Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Telkom Cetak Laba Bersih Rp23,6 Triliun di 2024

Telkom membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp149,97 triliun pada tahun 2024, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp149,22 triliun.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 19 April 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
Telkom Cetak Laba Bersih Rp23,6 Triliun di 2024 Gedung Telkom Indonesia. (Foto: flickr/Ikhlasul Amal)

KABARBURSA.COM -  PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), emiten telekomunikasi milik negara dengan kode saham TLKM, melaporkan kinerja keuangan konsolidasian tahun buku 2024 yang menunjukkan pertumbuhan stabil dengan penguatan posisi keuangan, efisiensi operasional, dan solidnya kontribusi entitas anak. 

Di tengah tantangan industri dan dinamika ekonomi digital, Telkom berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp23,65 triliun, hanya sedikit terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya (2023: Rp24,56 triliun). 

Telkom membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp149,97 triliun pada tahun 2024, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp149,22 triliun. Meskipun pertumbuhan tipis, perusahaan berhasil menjaga margin laba usaha di tengah tekanan biaya operasional dan persaingan industri.

Kontribusi terbesar tetap datang dari segmen layanan digital dan data, yang mencerminkan transformasi Telkom dari operator telekomunikasi tradisional menjadi digital connectivity enabler. Di sisi beban, perusahaan berhasil menekan beban karyawan dan pemasaran secara relatif, meski beban operasi dan pemeliharaan meningkat seiring ekspansi jaringan dan layanan.

Laba usaha Telkom tercatat sebesar Rp42,99 triliun, terkoreksi tipis dari Rp44,38 triliun pada tahun 2023. Efisiensi biaya dan pendapatan lain-lain yang masih positif menjadi penopang kinerja, meskipun tekanan dari biaya pendanaan dan depresiasi aset tetap cukup signifikan.

Total laba sebelum pajak mencapai Rp39,15 triliun, dengan beban pajak mencapai Rp8,41 triliun, menghasilkan laba tahun berjalan sebesar Rp30,74 triliun, dengan mayoritas sebesar Rp23,65 triliun diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Per 31 Desember 2024, total aset Telkom mencapai Rp299,68 triliun, naik dari Rp287,04 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan aset lancar, terutama kas dan setara kas yang meningkat menjadi Rp33,91 triliun (2023: Rp29,01 triliun), mencerminkan manajemen likuiditas yang baik.

Liabilitas total meningkat menjadi Rp137,19 triliun dari Rp130,48 triliun, dipicu oleh peningkatan utang jangka pendek termasuk pinjaman bank dan liabilitas kontrak. Namun demikian, ekuitas konsolidasian juga tumbuh menjadi Rp162,49 triliun, mencerminkan kekuatan fundamental dan stabilitas modal perusahaan.

Laba bersih per saham dasar tercatat sebesar Rp238,73 per lembar saham, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya (Rp247,92). Sementara laba per American Depositary Share (ADS) yang mewakili 100 saham Seri B, tercatat sebesar Rp23.872,88.

Direksi Telkom menyampaikan komitmen untuk terus melanjutkan transformasi digital, efisiensi operasional, dan penguatan bisnis infrastruktur digital sebagai mesin pertumbuhan utama. 

Tahun 2025 dipandang sebagai momentum untuk mempercepat pertumbuhan bisnis layanan digital terintegrasi dan monetisasi aset strategis, termasuk dalam ekosistem data center dan konektivitas enterprise.

Namun, untuk memahami arah dan capaian ini secara lebih utuh, penting untuk menengok kembali pijakan yang sudah dibangun Telkom di tahun sebelumnya. Kinerja keuangan Telkom Indonesia tahun 2023 menjadi fondasi penting yang tidak hanya menunjukkan stabilitas, tetapi juga kesiapan untuk melakukan lompatan transformasi lebih jauh.

Kinerja Keuangan Telkom Tahun 2023

Pada tahun 2023, Telkom mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi transformasi digital yang dijalankan secara konsisten, serta efisiensi operasional yang mampu menopang daya saing di tengah dinamika industri telekomunikasi.

Secara konsolidasian, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp149,2 triliun, meningkat tipis 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA perusahaan mencapai Rp77,6 triliun dengan margin 52 persen, menandakan manajemen biaya yang efisien serta kekuatan arus kas operasional. Yang paling mencolok, laba bersih melonjak 18,3 persen secara tahunan menjadi Rp24,6 triliun. Peningkatan ini juga tercermin pada laba per saham yang naik dari Rp209,49 menjadi Rp247,92.

Di sisi neraca, total aset Telkom tumbuh menjadi Rp287,0 triliun, naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, total liabilitas tercatat sebesar Rp130,5 triliun dan total ekuitas mencapai Rp156,6 triliun. Struktur ini menunjukkan posisi keuangan yang cukup kuat untuk menopang ekspansi dan investasi strategis di tahun-tahun berikutnya.

Dari sisi lini bisnis, segmen Data, Internet & IT Services tetap menjadi andalan dengan kontribusi Rp87,4 triliun, tumbuh 6,5 persen secara tahunan. Layanan IndiHome juga terus menunjukkan ketahanan dengan pendapatan sebesar Rp28,8 triliun, naik 2,7 persen. Segmen layanan interkoneksi mencatat pertumbuhan 7,0 persen menjadi Rp9,1 triliun.

Efisiensi operasional turut berperan penting dalam penguatan laba. Beban penyusutan dan amortisasi berhasil ditekan menjadi Rp32,7 triliun, turun 1,8 persen. Di saat yang sama, beban pemasaran turun signifikan sebesar 10,2 persen menjadi Rp3,5 triliun, menandakan optimalisasi strategi pemasaran digital dan segmentasi yang lebih tajam.

Selama 2023, Telkom juga mengakselerasi agenda transformasi digital melalui inisiatif “Five Bold Moves”, yang salah satunya adalah pengalihan layanan IndiHome ke Telkomsel. Langkah ini bertujuan memperkuat sinergi antara layanan fixed broadband dan mobile, sekaligus menciptakan integrasi yang lebih seamless dalam menghadirkan pengalaman pelanggan yang konsisten.

Dengan capaian 2023 sebagai titik pijak, langkah Telkom di tahun 2025 tampak semakin strategis: berani bertaruh pada monetisasi infrastruktur digital, memperkuat ekosistem data center nasional, serta menjadikan layanan digital terintegrasi sebagai poros pertumbuhan jangka panjang. (*)