KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan penyesuaian terhadap perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan dalam kondisi darurat.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 8 persen, BEI akan langsung melakukan penghentian sementara perdagangan atau pembekuan sementara perdagangan saham (trading halt) selama 30 menit.
Direktur BEI Iman Rachman mengatakan penyesuaian trading halt dan auto rejection bawah (ARB) itu tidak hanya diterapkan di bursa Indonesia, tapi juga diterapkan negara-negara lain seperti Stock Exchange of Thailand (SET) dan Korea Exchange (KRX).
“Kami membandingkan trading halt ini dengan bursa yang ada, di regional misalnya Bursa Korea Selatan (Korsel) dan Bursa Thailand,” kata dia dalam konferensi pers di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa, 8 April 2025.
Selain itu, Iman mengatakan, penyesuaian penerapan trading halt dilakukan juga berdasarkan praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh bursa global.
“Jadi trading halt dan ARB ini juga kami benchmarking dengan bursa-bursa global" tutur Iman.
Dalam data yang ditampilkan BEI saat konferensi pers, KRX menetapkan batas trading halt di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan pemberhentian perdagangan selama 20 menit.
Sementara SET juga menerapkan hal serupa di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan jadwal pengertian perdagangan 30 menit.
Adapun Indonesia turut menjalankan cara senada dalam melakukan trading halt di angka 8 persen, 15 persen, dan 20 persen dengan waktu penghentian 30 menit.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan penyesuaian persentase ARB dilakukan untuk menjaga volatilitas pasar dan memastikan perlindungan investor.
Penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan efek, kata dia, dilakukan sebagai upaya BEI untuk memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada.
“Dalam penerapan kebijakan ini, BEI juga telah mempertimbangkan best practice pada bursa-bursa di dunia serta memperhatikan masukan pelaku pasar,” ujarnya
Pasca Libur Lebaran, IHSG Langsung Trading Halt
IHSG hari ini langsung mengalami penghentian sementara atau trading halt selama 30 menit karena penurunan harga pada pembukaan perdagangan.
IHSG dibuka melemah tajam pada perdagangan hari ini, turun 598,56 poin atau sembilan koma satu sembilan persen ke level 5.912,06 pada Selasa, 8 April 2025. Sepanjang sesi pembukaan, indeks langsung menyentuh titik terendahnya di level tersebut, setelah dibuka di posisi 6.510,62, setara dengan level penutupan sebelumnya.
Volume transaksi tercatat sebanyak 15,91 juta lot, dengan nilai perdagangan mencapai Rp1.925,7 triliun. Tidak terdapat pergerakan naik sejak pembukaan, menjadikan tekanan jual sangat dominan sejak awal sesi.
Di tengah tekanan yang merata, hanya segelintir saham yang berhasil mencatatkan penguatan. Di antaranya adalah saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) yang naik 4,96 persen ke posisi 1.270. Disusul oleh saham PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) yang naik 2,98 persen ke level 484. Saham PT Pakuan Tbk (UANG) turut menguat 2,48 persen ke harga 330, sementara saham PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) naik 2,16 persen ke 710. Saham PT Ace Oldfields Tbk (KUAS) juga mencatatkan kenaikan 2,00 persen ke posisi 51.
Sebaliknya, koreksi tajam melanda sejumlah saham unggulan. Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) anjlok 15,00 persen ke harga 204. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) juga jatuh 15,00 persen ke 510. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) terpuruk 15,00 persen ke harga 8.500.
Sementara itu, saham emiten teknologi besar PT DCI Indonesia Tbk (DCII) turun 14,99 persen ke posisi 142.775. Penurunan signifikan juga dialami oleh PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang melemah 14,97 persen ke level 4.090.
Dari sisi sektoral, tekanan besar dirasakan hampir di seluruh lini. Sektor teknologi menjadi satu-satunya yang masih bertahan di zona hijau dengan indeks pada level 10.380. Sementara itu, sektor energi melemah 7,53 persen, sektor keuangan turun 7,56 persen, sektor infrastruktur terkoreksi 7,09 persen, dan sektor transportasi mengalami tekanan paling dalam hingga 30,56 persen.
Industri dasar juga anjlok 10,07 persen, disusul sektor industri yang turun 4,82 persen. Di sisi lain, sektor properti masih menunjukkan ketahanan dengan kenaikan 6,88 persen, sementara sektor non-siklus konsumen menguat 4,36 persen.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan perdagangan hari ini dibuka di sesi pre-opening, di mana pembentukan harga dilakukan melalui mekanisme call auction.
Berbeda dengan sesi reguler yang menggunakan continuous auction, di mana order beli dan jual langsung dicocokkan secara berkesinambungan, call auction mengumpulkan seluruh order terlebih dahulu, lalu menetapkan satu harga pembukaan untuk setiap saham berdasarkan titik temu terbaik antara penawaran beli dan jual.
“Karena terjadi di saat pre-opening di mana pembentukan harga di pre-opening dilakukan dengan mekanisme call auction (bukan continuous auction), dan harga setiap saham terbentuk di 1 harga,” kata Jeffrey melalui keterangan tertulis di Jakarta pada Senin, 8 April 2025.
Akibatnya, seluruh saham yang diperdagangkan di pre-opening hanya memiliki satu harga terbentuk, yang mencerminkan tekanan jual dan beli pada saat itu.
Ketika kondisi pasar yang mengalami tekanan ekstrem seperti hari ini, harga-harga saham langsung jatuh ke batas bawahnya (ARB) pada saat pre-opening, sebelum perdagangan reguler sempat berjalan. (*)