Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Turun 3,82 Persen, Volume Transaksi Naik Tipis

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 April 2025 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
IHSG Turun 3,82 Persen, Volume Transaksi Naik Tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 14 April 2025. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 14 April 2025. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk perdagangan pagi ini adalah AMRT, BBNI, CUAN, dan TLKM.

Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat tipis, yakni sebesar 0,13 persen ke level 6.262 disertai munculnya volume pembelian.

“Pada skenario merah, diperkirakan IHSG sedang berada di awal wave B, sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6,376-6,510. Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [v] sehingga masih terdapat potensi koreksi dimana IHSG akan mengarah ke 5,633-5,770,” tulis Tim Analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 13 April 2025.

Tim analis MNC Sekuritas juga mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 5,825, 5,742. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,405, 6,510.

Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: AMRT, BBNI, CUAN, dan TLKM.

AMRT - Buy on Weakness

AMRT terkoreksi 3,49 persen ke 2,210 dan disertai dengan munculnya tekanan jual, namun koreksinya masih tertahan oleh MA20. Analis memprakirakan, saat ini posisi AMRT sedang berada di awal wave B dari wave (B).

  • Buy on Weakness: 1,980-2,140
  • Target Price: 2,310, 2,640
  • Stoploss: below 1,845

BBNI - Buy on Weakness

BBNI menguat 3,05 persen ke 4,390 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakannya pun mampu menembus MA20 dan MA60. Analis memprakirakan, posisi BBNI saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave B.

  • Buy on Weakness: 3,910-4,100
  • Target Price: 4,620, 4,930
  • Stoploss: below 3,780

CUAN - Buy on Weakness

CUAN menguat 8,60 persen ke 6,000 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, namun pergerakan CUAN masih tertahan MA20. Saat ini, diperkirakan CUAN sedang berada pada bagian awal dari wave (B).

  • Buy on Weakness: 5,400-5,825
  • Target Price: 7,300, 8,875
  • Stoploss: below 5,200

TLKM - Sell on Strength

TLKM terkoreksi 0,85 persen ke 2,330 meskipun disertai dengan volume pembelian. Analis memprakirakan, posisi TLKM saat ini sedang berada di awal wave [v] dari wave 5. Hal tersebut diperkirakan TLKM masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area 1,920-2,200.

  • Sell on Strength: 2,360-2,410

IHSG Terjun 3,8 Persen Selama Sepekan

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja bursa yang menunjukkan fluktuasi selama periode 8 hingga 11 April 2025. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyebut bahwa peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian yang naik 16,16 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari sebelumnya 1,02 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Tak hanya itu, rata-rata volume transaksi harian juga mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,71 persen. "Menjadi 18,90 miliar lembar saham dari 18,77 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," ujarnya dalam siaran tertulis pada Jumat malam, 11 April 2025.

Selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami koreksi sebesar 3,82 persen. "Ditutup pada level 6.262,226 dari 6.510,620 pada pekan lalu," katanya.

Pada awal minggu, BEI sempat menghentikan sementara perdagangan atau trading halt karena IHSG turun hingga 9,19 persen. Dalam situasi tersebut, BEI sekaligus merevisi kebijakan trading halt dengan menaikkan ambang batas penurunan IHSG dari 5 persen menjadi 8 persen.

Kautsar juga menyampaikan bahwa nilai kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar 3,88 persen, dari Rp11.126 triliun menjadi Rp10.695 triliun. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian turut menyusut sebesar 20,38 persen menjadi Rp14,81 triliun dibanding Rp18,60 triliun pada pekan sebelumnya.

"Adapun investor asing hari ini (Jumat, 11 April 2025), mencatatkan nilai jual bersih Rp214,17 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp35,86 triliun," tuturnya.

Penundaan Tarif Trump Bawa Angin Segar ke IHSG

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebelumnya telah memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif baru terhadap beberapa negara selama 90 hari, terhitung sejak pengumuman pada Rabu, 9 April 2025. Kebijakan ini memberikan dorongan positif terhadap IHSG, yang ditutup menguat 4,79 persen ke level 6.254 pada perdagangan Kamis, 10 April 2025.

Analis pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, mengatakan bahwa keputusan tersebut mampu meredakan kekhawatiran pelaku pasar dan mendorong reli di bursa Asia maupun Eropa. "Dan memberi ruang bagi investor untuk kembali masuk ke aset berisiko, termasuk saham Indonesia," ujarnya kepada KabarBursa.com, Jumat, 11 April 2025.

Meski demikian, Hendra mengingatkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang masih perlu diwaspadai. Salah satunya adalah aksi net sell oleh investor asing, yang pada hari tersebut mencapai Rp632 miliar. Menurutnya, hal ini mengindikasikan bahwa penguatan IHSG belum sepenuhnya ditopang oleh masuknya modal asing. Di samping itu, tensi antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga masih berlangsung.

"Terutama setelah AS tetap menaikkan bea masuk produk Tiongkok menjadi 125 persen, dan dibalas oleh tarif 84 persen dari pihak Beijing. Sentimen global yang rapuh ini membuat pasar tetap bergerak dalam volatilitas tinggi," jelasnya.

Hendra juga menyebut bahwa IHSG sedang menguji resistance di level 6.418. Jika level ini berhasil dilewati, maka target selanjutnya berada di kisaran 6.600 hingga 6.800. "Potensi yang bukan mustahil, asalkan kombinasi katalis makro dan penguatan sektor-sektor utama mampu terjaga secara konsisten," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa musim pembagian dividen yang akan segera dimulai berpotensi menjadi pendorong tambahan bagi pergerakan IHSG. Menurutnya, sejumlah emiten dari sektor perbankan dan barang konsumsi diperkirakan akan membagikan dividen dalam jumlah besar.

"Namun, efek ex-date dan potensi aksi profit taking tetap harus diantisipasi. Investor disarankan selektif dan fokus pada emiten yang tak hanya memberi dividen tinggi, tetapi juga memiliki pertumbuhan laba berkelanjutan," ujarnya. (*)