KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat sebesar 0,76 persen atau naik 50 poin ke ke level 6.663 pada perdagangan sesi I, Jumat, 25 April 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, volume perdagangan pagi ini tercatat 367,193 juta lembar saham. Adapun nilai transaksi sebesar Rp190,238 miliar.
Menghijaunya indeks tidak lepas dari penguatan dari 243 saham. Adapun hanya 50 saham terkoreksi, dan 203 saham mengalami stagnan.
Sementara itu mengutip Stockbit, saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) memimpin daftar top gainer setelah melonjak sebesar +20,66 persen ke level 1.635.
Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) juga menunjukkan performa impresif dengan kenaikan +11,81 persen ke level 530. Diikuti oleh saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) yang naik +9,88 persen ke posisi 178.
Dua emiten lainnya yang turut menguat dalam jajaran top gainer adalah PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) sebesar +8,54 persen dan PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) sebesar +8,11 persen.
Di sisi lain, tekanan jual membayangi beberapa saham yang masuk daftar top loser. PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) menjadi saham dengan penurunan terbesar, terkoreksi -9,50 persen ke harga 162.
Penurunan tersebut diikuti oleh PT Chitose International Tbk (CINT) yang turun -8,82 persen ke level 186. Saham PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) juga melemah cukup dalam sebesar -8,47 persen ke harga 54.
Sedangkan PT MDTV Media Technologies Tbk (NETV) terkoreksi -8,42 persen dan saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) turun -5,29 persen.
Dari sisi sektor, mayoritas sektor mencatatkan kinerja positif pagi ini. Sektor non cyclical menjadi yang terdepan setelah mengalami kenaikan +0,93 persen.
Sektor energi juga menunjukkan performa solid dengan kenaikan +0,82 persen, disusul sektor finance yang naik +0,77 persen, dan sektor basic industry sebesar +0,88 persen.
Namun demikian, terdapat dua sektor yang mencatatkan kinerja negatif, yakni sektor health yang turun tipis -0,06 persen, serta sektor cyclical yang melemah -0,02 persen.
Sementara itu Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,538 dan resistance pada level 6,668 dengan kecenderungan melemah.
Menurut Reliance, secara teknikal candle IHSG berbentuk black spinning top, masih di atas MA5 dan MA20, indikator stochastic dead cross pada area overbought.
"Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan mengalami pelemahan," tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.
Adapun seperti diberitakan Kabarbursa.com sebelumnya, berdasarkan analisis teknikal gelombang MNC Sekuritas, posisi IHSG saat ini diperkirakan berada di akhir struktur wave [a] dari wave B, yang menunjukkan potensi lanjutan koreksi dalam waktu dekat.
Rentang pergerakan penurunan IHSG diperkirakan menuju level 6.290 hingga 6.505. Adapun titik-titik penopang indeks berada pada level support 6.373 dan 6.148, sementara sisi atas dibatasi oleh level resistance di 6.707 dan 6.877.
Di tengah pergerakan pasar yang cenderung melemah, membuat sejumlah saham menunjukkan pola teknikal yang mendukung strategi pembelian saat harga melemah (buy on weakness).
Reksa Dana Pasar Uang Jadi Pilihan Saat Market Volatile
Head of PT Indo Primer Sekuritas atau IPOT Fund Dody Mardiansyah, memberikan saran bahwa Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) merupakan pilihan cerdas bagi investor yang ingin menjaga kestabilan portofolio di tengah kondisi pasar yang volatile.
Dalam situasi seperti saat ini, ketika gejolak pasar dipicu oleh faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik atau kenaikan suku bunga global, investor cenderung mengalihkan fokus dari mengejar imbal hasil tinggi ke upaya menjaga nilai aset tetap stabil.
Menurut Dody, RDPU menawarkan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan tersebut karena berinvestasi pada instrumen jangka pendek yang minim fluktuasi, seperti deposito berjangka dan surat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
"Karakter RDPU ini cocok sebagai tempat parkir dana sementara sambil menunggu kondisi pasar membaik atau saat ingin memastikan dana tetap aman dalam waktu dekat,” ujarnya melalui keterangan resminya di Jakarta dikutip Jumat, 25 April 2025.
Ia menambahkan, salah satu keunggulan utama RDPU adalah likuiditas yang tinggi, di mana dana yang diinvestasikan bisa dicairkan kapan saja tanpa potongan besar.
Selain itu, imbal hasil RDPU juga lebih menarik dibandingkan tabungan atau deposito bank, meski tetap lebih rendah dari reksa dana saham atau campuran. Dody menekankan bahwa meskipun RDPU tidak menawarkan return yang spektakuler, peran utamanya adalah sebagai penahan badai dalam portofolio investasi.
Ia kemudian membagikan sejumlah tips bijak bagi investor yang ingin menempatkan dananya di RDPU saat market sedang tidak menentu.
Pertama, ia menyarankan agar investor memahami tujuan investasinya. Jika tujuannya bersifat jangka pendek, seperti dana darurat atau biaya pendidikan dalam waktu dekat, maka RDPU adalah pilihan yang ideal karena menawarkan stabilitas dan kemudahan pencairan.
Kedua, penting untuk memilih manajer investasi yang terpercaya dan berpengalaman dalam mengelola produk RDPU, terutama yang sudah terbukti konsisten menjaga kinerja selama masa krisis.
Ketiga, investor perlu memeriksa portofolio instrumen di dalam produk RDPU, dan memastikan isinya berupa instrumen berjatuh tempo pendek serta memiliki kualitas kredit minimal investment grade.
Keempat, investor diminta untuk membandingkan return dan risiko secara wajar.
"Return RDPU umumnya berada di kisaran 4 sampai 6 persen per tahun, jadi kalau ada yang menawarkan lebih tinggi, itu perlu ditinjau kembali risikonya,” kata Dody.
Ia menambahkan bahwa memilih produk yang moderat namun konsisten lebih baik daripada mengejar return tinggi yang berisiko.
Kelima, dirinya mengingatkan agar investor memperhatikan biaya manajemen yang dikenakan. Produk dengan biaya efisien akan memberikan hasil investasi yang lebih optimal dalam jangka panjang, apalagi jika dananya cukup besar.
Terakhir, Dody menekankan pentingnya memilih platform investasi yang terpercaya dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dengan mementingkan platform yang tidak hanya menyediakan akses ke berbagai produk RDPU, tapi juga transparansi data, grafik kinerja historis, hingga fitur pemeringkatan yang memudahkan investor memilih produk sesuai kebutuhan dan profil risiko.(*)