KABARBURSA.COM - Saham PGAS hari ini bergerak stabil di tengah ekspektasi pasar terhadap hasil rapat Komisi XII DPR RI bersama jajaran petinggi sektor energi. Hingga sesi siang, Senin, 28 April 2025, harga saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tercatat bertahan di level Rp1.725 per saham, tanpa mengalami perubahan dibandingkan harga penutupan sebelumnya.
Kondisi ini mencerminkan sikap wait and see investor yang menanti kejelasan arah kebijakan energi nasional, khususnya perihal pasokan gas dan rencana pembangunan infrastruktur LNG. Lalu, bagaimana sebenarnya pergerakan saham PGAS hari ini dan apa yang ditunggu pasar dari rapat DPR tersebut?
Harga Saham PGAS Hari Ini
Hingga pukul 11.59 WIB, saham PGAS tercatat berada di level Rp1.725 per saham, sama dengan harga penutupan perdagangan sebelumnya. Harga yang diambil dari data Perdagangan Stockbit tersebut memperlihatkan dalam sesi pagi hingga menjelang siang, saham ini sempat bergerak di rentang harga terendah Rp1.710 dan tertinggi Rp1.735.
Dari sisi volume transaksi, PGAS membukukan sekitar 191 ribu lot yang berpindah tangan, dengan total nilai transaksi mencapai Rp33,1 miliar. Aktivitas perdagangan yang cukup moderat ini menunjukkan bahwa sebagian besar investor memilih untuk menahan posisi sambil menunggu perkembangan dari sektor energi nasional.
Jika melihat kinerja dalam sepekan terakhir, saham PGAS mengalami kenaikan sekitar 2,68 persen. Dalam kurun waktu tersebut, harga saham meningkat 45 poin, dari sekitar Rp1.680 ke posisi saat ini di Rp1.725. Pergerakan mingguan ini mengindikasikan ada optimisme tipis yang mulai membangun di kalangan pelaku pasar, meskipun volume perdagangan masih tergolong wajar.
Dari sisi teknikal, grafik harian saham PGAS memperlihatkan tren penguatan sejak pertengahan April 2025. Pola higher high dan higher low mulai terbentuk dan memberikan sinyal positif bahwa saham ini berpotensi membentuk uptrend jangka pendek. Namun demikian, saat ini PGAS memasuki fase konsolidasi di area harga atas alias menandakan bahwa pasar masih menunggu katalis baru untuk mendorong pergerakan selanjutnya.
Hari ini, pasar energi dalam negeri menaruh perhatian serius pada agenda Rapat Dengar Pendapat atau RDP Komisi XII DPR RI yang menghadirkan jajaran pejabat kunci, seperti Direktur Utama PGN, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Kepala SKK Migas, dan perwakilan dari PT PLN (Persero). Dalam rapat ini, ada sejumlah topik strategis yang bisa berpotensi besar memengaruhi kinerja dan prospek bisnis PGAS ke depan.
Salah satu pokok pembahasan adalah ketersediaan pasokan gas untuk sektor pembangkit listrik dan industri pupuk nasional. Sebagai perusahaan yang bergerak di distribusi gas bumi, PGAS tentu akan sangat terdampak oleh arah kebijakan ini. Apabila pemerintah berkomitmen memperkuat pasokan gas dalam negeri, termasuk menjaga harga tetap kompetitif, maka prospek bisnis PGAS secara langsung akan mendapat dukungan positif.
Selain itu, rencana pembangunan infrastruktur Liquefied Natural Gas atau LNG untuk mendukung penyediaan tenaga listrik juga menjadi sorotan utama. Infrastruktur LNG yang memadai bukan hanya akan memperluas jaringan distribusi energi nasional, tetapi juga membuka peluang baru bagi PGAS dalam memperbesar volume penjualan gas di berbagai wilayah.
Tak kalah penting, agenda peningkatan lifting migas melalui penataan drilling masyarakat turut dibahas. Jika ada langkah konkret untuk mempercepat produksi migas nasional, maka ketersediaan pasokan gas domestik bisa meningkat yang pada akhirnya memperbesar peluang bisnis midstream hingga downstream seperti yang dijalankan PGAS.
Dengan bobot isu-isu yang diangkat, tidak heran jika pelaku pasar memilih berhati-hati hari ini. Banyak investor menahan keputusan hingga hasil rapat ini benar-benar diumumkan karena arah kebijakan tersebut bisa menjadi katalis penting bagi pergerakan saham PGAS dalam beberapa waktu ke depan.
Sentimen Investor Terhadap Saham PGAS
Di tengah dinamika pasar energi nasional, sentimen terhadap saham PGAS masih terjaga positif, meski investor cenderung menahan diri menanti hasil resmi dari rapat Komisi XII DPR RI. Berdasarkan konsensus analis yang dihimpun oleh TradingView, saham PGAS saat ini mendapatkan rekomendasi rata-rata "Pembelian".
Dari total sembilan analis yang menilai saham PGAS dalam tiga bulan terakhir, empat analis memberikan rating "Pembelian Kuat", empat analis lainnya memberikan rekomendasi "Tahan", dan hanya satu analis yang memberikan rating "Penjualan". Ini menunjukkan bahwa secara umum, pandangan analis terhadap kinerja PGAS dalam jangka menengah hingga panjang masih cukup optimistis.
Untuk proyeksi harga satu tahun ke depan, konsensus analis memperkirakan rata-rata harga target saham PGAS berada di Rp1.745 per saham, atau naik sekitar 1,06 persen dari posisi saat ini. Sementara itu, proyeksi harga tertinggi (optimistis) dipatok di level Rp2.060, yang mencerminkan potensi kenaikan hingga 20,27 persen dari harga saat ini. Sebaliknya, proyeksi harga terendah (pesimistis) ditetapkan di sekitar Rp1.460, yang berarti potensi penurunan sekitar -14,84 persen.
Dari pola grafik ramalan harga tersebut, pasar tampaknya masih melihat peluang pertumbuhan bagi PGAS jika rencana ekspansi infrastruktur gas dan LNG nasional berjalan sesuai rencana pemerintah. Adanya ruang kenaikan hingga hampir 20 persen dalam proyeksi optimistis juga memberi sinyal bahwa saham ini masih menarik untuk investor yang berorientasi jangka panjang.
Sementara itu, indikator sentimen di TradingView memperlihatkan dominasi rekomendasi "Pembelian" cukup solid, meski belum sepenuhnya mengarah pada "Pembelian Kuat" secara mayoritas. Ini menandakan bahwa sebagian analis masih melihat adanya beberapa faktor risiko jangka pendek. Risiko itu, misalnya, mengenai realisasi proyek infrastruktur energi dan kebijakan harga gas dalam negeri.
Dengan mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor ini, saham PGAS hari ini berada dalam posisi menarik, antara lain stabil di pasar, namun memiliki potensi upside yang patut dipertimbangkan jika katalis positif benar-benar terealisasi pasca-rapat DPR RI.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.