KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk atau PTRO kembali mencuri perhatian pasar setelah mencatatkan lonjakan harga saham yang signifikan sebesar 7,83 persen pada perdagangan Jumat, 11 April 2025.
Penguatan ini terjadi setelah harga saham PTRO menunjukkan ketahanan yang kuat pada garis rata-rata pergerakan (moving average/MA) 200 harinya, yang kini berada di level 1.970. Rebound ini menjadi sinyal teknikal positif bahwa investor mulai kembali mengapresiasi potensi fundamental dan prospek pertumbuhan jangka menengah emiten ini.
Pergerakan harga yang berhasil bertahan dan memantul dari garis MA200 merupakan indikasi bahwa PTRO saat ini sedang berada dalam fase konsolidasi yang sehat. Apabila momentum positif ini berlanjut, saham PTRO berpeluang untuk menembus dan menjemput area resistance terdekat di kisaran 2.850 hingga 3.000. Ini akan menjadi level kunci yang dapat menentukan arah tren jangka pendek hingga menengahnya.
Dari sisi fundamental, katalis utama penguatan saham PTRO datang dari berita positif terkait kontrak besar yang berhasil diamankan perusahaan. PTRO resmi menandatangani kerja sama jasa pertambangan dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), salah satu pemain utama di industri nikel tanah air. Nilai perjanjian ini tidak main-main, ditaksir mencapai sekitar Rp16 triliun, menjadikannya salah satu kontrak terbesar dalam sejarah operasional PTRO.
Kontrak strategis ini dipandang sebagai langkah konkret PTRO dalam memperkuat portofolio proyeknya, sekaligus memperluas eksposur di industri pertambangan mineral, khususnya nikel, yang memiliki prospek jangka panjang seiring dengan tren elektrifikasi global dan peningkatan permintaan baterai kendaraan listrik.
PTRO yang sebelumnya dikenal luas di sektor jasa pertambangan batu bara, kini mulai menunjukkan transformasi menuju sektor mineral strategis yang lebih berkelanjutan dan berorientasi masa depan.
Selain mempertegas posisi PTRO sebagai mitra terpercaya dalam jasa pertambangan, kesepakatan dengan INCO juga menjadi sinyal kuat bagi investor mengenai potensi pendapatan yang stabil dan jangka panjang, karena proyek-proyek berskala besar seperti ini biasanya memiliki durasi kontrak bertahun-tahun.
Arus kas yang lebih terprediksi dari proyek semacam ini akan memberikan keleluasaan manajemen dalam merencanakan ekspansi dan efisiensi operasional ke depan.
Dengan dukungan sentimen teknikal yang positif dan kabar fundamental yang solid, saham PTRO kini menjadi salah satu emiten yang patut dipantau oleh pelaku pasar. Apabila mampu mempertahankan momentumnya dan terus menggenjot kinerja proyek eksisting maupun yang baru, PTRO berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin di sektor jasa pertambangan Indonesia.
Investor kini tinggal menunggu bagaimana manajemen mengeksekusi peluang besar ini ke dalam pertumbuhan nyata dan berkelanjutan bagi perusahaan.
Tantangan Keuangan PTRO
PT Petrosea Tbk (PTRO) saat ini menjadi sorotan tajam di pasar saham Indonesia, dengan pergerakan harga yang dinamis dan ditopang oleh fundamental keuangan yang mencerminkan campuran kekuatan dan tantangan.
Di tengah volatilitas pasar, saham PTRO berhasil menunjukkan pemulihan impresif, menguat hampir 8 persen dan menjaga posisi strategisnya di atas garis MA200. Momentum ini diperkuat oleh kabar positif dari kontrak kerja sama pertambangan bernilai sekitar Rp16 triliun bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang tidak hanya menjadi katalis sentimen jangka pendek tetapi juga membuka prospek pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Dari sisi valuasi, PTRO kini diperdagangkan dengan price to earnings (PE) ratio tahunan maupun trailing twelve months (TTM) sebesar 144,17, jauh melampaui median PE IHSG yang berada di angka 7,73. Meskipun hal ini menandakan valuasi premium, rasio ini juga mencerminkan ekspektasi pasar yang tinggi terhadap potensi pertumbuhan emiten.
Namun, earnings yield yang hanya sebesar 0,69 persen menunjukkan bahwa return dari laba bersih terhadap harga saham saat ini masih relatif rendah. Selain itu, rasio harga terhadap cashflow dan free cashflow yang tinggi—masing-masing di atas 50 kali—menunjukkan bahwa investor harus membayar harga mahal terhadap arus kas yang dihasilkan perusahaan.
