Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Laba CPIN Melejit di Kuartal I 2025, Begini Valuasinya

Laba CPIN melonjak 60 persen pada 2024, didorong pemulihan segmen broiler dan DOC. Saham merespons positif dengan kenaikan tajam.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 30 April 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
Laba CPIN Melejit di Kuartal I 2025, Begini Valuasinya Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membukukan lonjakan laba bersih sebesar 60 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp3,7 triliun sepanjang 2024, melampaui ekspektasi konsensus analis. Capaian ini ditopang oleh pemulihan signifikan di segmen ayam pedaging (broiler) dan anak ayam umur sehari (DOC), serta solidnya kontribusi dari segmen pakan ternak (feed).

Pada kuartal IV 2024, CPIN mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun, melonjak 114 persen dibanding kuartal sebelumnya dan berbalik dari rugi Rp357 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini mencerminkan 115 persen dari proyeksi konsensus analis dan 98 persen dari estimasi internal Stockbit.

“Kami menilai kinerja kuartal IV-2024 sangat baik, utamanya ditopang perbaikan segmen broiler dan tetap kuatnya kontribusi dari feed,” ujar Reynaldo Mulya, Investment Analyst di Stockbit.

Segmen broiler mencatatkan laba usaha tertinggi sepanjang sejarah perseroan pada kuartal IV 2024, yakni sebesar Rp1,1 triliun, setelah mencatatkan kerugian pada kuartal sebelumnya. Secara tahunan, laba usaha segmen ini mencapai Rp2 triliun, berbalik dari kerugian yang dialami sejak 2021 hingga 2023.

Pemulihan ini ditopang oleh kenaikan harga rata-rata ayam pedaging menjadi Rp20.200 per kg pada kuartal IV 2024, naik 10 persen secara kuartalan maupun tahunan. Sepanjang tahun 2024, harga rata-rata broiler juga meningkat ke level Rp20.000 per kg dibanding Rp19.400 per kg pada 2023.

Sementara itu, segmen DOC membukukan laba usaha sebesar Rp157 miliar pada kuartal IV 2024, naik 137 persen dari kuartal sebelumnya. Harga rata-rata DOC naik 14 persen qoq menjadi Rp6.144 per ekor. Akumulasi laba usaha segmen ini pada 2024 mencapai Rp461 miliar, berbalik dari rugi Rp302 miliar pada 2023.

Segmen feed terus menunjukkan kinerja solid dengan laba usaha Rp1,2 triliun pada kuartal IV 2024, tumbuh 41 persen secara kuartalan dan 6 persen secara tahunan. Margin laba usaha meningkat menjadi 9,7 persen, naik 117 basis poin dibanding kuartal sebelumnya dan 279 bps dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan margin terjadi di tengah kenaikan harga rata-rata jagung sebesar 5 persen qoq menjadi Rp4.762 per kg, sementara harga bungkil kedelai (soybean meal) tercatat stabil sepanjang periode.

Segmen ayam olahan atau processed chicken juga menunjukkan pemulihan. Setelah mencatatkan kerugian beruntun sejak kuartal IV 2023, segmen ini berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp88 miliar pada kuartal IV 2024, melonjak 547 persen dibanding kuartal sebelumnya.

Kerugian segmen processed chicken pun menyempit menjadi Rp82 miliar sepanjang 2024, dari rugi Rp170 miliar pada sembilan bulan pertama tahun tersebut. Sebagai perbandingan, pada 2023, segmen ini masih mencatat laba usaha Rp580 miliar.

CPIN menjadi salah satu emiten sektor poultry yang mampu menunjukkan pemulihan fundamental signifikan di tengah tantangan volatilitas harga bahan baku dan harga jual ternak. Kinerja impresif CPIN juga sejalan dengan tren perbaikan yang sebelumnya dicatatkan oleh Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), mengindikasikan fase pemulihan industri peternakan nasional. 

Saham CPIN Melonjak 6,53 Persen, Valuasi Masih Menarik 

Saham CPIN ditutup menguat 6,53 persen ke level Rp4.730 pada perdagangan Rabu, 30 April 2025, mencatat kenaikan harian sebesar Rp290. Kenaikan ini terjadi seiring publikasi laporan keuangan tahunan 2024 yang menunjukkan lonjakan laba bersih 60 persen secara tahunan.

Volume perdagangan saham CPIN mencapai 9,83 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian 6,14 juta saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp45,4 miliar, dengan pembelian oleh investor domestik mendominasi sebesar Rp41,4 miliar, berbanding penjualan sebesar Rp18,7 miliar.

Secara teknikal, CPIN menyentuh level tertinggi harian di Rp4.730, yang juga menjadi harga penutupan. Level ini masih jauh dari batas atas auto rejection (ARA) Rp5.900, memberikan ruang potensi lanjutan penguatan dalam jangka pendek.

Dari sisi valuasi, CPIN diperdagangkan pada price-to-earnings ratio (P/E) tahunan sebesar 12,62 dan trailing P/E sebesar 17,09, masih di atas median IHSG (8,21), namun mencerminkan premium atas kualitas fundamental dan posisi pasar perusahaan. Forward P/E berada di kisaran 17,34, sementara earnings yield sebesar 5,85 persen.

Price-to-sales ratio CPIN tercatat 1,12, dengan price-to-book value 2,44 dan price-to-cashflow (TTM) sebesar 9,02. Rasio valuasi lainnya menunjukkan EV/EBITDA sebesar 9,45 dan EV/EBIT 13,66, mengindikasikan valuasi yang cukup konservatif dibandingkan kompetitor sektoral.

Dari sisi pertumbuhan, rasio PEG (Price/Earnings to Growth) CPIN tercatat sangat rendah di level 0,35, menandakan valuasi yang atraktif terhadap pertumbuhan laba. Bahkan jika dihitung dengan proyeksi 3 tahun, PEG ratio masih berada pada level 24,87, dan forward PEG di kisaran 2,13.

Di sisi profitabilitas, CPIN mencetak EPS (earning per share) tahunan sebesar Rp276,80 dan EPS tahunan tersetahunkan sebesar Rp374,93. Pendapatan per saham (revenue per share) mencapai Rp4.224, sementara free cashflow per saham tercatat Rp524,56 dan kas per saham Rp352,10. (