KABARBURSA.COM - Kinerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diprediksi akan terdongkrang setelah bekerja sama dengan raksasa energi asal Turki, Zorlu Enerji.
Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan kolaborasi dengan perusahaan asal Turki itu bisa menjadi katalis positif yang signifikan untuk PGEO.
"Ini adalah langkah nyata PGEO untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi secara optimal," ujar dia kepada KabarBursa.com dikutip Jakarta, Sabtu, 19 April 2025.
Wahyu menerangkan, kemitraan dua belah pihak itu bisa membuka peluang transfer teknologi dan memperkuat rantai pasok industri panas bumi di dalam negeri. Menurutnya, hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing untuk PGEO.
Selain itu, dia menyatakan Kemitraan dengan pemain besar di industri panas bumi Turki itu dapat pula memperkuat posisi PGEO sebagai pemain regional.
"Dan berpotensi mempercepat lahirnya poros kekuatan energi hijau dunia, di mana Indonesia memainkan peran penting," kata dia.
Di sisi lain, Wahyu menyampaikan harga saham PGEO pada awal Maret 2025 telah mengalami penurunan sebanyak 37,64 persen selama setahun terakhir dan 12,30 persen secara ytd.
Meskipun begitu, dia menegaskan perusahaan yang mencatatkan saham perdananya pada 2023 ini masih termasuk dalam fundamental dan valuasi yang menarik.
Terlebih, Wahyu memprediksi PGEO bisa meningkatkan pendapatan dan kinerja operasional perusahaan di pertengahan tahun 2025 setelah menargetkan produksi listrik sebesar 4.930 GWh pada tahun ini.
"Salah satu pendorongnya adalah target Commissioning Operation Date (COD) untuk PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) pada Juni 2025," jelasnya.
Walaupun ada proyeksi pertumbuhan, Wahyu berpendapat terdapat tantangan yang bakal dihadapi PGEO. Sebab, kata dia, ekspansi bisnis panas bumi memang membutuhkan modal besar,
"Dan investor akan terus memantau bagaimana perusahaan mengelola kewajibannya ini terhadap kinerja keuangan," pungkasnya.
Gandeng Raksasa Energi Turki, PGEO Bidik Proyek Geothermal
Sebelumnya diberitakan, PGEO resmi menggandeng raksasa energi asal Turki, Zorlu Enerji, dalam kemitraan strategis yang berpotensi mempercepat lahirnya poros baru kekuatan energi hijau dunia.
Kedua perusahaan resmi menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk pengembangan proyek panas bumi lintas negara, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Ankara, Turki, Kamis, 11 April 2025 lalu.
Penandatanganan ini menjadi sorotan karena turut disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Ibrahim Yumakli, sebagai bagian dari Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang difasilitasi KADIN Indonesia bersama The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK).
Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Kitty Andhora menjelaskan, kolaborasi ini akan menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di wilayah izin panas bumi milik Zorlu Enerji di Turki, dan menjadi batu loncatan bagi penguatan peran kedua negara sebagai pemimpin industri panas bumi global.
"Melalui kolaborasi strategis ini, PGE berharap dapat memperkuat posisi Indonesia dan Turki dalam mendorong transisi energi bersih yang berdaulat, stabil, dan berkelanjutan. Panas bumi merupakan sumber energi asli yang dimiliki kedua negara dan menjadi kunci untuk masa depan energi hijau,” ujar Kitty melalui keterangan resminya dikutip Minggu, 13 Maret 2025.
Menurutnya, kerja sama ini juga membuka jalan bagi percepatan transfer teknologi dan pembangunan rantai pasok industri panas bumi yang kokoh di dalam negeri, sekaligus memperbesar daya tarik investasi energi terbarukan di Indonesia.
Aset Strategis Nasional
Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Cooperation antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki yang ditandatangani saat kunjungan kenegaraan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada Februari 2025 lalu.
Bagi Indonesia, panas bumi bukan hanya sekadar sumber daya, tetapi telah menjadi aset strategis nasional. Dengan cadangan mencapai 24 GW atau sekitar 40 persen dari total potensi global, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam pasar energi bersih dunia.
Zorlu Enerji sendiri merupakan pelaku industri panas bumi terbesar di Turki, dan menyambut baik inisiatif ini sebagai bentuk komitmen dua negara untuk mendorong inovasi dan kerja sama sektor energi secara global.
PGEO yang saat ini mengelola 10 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang 672 MW, menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 1 GW pada 2027 dan 1,7 GW pada 2034. Dari sisi cadangan, perusahaan telah mengidentifikasi potensi hingga 3 GW dari wilayah kerjanya.
“Penandatanganan JSA ini menegaskan keseriusan PGE dalam memperluas kerja sama internasional dan memaksimalkan potensi panas bumi, tak hanya untuk listrik, tetapi juga untuk produk turunan seperti hidrogen hijau, silika, dan kredit karbon,” ujar dia.
PGEO merupakan salah satu perusahaan penyumbang dalam perdagangan karbon di IdxCarbon.(*)