KABARBURSA.COM - Di tengah ketidakpastian global dan dinamika pasar keuangan Indonesia, saham BBRI kembali menjadi sorotan. Dengan posisi sebagai bank terbesar di segmen mikro dan kekuatan historis dalam menjaga kinerja keuangan, banyak investor kini bertanya: berapa harga wajar saham BBRI 2025?
Untuk menjawab pertanyaan ini, tim KabarBursa.com menelusuri data fundamental terbaru, membandingkannya dengan valuasi historis, hingga memproyeksikan peluang di masa depan.
Mengacu pada laporan keuangan terbaru, fundamental saham BBRI tetap menunjukkan ketahanan luar biasa di tengah tekanan pasar global. Hingga akhir 2024, total aset BBRI tercatat mencapai Rp1.992,9 triliun, mencerminkan kenaikan stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi profitabilitas, laba bersih BBRI berhasil dipertahankan sebesar Rp60,64 triliun, memperlihatkan kekuatan operasional yang solid.
Return on Equity (ROE) BBRI tercatat di angka 18,97 persen, menandakan efisiensi penggunaan modal yang tetap prima di industri perbankan nasional. Selain itu, Earnings per Share (EPS) BBRI mencapai Rp401,03, mengukuhkan daya tarik saham ini untuk investasi jangka panjang.
Menariknya, di tengah koreksi harga saham sepanjang awal 2025, dividend yield saham BBRI justru semakin menarik, berada di kisaran 9,18 persen berdasarkan total dividen tunai Rp343,4 per saham. Ini jauh melampaui rata-rata yield deposito bank nasional, membuat saham BBRI semakin relevan bagi investor yang mengincar pendapatan pasif.
Dari sisi valuasi, Price to Book Value (PBV) BBRI berada di level 1,95 kali, menawarkan valuasi menarik dibandingkan kualitas aset dan potensi pertumbuhan ke depan. Di tahun 2025, kredit mikro — segmen inti BBRI — diproyeksikan tumbuh sekitar 7 hingga 9 persen, mendukung prospek laba yang lebih baik di tengah turunnya suku bunga acuan BI menjadi 5,75 persen.
Dengan kombinasi kinerja keuangan kuat, pertumbuhan kredit sehat, dan potensi kenaikan harga, saham BBRI tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi investor jangka panjang yang menginginkan stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.
Setelah memahami bahwa harga saham BBRI hari ini masih berada di bawah tekanan akibat sentimen global, banyak investor mulai bertanya: "Apakah ini waktu yang tepat untuk masuk?" Jawabannya bergantung pada seberapa jauh nilai intrinsik saham BBRI dibandingkan dengan harga pasar saat ini.
Untuk itu, kita perlu menghitung harga wajar saham BBRI menggunakan pendekatan fundamental yang teruji. Dengan menggunakan kombinasi analisis Price to Earnings Ratio (PER), Discounted Cash Flow (DCF), dan Price to Book Value (PBV), kita bisa mendapatkan gambaran lebih objektif tentang nilai riil saham ini di tahun 2025.
Berikut adalah hasil perhitungan harga wajar saham BBRI berdasarkan data fundamental terbaru 2025 :
1. Metode PER Historis
Dalam lima tahun terakhir, Price to Earnings Ratio (PER) saham BBRI rata-rata berada di kisaran 12 kali. Dengan Earnings Per Share (EPS) BBRI untuk tahun 2024 sebesar Rp401,03, maka:
Harga Wajar = PER × EPS = 12 × 401,03 = Rp4.812 per saham
Dengan harga saham BBRI saat ini di kisaran Rp3.740, potensi kenaikan yang tersirat dari valuasi ini adalah sekitar 28,7 persen. Ini menunjukkan bahwa saham BBRI saat ini masih undervalued berdasarkan pendekatan historis PER.
2. Metode Discounted Cash Flow (DCF)
Metode Discounted Cash Flow memberikan gambaran nilai intrinsik saham BBRI dengan memperhitungkan potensi pertumbuhan laba di masa depan. Asumsi yang digunakan dalam model ini meliputi:
Dengan pendekatan konservatif ini, diperoleh estimasi harga wajar saham BBRI di kisaran:
Harga Wajar DCF = Rp5.000 – Rp5.200 per saham
Ini berarti, terdapat potensi upside tambahan sebesar 34 hingga 39 persen dibandingkan harga saham BBRI sekarang. Pendekatan ini menegaskan bahwa secara fundamental, valuasi saham BBRI masih cukup menarik bagi investor jangka panjang.
3. Metode PBV Historis
Rata-rata Price to Book Value (PBV) saham BBRI dalam lima tahun terakhir adalah sekitar 2,0 kali. Dengan Book Value Per Share (BVPS) terbaru sebesar Rp2.092, maka:
Harga Wajar = PBV × BVPS = 2 × 2.092 = Rp4.184 per saham
Dibandingkan harga saham saat ini, pendekatan PBV menawarkan potensi upside sekitar 11,8 persen. Meskipun lebih konservatif dibandingkan metode PER dan DCF, pendekatan ini lebih cocok untuk investor yang mencari Margin of Safety lebih besar dalam berinvestasi.
Jika kita mengacu pada perhitungan harga wajar saham BBRI 2025 berbasis fundamental, terdapat beberapa pendekatan penting:
Namun, untuk mempertajam pandangan pasar, kita juga perlu memperhatikan konsensus analis:
Dengan menggabungkan seluruh data tersebut, rata-rata target harga saham BBRI 2025 berada di rentang Rp4.700–Rp5.500 per saham, memberikan peluang kenaikan 25–40 persen dari posisi saat ini.
Bagi investor jangka pendek, fokus bisa diarahkan pada swing trading di area Rp3.700–Rp3.800 untuk akumulasi, dengan target profit taking bertahap di kisaran Rp4.200 hingga Rp4.500. Mengingat support kuat terbentuk di Rp3.600, risiko downside relatif terukur dengan potensi rebound teknikal yang terkonfirmasi oleh sinyal bullish MACD dan pola candlestick Three Outside Up.
Sementara itu, investor jangka panjang dapat mengadopsi strategi akumulasi bertahap (Dollar Cost Averaging), membeli saham BBRI secara berkala di bawah Rp3.800. Dengan dividend yield hampir 8 persen dan ekspektasi capital gain jangka panjang, pendekatan ini sangat cocok untuk membangun portofolio pensiun atau tabungan pendidikan dalam 5–10 tahun mendatang.
Selain itu, reinvestasi dividen menjadi strategi kunci. Dengan payout ratio BBRI tetap konservatif di sekitar 85 persen, efek compounding dari reinvestasi akan memperbesar aset investor secara eksponensial, terutama bila dikombinasikan dengan pertumbuhan stabil laba dan ekspansi kredit mikro.
Namun tetap perlu diingat, risiko tetap ada. Kualitas aset, terutama rasio Non Performing Loan (NPL) segmen mikro, harus terus dimonitor. Rasio NPL mikro saat ini 3,03 persen masih dalam batas wajar, namun jika memburuk, bisa menjadi sinyal perlambatan pertumbuhan laba.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.