KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis sebesar 0,33 persen atau naik 21 poin ke level 6.462 pada perdagangan sesi I, Rabu, 16 April 2025.
Merujuk data RTI Business, volume perdagangan pagi ini menyentuh angka 501,984 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp278,458 miliar.
Adapun sebanyak 208 saham berada di zona hijau, 69 saham terpantau menurun, dan 239 saham mengalami stagnan.
Sementara itu mengutip Stockbit, puncak daftar top gainer pagi ini ditempati oleh PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) yang melesat sebesar 22,93 persen atau naik 72 poin menjadi Rp386 per lembar saham.
Mengikuti FORE, saham PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) juga mencatatkan kenaikan sebesar 11,11 persen, menambah 1 poin ke level Rp10. Di posisi ketiga terdapat saham PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) yang mengalami lonjakan sebesar 10,61 persen menjadi Rp146.
PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), emiten produk kosmetik dan kebutuhan rumah tangga, juga menguat 9,89 persen ke level Rp2.000. Sedangkan PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) naik 9,5 persen ke harga Rp530.
Di sisi lain, tekanan signifikan terjadi pada saham PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) yang anjlok 14,04 persen atau turun 66 poin ke harga Rp404.
Saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) turut mengalami pelemahan sebesar 7,41 persen, turun ke harga Rp25. Penurunan serupa dialami oleh PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang turun 7,14 persen menjadi Rp78.
Saham PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) turut mengalami penurunan sebesar 6,67 persen, sementara PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE) juga melemah 5,56 persen.
Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa, 15 April 2025, IHSG ditutup menguat dengan kenaikan 73,17 poin atau setara 1,15 persen ke level 6.441,68.
Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.497,53 dan terendah di 6.368,52. Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 233,95 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp13,16 triliun dari 1,18 juta transaksi.
IHSG Lagi Menepi Sejenak, Jangan Keburu Eksekusi Masuk
Sebelumnya diberitakan, hari ini IHSG lagi-lagi bikin investor tarik napas agak lega. Setelah sempat diguyur koreksi dalam beberapa pekan terakhir, indeks akhirnya naik 1,15 persen ke level 6.441. Tapi jangan senang dulu. Menurut analisis teknikal dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, penguatan ini belum cukup buat dibilang reli beneran. Posisi indeks masih mentok di area resistance alias belum bisa menembus batas psikologis yang jadi ujian utama.
Menurut Herditya, pergerakan IHSG saat ini masih berada di awal wave B (kalau pakai skenario merah). Artinya, masih ada peluang buat lanjut naik ke kisaran 6.510–6.678. Tapi, kalau skenario hitam yang terjadi—alias worst case—IHSG malah bisa terkoreksi lebih dalam.
“Terdapat potensi koreksi dimana IHSG akan mengarah ke 5,633-5,770,” ujar Didit dalam analisis hariannya, Rabu, 16 April 2025.
Secara teknikal, support IHSG ada di 6.148 dan 5.825, sementara resistance-nya berada di 6.510 dan 6.609. Di antara dua angka ini, IHSG ibarat tengah isi bensin di pit stop. Bisa lanjut ngebut, tapi bisa juga mengerem mendadak jika ada kejutan dari global—seperti komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump atau data inflasi AS yang tiba-tiba meletup.
Wall Street Tenang
Dari mancanegara, Wall Street akhirnya bernapas lega setelah hari-hari penuh gejolak. Rabu, 16 April 2025, dini hari WIB menjadi salah satu hari paling tenang bagi Wall Street dalam beberapa pekan terakhir, di tengah kekhawatiran berkelanjutan terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Dilansir dari AP di Jakarta, Rabu, indeks S&P 500 hanya turun tipis 0,2 persen atau 9,34 poin ke level 5.396,63. Dow Jones Industrial Average melemah 155,83 poin (0,4 persen) ke posisi 40.368,96, sementara Nasdaq terkoreksi ringan 8,32 poin ke 16.823,17.
Pergerakan yang moderat ini memberi jeda sejenak setelah gejolak besar yang sempat membuat pasar keuangan dunia limbung, bukan hanya dari hari ke hari, tapi juga dari jam ke jam. Sehari sebelumnya, misalnya, S&P 500 sempat naik 1,8 persen, kemudian berbalik rugi, lalu kembali ditutup naik tipis. Semua ini terjadi dalam hitungan jam, mengikuti manuver kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah.
Ketenangan juga terasa di pasar obligasi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun menjadi 4,33 persen dari 4,38 persen pada penutupan Senin. Padahal pekan lalu sempat melonjak ke 4,48 persen, dari posisi 4,01 persen hanya seminggu sebelumnya.
Penurunan yield ini menjadi indikasi bahwa investor mulai kembali memandang obligasi AS sebagai tempat aman, setelah sempat diragukan akibat efek perang dagang.
Nilai tukar dolar AS juga mulai stabil setelah sempat tergelincir tajam minggu lalu. Penguatan tercatat terhadap euro dan franc Swiss, meski sedikit melemah terhadap poundsterling Inggris. Stabilitas ini penting, karena sebelumnya sempat muncul kekhawatiran bahwa status dolar sebagai safe haven ikut tergerus seperti halnya obligasi AS.
Di lantai bursa, sejumlah saham mencatat pergerakan signifikan. Saham Albertsons merosot 7,6 persen meski membukukan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi analis. Pasalnya, proyeksi laba untuk tahun mendatang dianggap mengecewakan.
Perusahaan kesehatan DaVita turun 3 persen untuk hari kedua berturut-turut setelah mengumumkan terkena serangan ransomware yang berdampak pada sebagian operasional mereka. Investigasi masih berlangsung dan perusahaan belum bisa memastikan dampak akhirnya.(*)