Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

RUPST Telkom 2025: Potensi Pergantian Direktur Utama

Pengumuman mengenai RUPST ini disampaikan melalui keterbukaan informasi pada Kamis, 17 April 2025, oleh VP Investor Relations Telkom Indonesia, Octavius Oky Prakarsa.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 April 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
RUPST Telkom 2025: Potensi Pergantian Direktur Utama Gedung Telkom Indonesia, emiten telekomunikasi pelat merah dengan kode saham TLKM. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - PT Telekom Indonesia Tbk (Telkom) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2025. Pengumuman mengenai RUPST ini disampaikan melalui keterbukaan informasi pada Kamis, 17 April 2025, oleh VP Investor Relations Telkom Indonesia, Octavius Oky Prakarsa.

Dalam keterangannya, Octavius menyebutkan bahwa usulan mata acara RUPST harus diajukan dengan itikad baik, mempertimbangkan kepentingan Perseroan, dan berfokus pada agenda yang memerlukan keputusan RUPST. Selain itu, usulan harus menyertakan alasan serta bahan pendukung yang relevan, serta tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar Perseroan. 

"Semua usulan tersebut harus diajukan tertulis kepada Direksi Perseroan paling lambat pada 28 April 2025. Pemanggilan RUPST akan diumumkan pada 5 Mei 2025 melalui situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan situs web Perseroan," ungkap Octavius, seperti dikutip Senin, 21 April 2025.

Agenda utama yang mencuri perhatian adalah kemungkinan pergantian Direktur Utama Telkom, yang saat ini dijabat oleh Ririek Adriansyah, dengan sosok baru dari dalam tubuh perusahaan itu sendiri. Pergantian pimpinan ini berpotensi menjadi momen penting bagi Telkom, terutama dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi yang semakin kompetitif.

Dalam beberapa bulan terakhir, isu pergantian pimpinan Telkom mulai mengemuka di kalangan investor dan analis. Ririek, yang telah menjabat sebagai Direktur Utama Telkom sejak 2017, dikenal sebagai sosok yang membawa perusahaan menuju transformasi digital. 

Namun, tantangan besar menghadang Telkom untuk terus beradaptasi dengan pesatnya perubahan teknologi dan pola konsumsi layanan telekomunikasi yang semakin berkembang. 

Peluang Pergantian Direktur Utama

Selama kepemimpinan Ririek, perusahaan ini berhasil mencapai sejumlah pencapaian signifikan yang mencerminkan keberhasilan dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi yang semakin kompetitif. Perusahaan ini berhasil melakukan transformasi digital yang signifikan, menjadikannya salah satu pemain utama di industri teknologi di Indonesia. 

Ririek memimpin Telkom untuk beralih dari bisnis telekomunikasi tradisional ke layanan digital yang lebih beragam. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pengembangan platform digital seperti Metranet dan Telkomsigma, yang mendukung solusi berbasis cloud dan data center. Langkah ini tidak hanya memperluas portofolio bisnis Telkom tetapi juga menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan dari sektor digital.

Selain itu, Telkom juga fokus pada penguatan infrastruktur jaringan telekomunikasi, dengan membangun jaringan fiber optik yang lebih luas, menjangkau berbagai wilayah di luar Jawa. Hal ini sangat penting dalam pemerataan akses internet di Indonesia, termasuk di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Jaringan yang lebih kuat ini menjadi pondasi yang mendukung transformasi digital Telkom.

Kinerja keuangan Telkom juga menunjukkan pertumbuhan yang solid selama kepemimpinan Ririek. Pendapatan dan laba bersih perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, berkat ekspansi layanan digital yang memberikan kontribusi signifikan terhadap total pendapatan. Meskipun menghadapi tantangan yang semakin besar di industri ini, Telkom mampu menjaga stabilitas keuangan dan tetap memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Dalam hal strategi bisnis, Ririek memimpin sejumlah akuisisi dan konsolidasi yang memperkuat posisi Telkom di pasar. Salah satunya adalah akuisisi VGI Global Media, yang membuka peluang baru untuk monetisasi layanan digital dan memperluas jangkauan pasar perusahaan. Ririek juga berfokus pada inovasi produk dan layanan untuk memastikan Telkom tetap relevan dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Misalnya, layanan IndiHome terus diperbarui dengan fitur-fitur baru yang meningkatkan pengalaman pelanggan.

