Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Targetkan Labar Bersih Rp281 Miliar: SSIA Kuat, Siap Dibeli

Peningkatan ini diproyeksikan akan didorong oleh pertumbuhan yang kuat dari dua segmen utama, yakni properti industri dan konstruksi.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 April 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Targetkan Labar Bersih Rp281 Miliar: SSIA Kuat, Siap Dibeli Ilustrasi konsistennya kenaikan laba bersih SSIA setiap tahun. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menetapkan target ambisius untuk tahun 2025 dengan membidik laba bersih sebesar Rp281 miliar. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan capaian laba bersih tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp 234,2 miliar. 

Peningkatan ini diproyeksikan akan didorong oleh pertumbuhan yang kuat dari dua segmen utama, yakni properti industri dan konstruksi.

Wakil Presiden Investor Relations & Corporate Communications SSIA Erlin Budiman, menjelaskan bahwa secara pendapatan, perusahaan menargetkan pertumbuhan sebesar 5 persen untuk tahun ini. Optimisme tersebut terutama disandarkan pada prospek cerah dari sektor properti industri, khususnya dari kawasan Subang dan Karawang. 

Kenaikan harga jual lahan di kedua wilayah tersebut diperkirakan akan menjadi pendorong utama pendapatan tambahan pada 2025.

Namun demikian, tidak semua lini bisnis akan bergerak ke arah yang sama. Erlin mengungkapkan bahwa segmen hospitality justru diprediksi mengalami penurunan, seiring dengan masih berlangsungnya proses renovasi Hotel Melia Bali yang saat ini menjadi salah satu aset utama perseroan di sektor tersebut.

Untuk memperkuat pertumbuhan yang diharapkan, SSIA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp3,6 triliun. Dari total alokasi tersebut, Rp1,1 triliun difokuskan untuk renovasi Hotel Melia Bali. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan serta berbagai kebutuhan lainnya di bawah entitas SSIA.

Fokus strategis SSIA tahun ini juga terlihat dari percepatan pengembangan lahan di kawasan industri Subang. Kawasan ini disebut sebagai prioritas utama mengingat adanya agenda penyerahan lahan seluas 18 hektar kepada perusahaan otomotif asal China, BYD, yang direncanakan berlangsung pada kuartal kedua 2025. 

Selain itu, perusahaan juga menyampaikan bahwa ada peluang masuknya investor baru ke kawasan tersebut dalam waktu dekat.

Pada 2024, SSIA mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam kinerja keuangannya. Pendapatan konsolidasi perusahaan mencapai Rp 6,25 triliun, meningkat 37,8 persen dibandingkan dengan Rp 4,53 triliun pada 2023. Dari sisi laba bersih, perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 32,6 persen, dari Rp 176,6 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 234,2 miliar pada 2024.

Dengan strategi ekspansi yang terfokus pada properti industri dan alokasi capex yang agresif untuk pengembangan aset utama, SSIA memposisikan diri untuk mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah tantangan dan dinamika pasar. 

Proyeksi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang dipatok perusahaan mencerminkan arah yang jelas dalam mendukung transformasi kawasan industri dan portofolio bisnisnya secara keseluruhan.

Pertumbuhan Kinerja Konsisten 

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang konsisten dalam tiga tahun terakhir. Hal ini mencerminkan penguatan dari sisi pendapatan maupun laba bersih. 

Pada tahun 2022, perusahaan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,61 triliun. Di tahun tersebut, laba bersih SSIA tercatat sebesar Rp175,8 miliar. Pertumbuhan ini menjadi langkah awal yang positif setelah tantangan operasional di masa pemulihan pasca pandemi.

Memasuki tahun 2023, SSIA berhasil meningkatkan pendapatannya menjadi Rp4,53 triliun. Kenaikan tersebut mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 25,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, laba bersih juga mengalami peningkatan meskipun relatif lebih kecil, yaitu menjadi Rp176,6 miliar atau naik 0,5 persen dibandingkan tahun 2022. 

Hal ini mencerminkan adanya stabilitas keuntungan yang dijaga di tengah peningkatan beban operasional yang umumnya mengikuti pertumbuhan pendapatan.

