Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Masih Fluktuatif, IPOT Rekomendasikan Tiga Saham ini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 April 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
IHSG Masih Fluktuatif, IPOT Rekomendasikan Tiga Saham ini Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COMRetail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan pergerakan yang fluktuatif dengan kecenderungan melemah, meski berhasil ditutup menguat sebesar 2,81 persen pada akhir perdagangan Kamis, 17 April 2025. 

IHSG tercatat bergerak dalam rentang 6.225 hingga 6.497 sepanjang pekan lalu, ditopang oleh penguatan sektor bahan dasar dan infrastruktur. Namun, tekanan masih datang dari aksi jual asing yang mencapai lebih dari Rp13,6 triliun, meningkat dibanding minggu sebelumnya sebesar Rp5,93 triliun.

Ia mengatakan, hanya satu sektor yang mengalami pelemahan, yakni sektor finansial yang turun tipis sebesar 0,17 persen.

“Pelemahan ini disebabkan oleh turunnya saham-saham big banks saat memasuki ex-date dividen, mengingat jadwal pembagian dividen antarbank berdekatan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin, 21 April 2025. 

Sementara itu, sektor basic materials dan infrastruktur masing-masing mencatat penguatan signifikan sebesar 10,47 persen dan 7,21 persen.

Indri menyebut pergerakan pasar saat ini menggambarkan fase mark up with distribution, di mana investor memanfaatkan musim laporan keuangan dan pembagian dividen untuk melakukan akumulasi dan distribusi saham.

“Para pelaku pasar masih sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan karena kekhawatiran terhadap kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi global belum mereda,” tambahnya.

Pekan lalu, pasar dibayangi sentimen negatif dari luar negeri, seperti keputusan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menaikkan tarif impor barang dari China menjadi 245 persen sebagai respons atas tarif balasan dari China sebesar 125 persen.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan bahwa inflasi di Amerika Serikat berpotensi naik seiring kebijakan tarif yang agresif.

Dari sisi domestik, pasar mencermati neraca dagang Indonesia yang diprediksi tetap surplus namun sedikit menurun ke level 2,45 miliar dolar AS serta keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia yang diperkirakan tetap bertahan di level 5,75 persen.

Indri memproyeksikan IHSG masih akan bergerak volatile dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700. “Dominasi transaksi jangka pendek dan kecenderungan pelaku pasar untuk keluar sementara dari pasar akan membuat indeks cenderung melemah,” jelasnya.

Rekomendasi Saham Pekan ini

Menghadapi kondisi ini, IPOT merekomendasikan saham-saham dengan potensi penguatan serta fundamental dan teknikal yang solid. Untuk saham JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk), level entry berada di Rp2.010 dengan target Rp2.180 atau potensi kenaikan sebesar 8,46 persen dan batas stop loss di Rp1.915. 

“JPFA berada dalam fase konsolidasi yang kuat, dan saat ini menawarkan risk-reward yang menarik dengan potensi penguatan apabila berhasil breakout level 2.080,” ujar Indri. Saham ini juga menawarkan dividen tunai sebesar Rp70 per saham dengan dividend yield sebesar 3,4 persen.

Untuk saham JSMR (Jasa Marga Tbk), level entry berada di Rp4.290 dengan target Rp4.590 atau potensi kenaikan sebesar 6,99 persen dan batas stop loss di Rp4.150.

“JSMR telah membentuk pola candlestick marubozu dan breakout dari EMA 5, 20, dan 50, mengindikasikan awal dari tren penguatan baru,” terangnya.

Sementara saham PTBA (Bukit Asam Tbk) direkomendasikan pada level entry Rp2.680 hingga Rp2.700 dengan target Rp2.830 atau potensi kenaikan sebesar 5,60 persen dan stop loss di Rp2.610. “PTBA sedang bertahan di area konsolidasi kuat dan berpotensi breakout jika menembus level 2.770,” jelasnya.

Selain saham individu, Indri juga merekomendasikan reksa dana ETF Premier IDX High Dividend 20 (XIHD) sebagai alternatif investasi di tengah momentum pembagian dividen.

“Musim laporan keuangan dan dividen menjadi waktu tepat untuk mengoleksi reksa dana saham berbasis high dividend, seperti XIHD yang transparan dan memiliki likuiditas tinggi,” kata dia.

IHSG Naik 2,81 Persen Sepekan

Pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 14 hingga 17 April 2025 menunjukkan dinamika yang bervariasi.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan bahwa lonjakan paling signifikan dalam sepekan ini terlihat pada rata-rata volume transaksi harian. Volume tersebut naik 19,22 persen menjadi 22,54 miliar saham, dari sebelumnya 18,90 miliar saham pada pekan sebelumnya.

"Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar BEI sebesar 3,98 persen menjadi Rp11.120 triliun dari Rp10.695 triliun pada sepekan sebelumnya," ujar dia dalam keterangannya, Jumat, 17 April 2025.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan sebesar 2,81 persen. Indeks ditutup di level 6.438,269, meningkat dari posisi penutupan minggu lalu di 6.262,226.

Meski demikian, frekuensi transaksi harian menunjukkan sedikit perubahan. "Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini mengalami perubahan, yaitu sebesar 1,01 persen, menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,17 juta kali transaksi pada pekan lalu," sebut Kautsar.

Ia juga menambahkan bahwa terjadi penurunan pada rata-rata nilai transaksi harian BEI dalam sepekan terakhir. Nilai tersebut turun sebesar 1,7 persen menjadi Rp14,56 triliun, dibandingkan Rp14,81 triliun pada minggu sebelumnya.

"Investor asing hari ini (Kamis, 17 April 2025) mencatatkan nilai jual bersih Rp679,86 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp49,55 triliun," pungkasnya.

Pada perdagangan Kamis, 17 April 2025, IHSG tercatat naik sebesar 0,60 persen atau bertambah 38 poin ke level 6.438.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG sempat bergerak fluktuatif di kisaran 6.384 hingga 6.438. Menutup sesi perdagangan, tercatat ada 324 saham yang mengalami kenaikan, 267 saham melemah, dan 214 lainnya tidak berubah.

Volume perdagangan pada sore hari itu tercatat mencapai 15,689 miliar lembar saham dengan nilai transaksi senilai Rp9,667 triliun. (*)