mengembangkan produk-produk beras sehat dan praktis, termasuk Nasi Jagung, Nasi Singkong, dan Beras Merah, serta Hokairi Rice yang didistribusikan oleh HDN.
“Awal 2025 ini, kami telah meluncurkan Porang Cassava dengan harga kompetitif dan sesuai dengan gaya hidup sehat. Ke depan, kami akan terus mengembangkan produk beras sehat lainnya sebagai fokus utama,“ sambung dia.
PT Buyung Poetra Sembada Tbk didirikan pada 2003 sebagai pengembangan dari Toko Buyung Palembang yang telah beroperasi sejak 1977. HOKI memproduksi dan mendistribusikan beras premium dengan berbagai merek seperti HOK-1, Setra Ramos, Rumah Limas, BPS, dan Super Belida (beras pera). Perseroan juga memproduksi beras private brand untuk ritel besar seperti Indomaret dan Alfamart.
Selain fokus pada pasar tradisional dan modern, HOKI juga aktif di online marketplace dan memiliki fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat, serta Cipinang, Jakarta Timur dengan kapasitas 55 ton per jam. Sejak IPO pada 2017, HOKI telah bertransformasi dengan menambah lini bisnis energi terbarukan dan FMCG, serta mendirikan PT Hoki Investasi Sejati (HIS) untuk memperluas portofolio investasi di perusahaan terbuka.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu. 30 April 2025 harga saham HOKI turun 1.05 persen atau 1 poin ke Rp94 per lembar saham.
Dilansir dari laporan keuangannya di Stockbit, Perusahaan yang bergerak di sektor produsen beras ini membukukan rugi bersih sebesar Rp44 miliar dalam 12 bulan terakhir (TTM), berbalik dari laba pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan terkini, HOKI mencatat pendapatan sebesar Rp1,16 triliun dengan gross profit margin yang sangat tipis di level 8,9 persen, dan bahkan mencatat net profit margin negatif 3,8 persen.
Secara valuasi, saham HOKI memiliki price-to-book value (PBV) sebesar 1,49 kali dan price-to-sales ratio sebesar 0,78 kali. Namun, indikator price-to-earnings ratio (PER) negatif (20,49 TTM), mencerminkan kinerja bottom-line yang masih negatif.
Dari sisi solvabilitas, HOKI mencatat debt-to-equity ratio sebesar 0,64 kali dan current ratio 1,86 kali, menandakan posisi likuiditas yang cukup baik meski leverage masih perlu diperhatikan. Namun, return on equity (ROE) yang minus 7,27 persen dan return on assets (ROA) minus 4,53 persen memperlihatkan efektivitas manajemen aset yang belum optimal.
Menariknya, meskipun kinerja laba negatif, HOKI tetap mempertahankan dividen Rp1,00 per saham dengan yield sebesar 1,06 persen. Dividen terakhir dijadwalkan ex-date pada 4 Juli 2024 dan dibayarkan pada 26 Juli 2024. Namun, payout ratio tercatat minus karena rugi bersih yang membesar, menandakan bahwa dividen lebih banyak diambil dari ekuitas daripada dari laba berjalan.
Jika dilihat dari valuasi PBV sebesar 1,49 kali, saham HOKI berada sedikit di atas valuasi rata-rata sektor pangan yang biasanya berkisar di 1 sampai 1,2 kali. Namun, PER negatif dan PEG ratio yang tidak tersedia menunjukkan bahwa harga saham belum mencerminkan kinerja fundamental yang sehat. Dengan return harga dalam 1 tahun yang turun drastis 36,05 persen dan dalam 5 tahun mencapai 46,29 persen, saham ini jelas sedang dalam tren penurunan jangka panjang.
Piotroski F-Score yang hanya 1 dari 9 poin juga menandakan kualitas fundamental yang lemah. Sementara itu, Altman Z-Score berada di angka 2,13, masih dalam zona grey atau waspada dari potensi masalah keuangan di masa depan.
Bagi investor yang fokus pada dividen, HOKI masih memberikan return tunai, namun keberlanjutan dividen patut dipertanyakan jika kinerja rugi terus berlanjut. Dari sisi valuasi, meskipun terlihat murah secara price-to-sales dan price-to-book, risiko kerugian yang berkelanjutan membuat saham ini lebih cocok untuk investor berisiko tinggi yang berspekulasi pada potensi turnaround jangka panjang.
Bagi investor konservatif, saat ini saham HOKI belum ideal untuk dikoleksi secara agresif sebelum ada sinyal perbaikan kinerja yang signifikan.
Di tengah upaya transformasi menuju segmen fast-moving consumer goods (FMCG) dan pengembangan lini beras sehat, saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menghadirkan peluang sekaligus risiko yang patut dicermati investor. Meski mencatat kinerja kuartalan yang positif, secara tahunan HOKI masih membukukan kerugian dan mencatat tren penurunan harga saham hingga 36% dalam setahun terakhir.
Bagi investor bertipe agresif dan spekulatif, HOKI bisa menjadi opsi spekulatif buy. Dengan strategi ekspansi pabrik baru, diversifikasi produk sehat, serta potensi rebound jika transformasi berjalan mulus, saham ini dapat dikoleksi secara terbatas. Namun, penting diingat bahwa profil risiko saham ini tergolong tinggi, sehingga hanya cocok untuk investor dengan toleransi risiko besar dan horizon jangka panjang.
Sementara itu, bagi investor yang fokus pada dividen, disarankan untuk bersikap hati-hati. Meski HOKI masih menyalurkan dividen Rp1 per saham, kondisi keuangan yang merugi menyebabkan keberlanjutan dividen ke depan diragukan. Dividen yang diambil dari ekuitas bukan laba berjalan menunjukkan bahwa investor dividen sebaiknya menahan diri hingga kinerja membaik.
Sedangkan untuk investor konservatif, HOKI saat ini belum masuk dalam kategori layak koleksi. Dengan bottom-line yang masih negatif, rasio profitabilitas yang rendah, dan belum terlihat sinyal pembalikan tren fundamental, investor berhati-hati disarankan untuk wait and see.
HOKI baru layak dilirik kembali apabila menunjukkan peningkatan laba bersih yang konsisten dan efisiensi operasional yang berkelanjutan dalam beberapa kuartal mendatang.
Saham HOKI mencerminkan perusahaan dengan potensi transformasi jangka panjang, terutama lewat ekspansi beras sehat dan fokus FMCG. Namun, saat ini fundamental masih lemah, dengan rugi bersih tahunan, margin tipis, dan tren harga saham yang terus menurun.
Rekomendasi utama: Tunggu perbaikan nyata pada laba bersih dan margin sebelum masuk agresif. Cocok hanya bagi investor dengan toleransi risiko tinggi dan horizon jangka panjang. (*)