Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Dibuka Menghijau di Level 6.754

Sektor bahan baku mencuri perhatian karena menjadi penopang tertinggi penyumbang naiknya indeks pagi ini.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 29 April 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Pramirvan Datu
IHSG Dibuka Menghijau di Level 6.754 Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan sesi I pagi ini, Selasa, 29 April 2025, naik 31,84 poin atau 0,47 persen ke level 6.754,81. 

Sejak pembukaan, IHSG bergerak positif dengan rentang perdagangan sempat mencapai level tertinggi di 6.763,89 dan terendah di 6.722,96.

Hingga sesi pagi, tercatat volume transaksi di seluruh pasar mencapai 2,68 juta lot dengan nilai perdagangan Rp193,24 miliar dari 24,42 ribu kali transaksi. Di pasar reguler, aktivitas perdagangan tercatat tetap aktif dengan volume lot dan nilai transaksi yang dominan.

Beberapa saham mencuri perhatian sejak awal sesi. PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) dari sektor energi memimpin daftar top gainers dengan lonjakan harga 15,62 persen ke Rp740. Disusul oleh PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) dari sektor barang konsumen non-siklikal yang menguat 13,69 persen ke Rp191. Selain itu, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dari sektor keuangan turut menguat 11,94 persen ke Rp3.000. Kenaikan signifikan juga dibukukan oleh PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dari sektor keuangan sebesar 10,05 persen ke Rp438, serta PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) dari sektor barang konsumen siklikal yang naik 10,00 persen ke Rp55.

Namun, tidak semua saham bergerak positif. PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dari sektor infrastruktur menjadi top losers dengan penurunan harga 14,95 persen ke Rp330. Disusul oleh PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) dari sektor properti yang melemah 9,59 persen ke Rp132. 

Tekanan jual juga menekan harga PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) dari sektor barang konsumen non-siklikal yang turun 7,55 persen ke Rp147, PT Imago Mulia Persada Tbk (LFLO) dari sektor properti yang melemah 4,55 persen ke Rp147, serta PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) dari sektor transportasi dan logistik yang turun 4,14 persen ke Rp810.

Secara sektoral, hampir semua sektor mendukung penguatan IHSG pagi ini. Sektor bahan baku mencatat kenaikan tertinggi sebesar 0,88 persen, diikuti sektor energi yang naik 0,63 persen dan sektor teknologi yang menguat 0,62 persen. Sektor keuangan juga turut mendorong indeks dengan kenaikan 0,31 persen. Sementara itu, hanya sektor industri yang mencatat koreksi tipis sebesar 0,17 persen.

Penguatan IHSG pagi ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap rilis laporan keuangan kuartal I 2025 serta ekspektasi akan stabilnya kondisi makroekonomi menjelang pertengahan tahun. 

Ada setidaknya 260 saham menguat, 152 saham melemah dan 215 saham stagnan pada perdagangan pagi ini.

Jadi Katalis Positif

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan bakal mendapat dampak positif dari musim pembagian dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah emiten telah mengumumkan jadwal pembagian dividen yang menarik perhatian pasar. 

Menurut pengamat pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, musim dividen bisa menjadi katalis positif untuk IHSG menuju kuartal II 2025. Namun ia memperingatkan bahwa penguatan ini kemungkinan hanya bersifat sementara. 

"Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 29 April 2025.

Hendra mencatat bahwa hingga 25 April 2025 IHSG masih melemah 5,66 persen secara year-to-date (ytd), dan hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di ASEAN, serta kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik. 

Menurutnya, beberapa faktor yang membayangi kinerja IHSG antara lain perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum mereda, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pertumbuhan di China. Selain itu, tingkat suku bunga tinggi di AS yang berpotensi memengaruhi pasar saham domestik.

"Serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar," katanya. 

Meskipun IHSG masih dibayangi tantangan eksternal, Hendra melihat musim dividen tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan. 

Menurut Hendra, rotasi sektor akan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan investor setelah musim dividen berakhir. Beberapa sektor yang diperkirakan akan mencatatkan penguatan antara lain sektor energi, yang sudah mencatat penguatan 1,30 persen pada perdagangan 28 April 2025, sehingga diperkirakan tetap menjadi sektor primadona seiring stabilnya harga minyak dan gas. 

"Sektor perbankan besar berpotensi kembali menjadi motor penggerak utama, didukung stabilisasi pasar keuangan domestik. Sementara itu, sektor konsumer primer dan kesehatan, yang cenderung defensif terhadap ketidakpastian global, diprediksi menjadi tujuan utama akumulasi selanjutnya," terangnya. 

Tidak ketinggalan, lanjut dia, sektor konstruksi dan infrastruktur mulai mendapat perhatian lebih, seiring ekspektasi stimulus besar dari pemerintahan baru yang ingin mempercepat pembangunan nasional.

Selain musim dividen, perhatian pasar domestik kini juga tertuju pada langkah strategis Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang tengah menjajaki peran sebagai penyedia likuiditas di pasar modal.

"Kehadiran Danantara dinilai Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperkuat likuiditas dan stabilitas pasar, seiring rencana Danantara untuk mengalokasikan sebagian dana dividen BUMN ke investasi di saham," jelasnya. 

Hendra melihat meskipun Danantara tidak diwajibkan berizin formal sebagai liquidity provider, mereka dapat menjadi penopang penting pasar domestik. 

Adapun pada perdagangan kemarin, Senin, 28 April 2024, IHSG  ditutup menguat usai mencatat kenaikan sebesar 44,05 poin atau 0,66 persen, berakhir di level 6.722,97.

Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di rentang antara level tertinggi 6.738,35 dan level terendah 6.678,92. 

Aktivitas pasar tercermin dari total volume transaksi sebesar 189,15 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp9,76 triliun. Jumlah transaksi yang tercatat sebanyak 1,19 juta, menunjukkan minat beli yang cukup kuat di pasar saham Indonesia.(*)