Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

DRMA Siap Sebar Dividen Tunai Rp202,3 Miliar

Dividen yang ditebar DRMA adalah sebesar 35 persen dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2024

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 April 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Yunila Wati
DRMA Siap Sebar Dividen Tunai Rp202,3 Miliar PT Drma Polimetal Tbk (DRMA). Foto: Dokumentasi Perusahaan

KABARBURSA.COM - PT Dharma Polimetal Tbk atau DRMA, akan membagikan dividen tunai sebesar Rp202,3 miliar kepada para pemegang saham. 

Keputusan tersebut disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Perseroan di Cikarang pada Rabu, 22 April 2025.

Perlu diketahui, dividen yang ditebar DRMA adalah sebesar 35 persen dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp579,3 miliar. 

"Pembagian dividen Ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemegang saham DRMA,” kata President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso dalam keterangan tertulisnya dikutip, Rabu, 23 April 2025.

Adapun, pembagian dividen dilakukan setelah  emiten manufaktur komponen otomotif ini sukses meraih penjualan stabil senilai Rp5,5 triliun pada tahun buku 2024. 

Pencapaian penjualan tersebut mengantarkan pada tumbuhnya laba inti tahun berjalan sebesar 4,2 persen atau naik dari Rp555.81 miliar menjadi Rp579.3 miliar di tahun 2024.

Penggerak catatan positif itu ditopang oleh segmen kendaraan roda dua  yang mencatatkan penjualan sebesar Rp3,3 triliun atau naik 11,9 persen YoY.  Dengan jumlah penjualan tersebut, segmen ini menyumbang 59 persen dari total penjualan DRMA.

Di satu sisi, DRMA terus giat mendiversifikasi portofolio produknya. Salah satu diversifikasi usaha yang tengah dikembangkan adalah Battery Energy Storage System (BESS). 

Langkah tersebut  telah dikembangkan di pabrik baru milik anak usaha Perseroan yaitu PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI).

BESS sendiri adalah baterai penyimpan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan energi dari panel surya. Di portofolio bisnis yang baru dirintis ini, DRMA   berhasil memasok BESS sebanyak 600 unit kepada salah satu pengembang perumahan.

Irianto Santoso menjelaskan, BESS merupakan sistem penyimpanan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan daya dari panel surya. Produk ini menandai langkah besar DRMA dalam memperluas cakupan bisnisnya ke sektor energi terbarukan.

Hal ini dilakukan untuk menyiapkan berbagai strategi di awal tahun 2025 untuk meningkatkan penjualan, salah satunya dengan menambah portofolio bisnis di luar sektor otomotif.

Selain itu, langkah tersebut diambil di tengah tantangan industri dan bertujuan untuk menciptakan sumber pendapatan baru yang menjanjikan.

“Dengan tambahan sumber pendapatan baru ini, kami berharap kinerja tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya. Diversifikasi bisnis menjadi pilihan DRMA untuk membangun mesin penghasil pendapatan yang lebih tangguh dan berkesinambungan,” ujar Irianto melalui keterangan yang diterima di Jakarta pada Selasa, 4 Januari 2025.

Selain itu, DRMA juga telah mulai masuk ke segmen auxiliary battery. Sejak akhir 2024, Perseroan telah memproduksi auxiliary battery di bawah merek sendiri, yaitu DC Battery (bagian dari ekosistem Dharma Connect).

Berbeda dengan sebagian besar auxiliary battery yang beredar di pasar saat ini, DRMA fokus pada teknologi berbasis lithium, yang menawarkan daya tahan lebih lama dengan harga yang tetap kompetitif. 

Sekarang, seluruh penjualan produk ini masih ditujukan untuk pasar ekspor, namun DRMA tengah mengkaji potensi ekspansi ke pasar domestik.

Adanya tambahan pendapatan dari bisnis yang baru ini diharapkan akan memperkuat kemampuan Perseroan dalam mencapai target pertumbuhan penjualan 10 persen di tahun 2025.

