KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,13 persen atau naik 8 poin ke level 6.262 pada perdagangan Jumat, 11 April 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 309 saham menguat, 259 saham di zona merah, dan 226 saham mengalami stagnan.
Adapun volume perdagangan mencapai 13,341 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp10,674 triliun.
Sementara itu mengutip Stockbit, pada kategori top value, saham-saham sektor perbankan mendominasi perputaran dana. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada di posisi teratas dengan nilai transaksi sebesar Rp1,958 triliun.
Diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp1,091 triliun, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di angka Rp681,36 miliar. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turut masuk lima besar dengan transaksi mencapai Rp391,02 miliar.
Sedangkan dari sisi top volume, saham teknologi dan tambang menjadi sorotan. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menduduki posisi teratas dengan volume perdagangan mencapai 1,94 miliar lembar saham, disusul oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sebanyak 710,42 juta lembar.
Menanti Dividen BMRI
Berbicara tentang BMRI yang pada hari ini mencatatkan transaksi besar dan mampu membawa IHSG naik tipis, investor tengah menanti pembagian dividennya.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu bank papan atas di Indonesia dengan keputusan pembagian dividen jumbo untuk tahun buku 2024. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa, 25 Maret 2025, Bank Mandiri menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp43,51 triliun, setara dengan 78 persen dari laba bersih tahunannya. Angka ini membuat investor berhak atas dividen per saham sebesar Rp466,18.
Keputusan strategis ini tidak hanya mencerminkan kinerja keuangan yang solid, tetapi juga menunjukkan komitmen Bank Mandiri dalam memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Jadwal pembayaran dividen telah ditetapkan pada 23 April 2025, sementara cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 11 April 2025.
Cum dividen sendiri merupakan tanggal penting di mana investor masih memiliki kesempatan terakhir untuk membeli saham BMRI dan tetap berhak menerima dividen tersebut.
Sinyal positif dari pembagian dividen ini langsung disambut antusias oleh pelaku pasar. Pada perdagangan Kamis, sehari sebelum cum date, harga saham BMRI melesat 6,69 persen ke posisi Rp5.025 per saham.
Pergerakan signifikan ini didorong oleh tingginya aktivitas perdagangan, di mana sebanyak 559,97 juta saham berpindah tangan dalam 51.516 transaksi, dengan total nilai mencapai Rp2,83 triliun.
Menariknya, investor domestik menunjukkan minat besar terhadap saham ini, terlihat dari aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp115 miliar melalui broker Mandiri Sekuritas.
Jika dibandingkan dengan harga penutupan saham saat itu, potensi yield dividen BMRI mencapai sekitar 9,27 persen. Angka ini sangat kompetitif dan menjadi salah satu yang tertinggi di antara emiten perbankan besar lainnya, menjadikannya incaran investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen.
Selain itu, Phintraco Sekuritas sempat merilis estimasi harga wajar saham BMRI di level Rp6.325, memberikan potensi kenaikan harga (upside) sekitar 25,8 persen dari posisi saat ini.
Potensi tersebut tidak lepas dari solidnya kinerja fundamental Bank Mandiri yang terus berkembang dalam berbagai lini bisnis, baik di segmen korporasi, ritel, maupun digital banking.
Strategi ekspansi dan digitalisasi yang agresif, ditambah dengan efisiensi operasional yang terus meningkat, menjadikan BMRI sebagai salah satu emiten yang tidak hanya tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi, tetapi juga atraktif dari sisi valuasi dan return.
Kombinasi antara dividen yield tinggi, tren harga saham yang positif, serta ekspektasi kenaikan nilai wajar menjadikan saham BMRI sebagai salah satu pilihan menarik di tengah iklim investasi yang penuh tantangan.
Bagi investor yang mencari keseimbangan antara pendapatan dividen dan potensi pertumbuhan harga saham, BMRI bisa menjadi portofolio yang layak untuk dipertimbangkan secara serius.
Sementara, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menunjukkan performa impresif pada perdagangan Jumat, 11 April 2025. Harga sahamnya ditutup menguat 1,49 persen ke level Rp5.100 per saham, naik 75 poin dari hari sebelumnya.
Pergerakan positif ini menjadi lanjutan dari euforia pasar setelah pengumuman pembagian dividen jumbo sebesar Rp43,51 triliun atau setara 78 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Dividen per saham yang akan dibagikan mencapai Rp466,18, dengan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada hari ini.
Volume transaksi harian saham BMRI juga melesat tinggi, tercatat mencapai 384,96 juta saham. Angka ini jauh melampaui rata-rata volume perdagangan hariannya yang berada di kisaran 244,67 juta saham.
Lonjakan volume ini menandakan meningkatnya minat investor terhadap saham BMRI, yang banyak diborong oleh investor lokal melalui broker Mandiri Sekuritas. Net buy investor domestik tercatat sebesar Rp115 miliar, menunjukkan adanya kepercayaan besar terhadap prospek Bank Mandiri ke depan.
Dengan harga saham yang saat ini berada di level Rp5.100 dan dividen per saham sebesar Rp466,18, maka potensi dividend yield BMRI berada di kisaran 9,27 persen. Angka ini sangat menarik, mengingat rata-rata yield dividen saham perbankan besar biasanya lebih rendah.
Bahkan, berdasarkan analisis dari Phintraco Sekuritas, saham BMRI masih memiliki potensi kenaikan menuju harga wajar di level Rp6.325 per saham. Jika skenario ini terwujud, maka terdapat potensi apresiasi harga sebesar 25,8 persen dari posisi saat ini.
Kinerja kuat ini menunjukkan kombinasi solid antara daya tarik dividen dan potensi capital gain, menjadikan BMRI sebagai salah satu saham favorit di sektor perbankan untuk jangka pendek hingga menengah. Momentum ini pun bertepatan dengan sentimen positif pasar menjelang periode pembagian dividen dan optimisme atas stabilitas sektor keuangan nasional.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.