Tahun 2024 menjadi titik penting dalam tren pertumbuhan SSIA. Pendapatan konsolidasi melonjak menjadi Rp6,25 triliun, mencatatkan pertumbuhan sebesar 37,8 persen dibandingkan tahun 2023. Laba bersih juga mengalami lonjakan yang lebih signifikan, naik 32,6 persen menjadi Rp 234,2 miliar. 

Pertumbuhan yang tercatat pada tahun ini mencerminkan kontribusi yang lebih kuat dari segmen properti dan konstruksi, seiring dengan optimalisasi proyek dan perbaikan kinerja operasional di berbagai unit usaha perusahaan.

Selama periode tiga tahun terakhir, SSIA menunjukkan kapabilitasnya dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan, dengan mencatatkan kenaikan bertahap pada pendapatan dan laba bersih, yang didukung oleh pengembangan kawasan industri dan peningkatan performa bisnis lainnya.

Saham Siap Beli

Berdasarkan analisis teknikalnya, saham SSIA menunjukkan sinyal positif yang sangat kuat di hampir seluruh indikator utama. Berdasarkan hasil penggabungan indikator teknikal dan pergerakan moving average, saham ini berada dalam posisi yang mengindikasikan kekuatan beli yang sangat dominan.

Dari sisi indikator teknikal, mayoritas alat analisis menunjukkan sinyal beli. Dari total 11 indikator yang digunakan, sembilan di antaranya mengarahkan pada sinyal beli, sementara hanya dua yang menunjukkan sinyal jual. 

Relative Strength Index (RSI) berada di level 57,096, yang masih berada di zona netral namun condong ke area bullish, sehingga menandakan kekuatan tren naik yang masih sehat. Indikator lain seperti MACD (12,26) yang berada pada nilai 2,073 dan CCI (14) yang mencatatkan angka 128,8194 juga memberikan sinyal beli. 

Indikator ADX (14) berada pada angka 51,773 yang cukup tinggi, mencerminkan tren yang kuat. Meskipun demikian, indikator Stochastic (9,6) dan Ultimate Oscillator memberikan sinyal jual, mengindikasikan adanya potensi konsolidasi jangka pendek atau peringatan atas kondisi jenuh beli.

Sementara itu, dari sisi moving average, baik metode sederhana maupun eksponensial memberikan gambaran yang sangat mendukung sinyal beli. MA5 hingga MA100 baik dalam bentuk sederhana maupun eksponensial seluruhnya menunjukkan sinyal beli. 

Hal ini menandakan bahwa harga saham saat ini masih berada di atas rata-rata harga dalam jangka waktu pendek hingga menengah. Hanya pada MA200—yang merepresentasikan tren jangka panjang—kedua metode menunjukkan sinyal jual. 

Ini memberi indikasi bahwa meskipun saham sedang dalam tren naik, ia belum sepenuhnya menembus titik resistensi utama jangka panjang yang signifikan.

Volatilitas yang terukur melalui indikator ATR (14) berada pada nilai 11,4286 dan tercatat sebagai volatilitas rendah, yang menunjukkan bahwa meskipun ada tren naik, pergerakannya masih dalam batas wajar dan tidak terlalu fluktuatif. Hal ini dapat dianggap sebagai sinyal stabilitas yang menenangkan bagi pelaku pasar.

Analisis pivot points juga memberikan kisaran harga kunci yang dapat digunakan untuk memperkirakan level support dan resistance penting. Metode klasik menunjukkan titik pivot utama berada di level 803, dengan level resistance terdekat di 806 dan support di 801. 

Analisis ini juga diperkuat oleh metode Fibonacci, Camarilla, dan Woodie’s yang semuanya mengindikasikan level harga sekitar 803 sebagai pusat gravitasi harga saat ini. Ini menandakan bahwa pergerakan harga berikutnya kemungkinan besar akan berpusat di sekitar kisaran tersebut sebelum adanya katalis yang kuat untuk mendorong arah lebih lanjut.

Secara keseluruhan, kombinasi indikator teknikal dan pergerakan rata-rata harga menunjukkan bahwa saham Asia saat ini sedang berada dalam fase tren naik yang cukup kuat. Meskipun terdapat beberapa sinyal peringatan jangka pendek, struktur teknikal saat ini masih mendukung peluang penguatan lebih lanjut. 

Namun, para pelaku pasar tetap disarankan untuk mencermati dinamika harga pada level resistance jangka panjang serta perubahan pada indikator volatilitas sebagai penentu langkah berikutnya.(*)