DRMA Bidik Penjualan ke AS Capai Dua Digit

DRMA memiliki target fantastis dalam aktivitas penjualan komponen otomotif ke Amerika Serikat (AS) di tahun 2025.

Seperti diketahui, Dharma merupakan perusahaan asal Indonesia yang kini tengah fokus mengekspor komponen otomotif ke Negeri Paman Sam.

Presiden Direktur Dharma Irianto Santoso mengatakan hingga September 2024, melalui PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI), perusahaan mencatatkan ekspor ke AS sekitar USD10 juta.

"Dengan potensi pasar yang masih luas, nilai ekspor ini diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun 2025," ujar dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta dikutip pada Sabtu, 8 Februari 2025.

Untuk tahun 2025, kata Irianto, Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan ekspor yang mencapai dua digit melalui DKI. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara detail terkait jumlah yang dimaksud.

"Target ini juga didukung karena peningkatan kapasitas produksi yang akan terjadi setelah pabrik baru DKI mulai beroperasi," katanya.

Irianto juga menyampaikan jika Dharma saat ini sedang membangun pabrik baru di Cirebon. Dia menyebut pendirian pabrik ini bertujuan untuk memperluas kapasitas produksi.

“Pabrik baru tersebut akan memiliki luas 1,5 kali lebih besar dibandingkan pabrik yang ada saat ini dan ditargetkan rampung pada tahun 2025,” ujarnya.

Saham Bergerak Positif

Pada perdagangan bursa Rabu, 23 April 2025, saham DRMA menunjukkan pergerakan positif dengan ditutup menguat sebesar 2,17 persen ke level Rp940, naik Rp20 dari hari sebelumnya. Perdagangan hari ini dibuka di harga yang sama, yakni Rp940, sempat menyentuh level tertinggi Rp950 dan terendah Rp935. 

Pergerakan ini mencerminkan sentimen optimis dari pasar terhadap kinerja dan prospek perusahaan manufaktur komponen otomotif ini.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp4,42 triliun, DRMA tergolong emiten berkapitalisasi menengah yang cukup stabil dalam aktivitas perdagangan di bursa. Rasio harga terhadap laba (P/E ratio) yang berada di angka 7,64 menunjukkan valuasi saham ini masih relatif menarik bagi investor yang mencari emiten dengan fundamental solid namun belum terlalu mahal. 

Apalagi, emiten ini juga memberikan dividen dengan imbal hasil (dividend yield) sebesar 3,87 persen, yang cukup menjanjikan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Secara teknikal, harga saham DRMA saat ini masih berada di bawah harga tertingginya dalam 52 minggu terakhir yang tercatat sebesar Rp1.200. Namun, saham ini telah bergerak cukup jauh dari titik terendahnya di Rp815, menandakan adanya pemulihan harga seiring dengan peningkatan performa perusahaan dan kepercayaan investor.

Kenaikan harga saham ini juga sejalan dengan kabar pembagian dividen tunai sebesar Rp202,3 miliar kepada pemegang saham, yang berasal dari 35 persen laba bersih tahun 2024. Langkah ini mencerminkan komitmen manajemen dalam memberikan nilai tambah kepada investor sekaligus memperkuat daya tarik saham di mata pelaku pasar.

Tak hanya itu, rencana ekspansi bisnis DRMA ke sektor energi terbarukan melalui pengembangan produk Battery Energy Storage System (BESS) dan auxiliary battery berbasis lithium menunjukkan arah transformasi strategis yang menjanjikan. 

Ditambah lagi dengan target ekspor komponen otomotif ke Amerika Serikat yang dibidik tumbuh dua digit, perusahaan ini sedang menyiapkan fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Secara keseluruhan, saham DRMA berada dalam posisi menarik, baik dari sisi fundamental maupun prospek bisnis ke depan. Jika momentum ini terus berlanjut dan didukung dengan realisasi ekspansi serta peningkatan penjualan, tak menutup kemungkinan saham ini dapat kembali menguji level tertingginya dalam waktu dekat.(*)