KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan bakal mendapat dampak positif dari musim pembagian dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah emiten telah mengumumkan jadwal pembagian dividen yang menarik perhatian pasar.
Menurut pengamat pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, musim dividen bisa menjadi katalis positif untuk IHSG menuju kuartal II 2025. Namun ia memperingatkan bahwa penguatan ini kemungkinan hanya bersifat sementara.
"Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound. Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda," ujarnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 29 April 2025.
Hendra mencatat bahwa hingga 25 April 2025 IHSG masih melemah 5,66 persen secara year-to-date (ytd), dan hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di ASEAN, serta kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik.
Menurutnya, beberapa faktor yang membayangi kinerja IHSG antara lain perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang belum mereda, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian pertumbuhan di China. Selain itu, tingkat suku bunga tinggi di AS yang berpotensi memengaruhi pasar saham domestik.
"Serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar," katanya.
Meskipun IHSG masih dibayangi tantangan eksternal, Hendra melihat musim dividen tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan.
Menurut Hendra, rotasi sektor akan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan investor setelah musim dividen berakhir. Beberapa sektor yang diperkirakan akan mencatatkan penguatan antara lain sektor energi, yang sudah mencatat penguatan 1,30 persen pada perdagangan 28 April 2025, sehingga diperkirakan tetap menjadi sektor primadona seiring stabilnya harga minyak dan gas.
"Sektor perbankan besar berpotensi kembali menjadi motor penggerak utama, didukung stabilisasi pasar keuangan domestik. Sementara itu, sektor konsumer primer dan kesehatan, yang cenderung defensif terhadap ketidakpastian global, diprediksi menjadi tujuan utama akumulasi selanjutnya," terangnya.
Tidak ketinggalan, lanjut dia, sektor konstruksi dan infrastruktur mulai mendapat perhatian lebih, seiring ekspektasi stimulus besar dari pemerintahan baru yang ingin mempercepat pembangunan nasional.
Selain musim dividen, perhatian pasar domestik kini juga tertuju pada langkah strategis Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang tengah menjajaki peran sebagai penyedia likuiditas di pasar modal.
"Kehadiran Danantara dinilai Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperkuat likuiditas dan stabilitas pasar, seiring rencana Danantara untuk mengalokasikan sebagian dana dividen BUMN ke investasi di saham," jelasnya.
Hendra melihat meskipun Danantara tidak diwajibkan berizin formal sebagai liquidity provider, mereka dapat menjadi penopang penting pasar domestik.
Adapun pada perdagangan kemarin, Senin, 28 April 2024, IHSG ditutup menguat usai mencatat kenaikan sebesar 44,05 poin atau 0,66 persen, berakhir di level 6.722,97.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di rentang antara level tertinggi 6.738,35 dan level terendah 6.678,92.
Aktivitas pasar tercermin dari total volume transaksi sebesar 189,15 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp9,76 triliun. Jumlah transaksi yang tercatat sebanyak 1,19 juta, menunjukkan minat beli yang cukup kuat di pasar saham Indonesia.
Proyeksi IHSG Hari ini
Diberitakan sebelumnya, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Selasa, 29 April 2025, setelah ditutup menguat 0,66 persen ke level 6.722 pada sesi sebelumnya. Kenaikan IHSG pada awal pekan ini turut didukung oleh meningkatnya volume pembelian di pasar.
Menurut Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, posisi IHSG saat ini diperkirakan telah berada di akhir fase wave [a] dari wave B dalam pola pergerakan teknikal. Dengan demikian, ruang penguatan pada hari ini diperkirakan relatif terbatas.
Herditya memperkirakan IHSG berpotensi menguji level resistance di kisaran 6.747 hingga 6.784 dalam jangka pendek. Namun, setelah mencapai area tersebut, indeks dinilai akan rawan mengalami koreksi terlebih dahulu sebelum melanjutkan tren berikutnya.
"Dalam skenario koreksi, IHSG diperkirakan akan bergerak menuju area support di rentang 6.333 hingga 6.571. Untuk perdagangan jangka pendek, level support berada di 6.585 dan 6.373, sementara resistance terdekat tercatat di level 6.769 dan 6.877," ujarnya dalam riset harian, Selasa, 29 April 2025.
Secara keseluruhan, meskipun outlook jangka pendek IHSG masih tergolong bullish, investor diimbau untuk tetap mewaspadai potensi pembalikan arah setelah penguatan mencapai area resistance.
Menguatnya IHSG pada perdagangan kemarin tercermin dari kinerja positif sejumlah indikator teknikal. IHSG berhasil mencatat kenaikan sebesar 44,05 poin atau 0,66 persen, berakhir di level 6.722,97. Sepanjang sesi, indeks sempat bergerak di rentang antara level tertinggi 6.738,35 dan level terendah 6.678,92.
Aktivitas perdagangan menunjukkan minat beli yang cukup solid, dengan total volume transaksi mencapai 189,15 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp9,76 triliun. Sebanyak 1,19 juta transaksi tercatat di sepanjang sesi, menandakan partisipasi aktif dari pelaku pasar. (*)