Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekspor Nonmigas RI Moncer, ini 3 Komoditas Utamanya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 April 2025 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
Ekspor Nonmigas RI Moncer, ini 3 Komoditas Utamanya Komoditas besi, baja; crude palm oil (CPO) beserta turunannya dan batu bara, menyumbang hampir sepertiga dari total ekspor non-migas nasional. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURRSA.COM – Ekspor tiga komoditas ekspor unggulan Indonesia mencatatkan kontribusi yang signifikan pada Maret 2025. Komoditas besi, baja; crude palm oil (CPO) beserta turunannya dan batu bara, menyumbang hampir sepertiga dari total ekspor non-migas nasional.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, kontribusi ketiga kelompok komoditas tersebut mencapai 30,01 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025. Dari ketiganya, besi dan baja mencatat pertumbuhan paling impresif.

“Nilai ekspor besi dan baja naik 19,64 persen secara bulanan dan naik 11,84 persen secara tahunan,” ujar Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 21 April 2025.

Namun, tidak semua komoditas unggulan menunjukkan tren positif. Ekspor CPO dan produk turunannya mengalami penurunan 3,55 persen secara bulanan, tetapi secara tahunan melonjak signifikan sebesar 40,85 persen.

Sementara itu, ekspor batu bara justru mencatat penurunan cukup dalam, yakni turun 5,54 persen secara bulanan dan merosot 23,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Amalia menegaskan, dinamika ekspor komoditas ini menunjukkan pergeseran pola perdagangan global yang harus dicermati. Di satu sisi, kenaikan tajam pada besi dan baja serta CPO memberikan harapan terhadap peningkatan nilai tambah produk ekspor.

Namun, di sisi lain, tren menurun pada batu bara menandai tantangan bagi ekspor berbasis energi fosil. Dari sisi negara tujuan, ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 masih didominasi oleh Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Ketiga negara ini menyerap sekitar 42,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional.

“Nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok tercatat sebesar 5,20 miliar USD atau naik sebesar 21,50 persen dibandingkan Februari 2025. Ke Amerika Serikat sebesar USD2,63 miliar atau naik 12,08 persen, sedangkan ke India sebesar USD1,41 miliar, namun turun 14,54 persen dibanding bulan sebelumnya,” papar Amalia.

Secara tahunan, Amalia mencatat bahwa nilai ekspor ke hampir seluruh negara tujuan utama mengalami peningkatan—kecuali ke India, yang mencatat penurunan. “Secara tahunan, nilai ekspor non-migas ke negara dan kawasan tujuan utama mengalami peningkatan kecuali ke India,” ujarnya.

Ekspor Non-Migas ke China

Berdasarkan data BPS, komoditas ekspor non-migas lain yang menunjukkan kinerja positif selain besi, baja, CPO adalah bijih logam, terak dan abu mencatatkan kenaikan sebesar 4.154,80 persen, mencapai USD573,6 juta.

Sektor besi dan baja mengalami pertumbuhan yang mencolok sebesar 19,64 persen. Di posisi berikutnya, mesin dan peralatan elektrik mencatatkan peningkatan sebesar 19,58 persen.

“Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor, seperti mesin dan peralatan mekanis yang turun sebesar 20,58 persen serta bahan bakar mineral yang mengalami penurunan 2,44 persen,” jelas Amalia.

Pada Maret 2025, ekspor nonmigas Indonesia ke tiga negara tujuan utama seperti China, Amerika Serikat, dan India, di mana masing-masing tercatat sebesar USD5.197,2 juta, USD2.629,0 juta, dan USD1.409,8 juta. Pengiriman barang ke China melonjak 21,50 persen, sementara ekspor ke Uni Eropa juga naik 16,12 persen.

Sebaliknya, ekspor ke negara seperti Thailand dan Australia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni masing-masing sebesar 47,22 persen dan 23,20 persen.

Dilihat dari sektornya, produk hasil industri pengolahan tetap menjadi kontributor utama dalam ekspor nonmigas Indonesia, dengan pertumbuhan sebesar 2,98 persen. Sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga turut mengalami kenaikan 1,73 persen, didorong terutama oleh peningkatan pengiriman produk tanaman obat, aromatik, serta rempah-rempah.

Pada periode Januari hingga Maret 2025, sektor industri pengolahan dan pertanian memperlihatkan pertumbuhan yang kuat, dengan masing-masing mengalami peningkatan 16,75 persen dan 43,09 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, kinerja ekspor Indonesia di bulan Maret 2025 menunjukkan sinyal positif terhadap pemulihan ekonomi nasional yang stabil, sekaligus menggambarkan potensi pertumbuhan ke depan yang menjanjikan. Meskipun masih terdapat tekanan dari pasar internasional, seperti penurunan ekspor ke sejumlah negara, Indonesia tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu eksportir utama di kawasan Asia.

Beberapa komoditas utama dalam ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 mencatat performa impresif. Salah satunya adalah bijih logam, terak, dan abu yang mengalami lonjakan luar biasa hingga 4.154,80 persen dengan nilai mencapai USD573,6 juta.

Sektor besi dan baja mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 19,64 persen, diikuti oleh peningkatan pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 19,58 persen.

“Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor, seperti mesin dan peralatan mekanis yang turun sebesar 20,58 persen serta bahan bakar mineral yang mengalami penurunan 2,44 persen,” ungkap Amalia.

Ekspor nonmigas ke destinasi utama seperti China, Amerika Serikat, dan India pada Maret 2025 tercatat masing-masing sebesar USD5.197,2 juta, USD2.629,0 juta, dan USD1.409,8 juta. Ekspor ke China mencatat pertumbuhan tajam 21,50 persen, dan ke Uni Eropa tumbuh 16,12 persen. Di sisi lain, pengiriman barang ke Thailand dan Australia menurun tajam, masing-masing sebesar 47,22 persen dan 23,20 persen.

Secara sektoral, industri pengolahan masih menjadi tulang punggung ekspor nonmigas Indonesia dengan kenaikan 2,98 persen. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga tumbuh 1,73 persen berkat lonjakan ekspor tanaman herbal, aromatik, dan rempah.

Selama kuartal pertama tahun 2025, sektor industri pengolahan dan pertanian mencatatkan kinerja gemilang, masing-masing meningkat 16,75 persen dan 43,09 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian ekspor Indonesia di bulan Maret 2025 mencerminkan arah pemulihan ekonomi yang semakin solid dan prospek pertumbuhan yang positif. Meski tantangan global tetap ada, Indonesia berhasil mengokohkan perannya sebagai pemain utama ekspor di kawasan Asia.(*)