KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tengah dibayangi sejumlah sentimen positif. Akibatnya, indeks diprediksi akan bergerak ke level positif.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan kepercayaan investor terhadap pasar domestik mulai pulih. Hal ini berkaca dari penguatan IHSG selama dua hari beruntun.
Diketahui, IHSG ditutup menguat sebesar 0,12 persen ke level 6.445 pada perdagangan Senin, 21 April 2025. Sehari setelahnya, indeks kembali menghijau usai ditutup naik naik 87,25 poin atau 1,35 persen ke level 6.538,22.
"Katalis utama datang dari ekspektasi derasnya aliran dana institusional dalam negeri, terutama dari lembaga sovereign wealth fund Danantara Indonesia dan BPJS Ketenagakerjaan, yang menjadi motor penggerak baru di tengah tekanan eksternal berupa pelemahan nilai tukar rupiah," ujar dia kepada KabarBursa.com, Selasa, 22 April 2025.
Hendra menyebut Danantara berpotensi menerima dividen jumbo senilai Rp59,11 triliun dari bank-bank BUMN pada akhir April. Dia memperkirakan, sebagian besar dana ini akan diinvestasikan ke pasar saham domestik sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset jangka panjang.
Hendra menilai sinyal tersebut disambut baik oleh pelaku pasar. Terlebih, kondisi ini didukung rencana strategis BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) untuk menggandakan porsi alokasi saham dalam portofolionya dari 10 persen menjadi 20 persen dalam tiga tahun ke depan.
"Proyeksi arus dana sekitar Rp25 triliun per tahun dari BPJS-TK ke pasar saham menjadi faktor penting dalam menopang likuiditas serta mengurangi ketergantungan pada investor asing," terangnya.
Jika realisasi dana Danantara dan BPJS TK benar-benar mengalir ke bursa, kata Hendra, maka semester II 2025 dapat menjadi momen strategis untuk akumulasi saham-saham dengan fundamental kuat dan likuiditas tinggi.
Sentimen positif juga datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperpanjang kebijakan pelonggaran buyback saham tanpa melalui RUPS hingga September 2025, dengan batas maksimal 20 persen dari modal disetor.
Menurut Hendra, kebijakan itu dinilai meningkatkan daya tarik saham-saham emiten domestik sekaligus menjaga kestabilan harga di tengah volatilitas global.
Lebih jauh dia menyampaikan, dari sisi teknikal, IHSG berhasil menembus resistance trendline di 6.500 dan saat ini mengincar level MA50 di 6.556 sebagai resistance terdekat.
"Jika level ini mampu dilewati, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke zona 6.640 hingga 6.707. Sementara itu, support terdekat berada di MA20 di 6.395," jelasnya.
Di tengah kondisi bagus ini, Hendra meyebut sejumlah saham menarik untuk dicermati pada perdagangan hari ini. Seperti INDY dengan target Rp1.485.
"MBMA target Rp350, UNVR target Rp1.500, dan PWON target Rp384, yang masing-masing mencerminkan potensi yang menarik," pungkasnya.
Arah IHSG Ditentukan Oleh Pemerintah
Untuk paruh kedua tahun ini, Hendra mengatakan arah IHSG akan sangat ditentukan oleh kepastian kabinet pemerintahan baru Prabowo-Gibran, seperti kejelasan kebijakan fiskal 2025, serta stabilitas eksternal dari perundingan dagang internasional dan kebijakan moneter global.
Di samping itu, dia memandang prospek pasar modal Indonesia tahun ini masih tergolong menjanjikan, meski diwarnai dinamika global yang cukup menantang.
"Tekanan geopolitik seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) - China, kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump terhadap Indonesia, serta kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung ketat hingga akhir tahun menjadi sentimen utama yang membayangi pasar," jelasnya, Senin, 21 April 2025.
Kendati demikian, lanjut Hendra, respons cepat pemerintah Indonesia dalam menegosiasikan tarif perdagangan bilateral dengan AS dalam waktu 60 hari mencerminkan keseriusan menjaga akses ekspor nasional tetap kompetitif.
Menurut dia, hal tersebut menjadi katalis positif bagi pelaku pasar, khususnya pada sektor padat karya seperti tekstil, furniture, hingga perikanan.
"Di sisi lain, potensi tercapainya kesepakatan dagang AS-China juga membuka ruang bagi perbaikan sentimen global, termasuk terhadap aliran modal asing ke emerging market seperti Indonesia," tandasnya.
Hendra bilang, kabar terbaru terkait proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi dorongan sentimen positif setelah pemerintah dan DPR RI sepakat mencabut blokir anggaran proyek IKN, yang sebelumnya dikenakan akibat program efisiensi belanja negara.
IHSG Rebound, Sinyal Kuat Menuju 6.700-an
Sementara diberitakan sebelumnya, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan pergerakan IHSG saat ini merupakan bagian dari struktur gelombang [a] dalam skenario wave B. Artinya, secara teknikal IHSG masih punya ruang penguatan lanjutan dalam waktu dekat.
"IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 6,608-6,707,” kata Herditya dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025.
Level support jangka pendek berada di 6.148 dan 5.882, sementara resistance berikutnya diperkirakan pada 6.568 dan 6.707.
Dalam laporan hariannya, MNC Sekuritas juga mencermati beberapa saham yang patut dipantau lebih dekat karena potensi teknikal yang menjanjikan. Salah satunya adalah DEWA, yang baru saja menguat 6,36 persen ke level 117. Saham ini didorong oleh lonjakan volume beli dan kini diperkirakan berada dalam gelombang A dari wave (B). Dengan kondisi ini, peluang penguatan menuju target 120 hingga 128 masih terbuka.
Lalu ada ERAA yang memang sedang terkoreksi ke level 418, namun berada pada fase wave [ii] dari wave 3. Ini menandakan potensi pelemahan masih ada, tapi justru membuka ruang akumulasi di kisaran 386–410 untuk target harga 446 hingga 462, dengan level batas bawah di 364.
Saham LSIP juga tengah mengalami tekanan jual meski mencatatkan penguatan tipis. Dari pola gelombangnya, LSIP sedang berada pada wave ii dari wave (c). Artinya, koreksi bisa berlanjut, namun berpeluang menutup gap harga sebelumnya, sebelum kembali naik ke kisaran 1.135 hingga 1.165.
Terakhir, TINS yang naik 3,88 persen ke 1.070 dan sedang berada di bagian wave v dari wave (a). Dengan volume beli yang meningkat, saham ini diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatannya menuju 1.095 dan bahkan 1.125, asalkan tidak menyentuh batas bawah di 1.005.
Dengan pendekatan teknikal dan proyeksi wave yang digunakan, analis MNC Sekuritas menilai ini waktu yang tepat bagi pelaku pasar untuk mengamati peluang di saham-saham tersebut, sembari memperhatikan level kunci IHSG sebagai indikator kekuatan tren dalam beberapa hari ke depan.(*)