Ririek juga memimpin Telkom dalam berbagai inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang mencakup program-program yang mendukung pengembangan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sosial di Indonesia. Salah satu program besar yang dipimpin adalah inisiatif Smart City, yang bertujuan untuk mendigitalisasi kota-kota besar di Indonesia dan membantu mempercepat adopsi teknologi oleh masyarakat.

Kepemimpinan Ririek juga membawa Telkom meraih pengakuan global, dengan berbagai penghargaan internasional yang mengakui kualitas layanan, inovasi produk, serta kontribusinya terhadap ekonomi digital Indonesia. Semua pencapaian ini menunjukkan bagaimana Ririek berhasil memimpin Telkom untuk bertransformasi menjadi perusahaan teknologi terdepan, tidak hanya sebagai pemain utama di sektor telekomunikasi, tetapi juga dalam ekosistem digital yang lebih luas di Indonesia.

Dengan berbagai pencapaian signifikan yang berhasil diraih oleh Ririek selama masa jabatannya sebagai direktur utama, tantangan besar kini ada di depan mata, yakni memilih sosok pengganti yang dapat melanjutkan transformasi digital dan inovasi yang telah diletakkan. Pergantian pimpinan ini akan menentukan arah perusahaan dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat di industri telekomunikasi dan teknologi. 

Lantas, siapakah di antara para direktur Telkom Indonesia yang memiliki visi dan kapasitas untuk melanjutkan dan bahkan mempercepat strategi perusahaan ke depan? Dengan pemahaman mendalam mengenai dinamika industri dan kekuatan internal Telkom, siapa yang dianggap paling siap untuk memimpin perusahaan raksasa ini?

Telkom Buyback Saham hingga Rp3 Triliun

Selain isu pergantian Direktur Utama, RUPS Telkom pada Mei nanti juga akan membahas rencana pembelian kembali saham perusahaan atau yang biasa dikenal dengan Share Buyback. Rencana ini diungkapkan melalui keterbukaan informasi yang dirilis oleh Telkom pada 17 April 2025. Menurut informasi tersebut, Telkom berencana untuk melakukan pembelian kembali saham dengan alokasi dana yang diperkirakan mencapai Rp3 triliun.

Pembelian Kembali Saham ini bertujuan untuk memperkuat nilai jangka panjang Telkom serta menjaga stabilitas harga saham perusahaan di pasar. Dalam keterbukaan informasi tersebut, manajemen Telkom menjelaskan bahwa pembelian kembali saham akan dilakukan baik secara bertahap maupun sekaligus, baik melalui Bursa Efek Indonesia maupun di luar Bursa.

Proses pelaksanaan akan dimulai setelah RUPS pada 27 Mei 2025 dan diperkirakan berlangsung hingga Mei 2026. Pembelian kembali saham ini diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan Telkom. Namun, akan ada penurunan aset dan ekuitas perusahaan sebesar Rp3 triliun yang diakibatkan oleh penggunaan dana internal untuk buyback tersebut.

Menurut proforma laporan keuangan yang disertakan dalam keterbukaan informasi, setelah pembelian kembali saham, laba per saham (EPS) Telkom diperkirakan tetap stabil, meskipun ada penurunan total aset dan ekuitas perusahaan. Manajemen Telkom meyakini bahwa langkah ini tidak akan memberi dampak material negatif terhadap operasi atau pertumbuhan perusahaan, karena Telkom memiliki modal kerja dan cash flow yang cukup untuk membiayai kegiatan usahanya tanpa mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.

Pembelian kembali saham ini tidak hanya merupakan langkah untuk memperkuat harga saham dan memberi sinyal positif kepada pasar, tetapi juga bagian dari strategi Telkom untuk menjaga kepercayaan para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Telkom memastikan bahwa pembelian saham akan dilakukan dengan harga yang wajar, mempertimbangkan kondisi pasar dan peraturan yang berlaku, serta tidak akan mengurangi free float saham yang masih beredar.

Dari segi sumber pendanaan, Telkom akan menggunakan kas internal untuk melakukan pembelian saham, bukan dana yang berasal dari pinjaman atau hasil penawaran umum. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sehat untuk mendukung langkah buyback tanpa merugikan posisi keuangan jangka panjang.

Selain itu, Telkom juga menegaskan bahwa saham yang telah dibeli kembali (treasury stock) tidak akan memiliki hak suara atau berhak atas dividen. Saham ini akan tetap berada dalam portofolio perusahaan dan tidak akan diperhitungkan dalam penentuan kuorum RUPS. (*)