Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Naik ke Level 6.600, Apakah Tanda-Tanda Rebound?

Saham energi dan properti jadi motor penguatan, tapi pasar masih waspada jelang rilis kinerja kuartal I.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 April 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Moh. Alpin Pulungan
IHSG Naik ke Level 6.600, Apakah Tanda-Tanda Rebound? Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan di Papan Pantau Saham, Kamis (20/3/2025). Foto: KabarBursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM- Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu 23 April 2025, naik 62,24 poin atau 0,95 persen ke level 6.600,50. IHSG kembali mengalami kenaikan berturut-turut.

Sepanjang sesi awal, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.606,61 sebelum terkoreksi hingga menyentuh level terendah di 6.538,27.

Total volume transaksi di seluruh pasar tercatat sebanyak 7,35 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp462,71 miliar dari 31 ribu transaksi. Di pasar reguler, volume perdagangan mencapai 7,34 juta lot dengan nilai transaksi sebesar Rp462,71 miliar.

Pada perdagangan pagi hari ini ada sejumlah saham yang mengalami kenaikan dan masuk jajaran top gainers. Saham-saham yang mencatatkan penguatan signifikan di awal perdagangan antara lain PT Indika Energy Tbk dengan kode saham INDY dari sektor energi yang naik 13,88 persen ke Rp1.600. 

Disusul PT Mitra Tirta Buwana Tbk dengan kode saham SOUL dari sektor infrastruktur yang naik 9,76 persen ke Rp45. PT Agro Bahari Nusantara Tbk dengan kode saham UDNG dari sektor barang baku naik 9,63 persen ke Rp148. Saham PT Tunas Alfin Tbk dengan kode saham TALF dari sektor industri juga menguat 8,57 persen ke Rp304, serta PT Alakasa Industrindo Tbk dengan kode saham ALKA dari sektor barang baku yang naik 7,38 persen ke Rp320.

Sementara itu, saham-saham yang mengalami pelemahan pada sesi pembukaan di antaranya PT Harta Djaya Karya Tbk dengan kode saham MEJA dari sektor infrastruktur yang turun 10,00 persen ke Rp198. PT Fortune Mate Indonesia Tbk dengan kode saham FMII dari sektor properti melemah 7,89 persen ke Rp350.

PT Natura City Developments Tbk dengan kode saham CITY dari sektor properti juga melemah 7,55 persen ke Rp98. Saham PT Matahari Department Store Tbk dengan kode saham LPPF dari sektor siklikal terkoreksi 6,23 persen ke Rp1.580, dan PT Berlina Tbk dengan kode saham BRNA dari sektor non-siklikal turun 5,71 persen ke Rp660.

Data Stockbit menunjukkan penguatan IHSG ini dipengaruhi oleh sektor properti yang naik 1,06 persen, diikuti sektor energi yang menguat 1,04 persen, serta sektor infrastruktur yang naik 0,90 persen. Di sisi lain, sektor barang baku menjadi satu-satunya yang terkoreksi, turun 0,27 persen. Pelaku pasar masih mencermati arah suku bunga global dan rilis kinerja keuangan kuartal I 2025 sebagai katalis utama pergerakan indeks sepanjang hari ini.

Sementar pada perdagangan sesi I ini ada setidaknya 291 saham mengalami kenaikan, 111 saham anjlok dan 184 saham mengalami stagnan.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, sempat meprakirakan IHSG masih akan bergerak volatile dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700 pada pekan ini. “Dominasi transaksi jangka pendek dan kecenderungan pelaku pasar untuk keluar sementara dari pasar akan membuat indeks cenderung melemah,” kata dia melalui keterangan resminya, Senin, 21 April 2025.

Meski sempat terkoreksi tipis dari level tertingginya pagi ini, arah indeks tetap menunjukkan sentimen positif. Kenaikan beruntun yang tercatat beberapa hari terakhir mengisyaratkan bahwa IHSG sedang berada dalam fase pemulihan teknikal yang cukup sehat.

Pergerakan ini juga selaras dengan proyeksi analis. Dalam analisis teknikal terbarunya, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG sedang dalam skenario wave B. Artinya, secara teknikal IHSG masih punya ruang penguatan lanjutan dalam waktu dekat.

“IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 6,608-6,707,” kata Herditya dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025.

Level support jangka pendek, menurut dia, berada di 6.148 dan 5.882, sementara resistance berikutnya diperkirakan pada 6.568 dan 6.707.

Saham yang Menarik Dipantau

Dalam laporan hariannya, MNC Sekuritas juga mencermati beberapa saham yang patut dipantau lebih dekat karena potensi teknikal yang menjanjikan. Salah satunya adalah DEWA, yang baru saja menguat 6,36 persen ke level 117. Saham ini didorong oleh lonjakan volume beli dan kini diperkirakan berada dalam gelombang A dari wave (B). Dengan kondisi ini, peluang penguatan menuju target 120 hingga 128 masih terbuka.

Lalu ada ERAA yang memang sedang terkoreksi ke level 418, namun berada pada fase wave [ii] dari wave 3. Ini menandakan potensi pelemahan masih ada, tapi justru membuka ruang akumulasi di kisaran 386–410 untuk target harga 446 hingga 462, dengan level batas bawah di 364.

Saham LSIP juga tengah mengalami tekanan jual meski mencatatkan penguatan tipis. Dari pola gelombangnya, LSIP sedang berada pada wave ii dari wave (c). Artinya, koreksi bisa berlanjut, namun berpeluang menutup gap harga sebelumnya, sebelum kembali naik ke kisaran 1.135 hingga 1.165.

Terakhir, TINS yang naik 3,88 persen ke 1.070 dan sedang berada di bagian wave v dari wave (a). Dengan volume beli yang meningkat, saham ini diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatannya menuju 1.095 dan bahkan 1.125, asalkan tidak menyentuh batas bawah di 1.005.

Dengan pendekatan teknikal dan proyeksi wave yang digunakan, analis MNC Sekuritas menilai ini waktu yang tepat bagi pelaku pasar untuk mengamati peluang di saham-saham tersebut, sembari memperhatikan level kunci IHSG sebagai indikator kekuatan tren dalam beberapa hari ke depan.(*)