KABARBURSA.COM - Manajemen PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) optimistis bisnis perusahaannya tidak terganggu oleh perang dagang global yang tengah terjadi.
Seperti diketahui, FORE telah resmi melakukan Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 14 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Komisaris Utama (Komut) FORE, Willson Cuaca mengatakan FORE menjalankan bisnis dengan balutan budaya lokal asli Indonesia.
"FORE dijalankan oleh manajemen lokal, menjual minuman produk lokal, resep racikan lokal, menggunakan biji kopi lokal. Bukankah ini contoh kemandirian ekonomi lokal?," ungkap dia dalam acara IPO di Main Hall BEI.
Dengan mayoritas bisnis berasal dari lokal, Willson pun yakin kinerja FORE ke depan tidak terganggu oleh perang dagang global yang saat ini sedang berkecamuk.
"FORE tidak terpengaruh dengan perang dagang yang sedang terjadi, karena kami lokal. Dalam situasi pasar yang gonjang-ganjing, kami harus percaya diri," tegas dia.
Willson sempat mengulas balik kala FORE melakukan offering sebelum IPO. Dia menceritakan, pihaknya menjalankan offering perdana pada 8 April 2025, saat pasar modal Indonesia mengalami trading halt pada pembukaan pasca libur lebaran 2025.
Meski dunia tengah dilanda ketidakpastian, Willson menyatakan langkah FORE untuk melantai di bursa efek adalah keputusan yang tepat.
"Bayangkan waktunya bisa pas begitu, itu kebetulannya dan agak-agak gampang sebenarnya karena pasar situasinya kurang mendukung. Tapi kami jalan terus," tandasnya.
Diketahui, FORE berhasil menghimpun dana sebesar sekitar Rp353,44 miliar melalui IPO. Catatan ini tercermin dari oversubscription yang mencapai 200,63 kali dari 114,873 ribu investor yang tercatat di sistem e-IPO pada penjatahan terpusat pada 10 April 2025.
FORE sendiri memulai debutnya di pasar dengan harga penawaran Rp188 per saham, menawarkan total 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal disetor.
Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk mendukung strategi ekspansi nasional dan memperkuat fundamental bisnis yang berkelanjutan.
CEO FORE, Vico Lomar mengatakan strategi yang dipersiapkan pihaknya ialah investasi jangka panjang untuk memperkokoh fondasi bisnis.
"Memperluas jangkauan pasar, serta bagian dari komitmen Fore Coffe untuk terus berinovasi memberikan kualitas kopi premium yang terjangkau," ujar dia.
Sementara itu Willson Cuaca, Komisaris Utama FORE, menyebut melakukan proses IPO di tengah gejolak pasar global adalah keputusan yang terbaik. Menurutnya, keputusan ini tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi diambil berdasarkan keyakinan yang teguh.
"IPO Foren ini akan menjadi contoh bahwa ada startup di Indonesia yang dikelola dengan baik, profitable, serta dijalankan dengan tata kelola yang baik, investornya tidak selalu memikirkan valuasi dan exit dan mengutamakan pertumbuhan yang berkelanjutan," ungkapnya.
Sementara itu, FORE berencana mengalokasikan dana IPO untuk tiga tujuan utama. Pertama, Sekitar Rp275 miliar untuk memperluas jaringan gerai kopi dengan target pembangunan 140 outlet kopi baru di Indonesia dalam dua tahun ke depan
Kedua, sekitar Rp60 miliar untuk ekspansi vertikal melalui pembukaan outlet donat oleh anak perusahaan . Ketiga, Sekitar Rp18,44 miliar untuk mendukung kebutuhan modal kerja operasional
Di sisi lain, FORE mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid dan konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Hingga September 2024, perusahaan mencatat penjualan bersih sebesar Rp727 miliar,tumbuh 135 persen YoY, dengan CAGR 112 persen (2021–2023)
Sedangkan, laba kotor sebesar Rp447 miliar, naik 128 persen YoY, dengan CAGR 122 persen (2021–2023). Adapun EBITDA sebesar Rp135 miliar, melonjak 187 persen YoY.
IHSG Dibuka Loyo di Level 6.244: FORE Pimpin Top Gainers
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada awal perdagangan sesi I Senin, 14 April 2025, turun 18,04 poin atau 0,29 persen ke level 6.244,19.
Sepanjang sesi pagi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.275,96 sebelum terkoreksi ke posisi terendah harian di 6.223,02. IHSG memulai sesi pada level 6.262,23. Total volume transaksi tercatat sebanyak 4,16 miliar lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp513,76 miliar dari 34.080 transaksi.
Diberitakan sebelumnya, saham FORE langsung mencuri perhatian dengan memimpin daftar top gainers. Emiten pendatang baru di sektor makanan dan minuman ini melonjak 34,04 persen ke level Rp252. Kenaikan tajam ini mencerminkan antusiasme investor terhadap prospek bisnis ritel kopi kekinian yang tengah berkembang pesat.
Selain FORE, saham PT Sekar Laut Tbk (SKLT), produsen makanan ringan dan bumbu makanan, naik 19,16 persen ke Rp199. PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), emiten yang bergerak di bidang energi terbarukan, menguat 13,04 persen ke Rp130. PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM), yang beroperasi di industri kimia tekstil, naik 11,32 persen ke Rp59.
Sementara PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), penyedia layanan teknologi informasi dan solusi digital, menguat 8,57 persen ke Rp38.000.
Di sisi lain, beberapa saham malah tertekan dan masuk daftar top losers. Saham PT Shield On Service Tbk (SOSS), penyedia jasa keamanan dan outsourcing, memimpin penurunan dengan koreksi 11,48 persen ke Rp432.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), salah satu bank BUMN terbesar, turun 7,25 persen ke Rp4.730. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor, melemah 6,74 persen ke Rp8.650. PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI), yang bergerak di bidang konstruksi dan alat berat, terkoreksi 6,67 persen ke Rp14. Sementara saham PT Hotel Fitra International Tbk (FITT), emiten di sektor perhotelan, turun 6,56 persen ke Rp114.(*)