Dari sisi solvabilitas, PTRO menunjukkan kemampuan cukup baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan current ratio sebesar 1,56 dan quick ratio sebesar 1,48. Namun demikian, struktur permodalan masih cukup tertekan, tercermin dari debt to equity ratio sebesar 1,34 dan total liabilities terhadap ekuitas yang mencapai 2,48.
Ini memperlihatkan bahwa perusahaan mengandalkan pembiayaan utang secara signifikan, dengan leverage keuangan mencapai 3,48 kali. Tingkat utang jangka panjang yang tinggi, yaitu sebesar Rp4,7 triliun dari total utang Rp5,3 triliun, memperlihatkan ketergantungan pada pendanaan eksternal yang mungkin menjadi perhatian jika tidak dibarengi pertumbuhan laba yang konsisten.
Dalam hal profitabilitas, performa PTRO masih dalam tahap pemulihan. Return on equity (ROE) sebesar 3,90 persen dan return on assets (ROA) sebesar 1,12 persen menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan aset dan ekuitas belum optimal.
Di sisi lain, return on invested capital (ROIC) berada di angka 9,55 persen, mencerminkan bahwa manajemen mulai menunjukkan efektivitas dalam mengelola modal yang ditanamkan. Margin laba bersih saat ini berada di kisaran 3,29 persen, sementara margin laba operasi hanya 3,84 persen, memperlihatkan bahwa tekanan biaya operasional masih cukup besar.
Pertumbuhan pendapatan tahunan PTRO menunjukkan fluktuasi tajam dari waktu ke waktu, namun tahun 2024 menunjukkan sinyal perbaikan. Dengan pendapatan tahunan mencapai Rp11,16 triliun dan laba bersih TTM sebesar Rp157 miliar, emiten ini tampak mulai mencatatkan tren laba yang stabil, walaupun masih berada di bawah pencapaian beberapa tahun sebelumnya.
Rasio PEG yang negatif, yaitu -8,31, mengindikasikan bahwa pertumbuhan laba belum konsisten atau justru menurun dibanding valuasinya. Namun, penting untuk dicatat bahwa YoY net income pada kuartal terakhir tumbuh sebesar 361,70 persen, yang bisa menjadi titik balik penting dalam kinerja keuangan PTRO.
Dari sisi dividen, PTRO mulai menunjukkan konsistensi dalam pembagian laba, dengan dividen TTM sebesar Rp4,95 per saham dan payout ratio sebesar 31,86 persen. Meskipun dividend yield saat ini hanya 0,22 persen, stabilitas pembagian dividen bisa menjadi daya tarik bagi investor jangka panjang, terutama apabila tren laba membaik ke depan.
Performa harga saham PTRO dalam jangka panjang juga mencengangkan. Dalam 5 tahun terakhir, saham ini mencatatkan kenaikan fantastis sebesar 1.541,03 persen, bahkan melonjak hingga 2.771,79 persen dalam 10 tahun terakhir.
Namun demikian, dalam jangka pendek, saham mengalami koreksi tajam—turun hampir 30 persen dalam satu bulan terakhir dan lebih dari 33 persen dalam tiga bulan. Koreksi ini mungkin terjadi sebagai respons pasar terhadap valuasi yang terlalu tinggi atau kekhawatiran terhadap keberlanjutan pertumbuhan.
Dengan market cap sebesar Rp22,5 triliun dan enterprise value Rp26,1 triliun, PTRO bukan lagi pemain kecil di sektor pertambangan dan jasa rekayasa. Namun dengan Piotroski F-score sebesar 6, pasar masih melihat adanya ruang perbaikan dari sisi efisiensi operasional dan kekuatan fundamental.
Kombinasi antara rebound harga saham, potensi bisnis baru dari kontrak jangka panjang, serta optimisme terhadap kinerja keuangan mendatang menjadikan PTRO sebagai salah satu saham yang layak diamati lebih lanjut, meskipun dengan pendekatan yang selektif dan hati-hati.
Jika perusahaan mampu mengelola leverage dan menumbuhkan margin laba bersih secara konsisten, maka nilai intrinsik PTRO berpotensi meningkat dalam jangka menengah hingga panjang. Dalam konteks ini, keberhasilan implementasi kontrak senilai Rp16 triliun bersama Vale Indonesia bisa menjadi ujian nyata sekaligus kesempatan emas bagi PTRO untuk mengukuhkan posisi sebagai pemimpin baru di industri pertambangan terintegrasi nasional.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.