KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan sejumlah strategi dalam menghadapi kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebut pihaknya telah mencanangkan tiga strategi jangka panjang dalam menghadapi tarif baru AS. Pertama, BEI akan terus melakukan diversifikasi.
"Kami melakukan diversifikasi mulai dari produk, termasuk structured warrant, single stock futures, hingga KBI kontrak berjangka asing," ujar Iman dalam konferensi pers di Main Hall BEI di Jakarta, Selasa, 8 April 2025.
Kemudian, BEI juga bakal meningkatkan likuiditas dan infrastruktur. Iman bilang, di tahun 2026 pihaknya akan melakukan pengembangan dari sisi IT yang bertujuan untuk meraup perdagangan tiga kali lipat dari sekarang.
Lalu yang terakhir ialah, lanjut Iman, BEI akan fokus terhadap assisting product guna merekrut perusahaan-perusahaan go publik berkualitas dengan ukuran yang besar.
"Kami punya KPI yang dibilang lighthouse yaitu market capnya di atas Rp3 triliun. Ini kita harapkan makin banyak sehingga investor makin memiliki alternatif investasi," jelas Iman.
Selain itu, Iman menegaskan kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga menjadi cara BEI menghadapi perang dagang. Menurutnya, buyback tanpa RUPS tersebut bisa membuat likuiditas pasar meningkat karena adanya penambahan permintaan.
Lalu, lanjut Iman, BEI juga melakukan beberapa penyesuaian terkait dengan surveillance atau pengawasan. "Kami tetap lakukan beberapa hal melihat transaksi yang diindikasikan tidak wajar, " jelasnya.
Dibuka Perdana Pascalibur Lebaran IHSG Langsung Trading Halt
IHSG hari ini perdana dibuka perdagangan setelah libur panjang pascaebaran Idulfitri 2025 langsung mengalami penghentian sementara atau trading halt selama 30 menit karena penurunan harga.
IHSG dibuka melemah tajam pada perdagangan hari ini, turun 598,56 poin atau sembilan koma satu sembilan persen ke level 5.912,06 pada Senin, 8 April 2025. Sepanjang sesi pembukaan, indeks langsung menyentuh titik terendahnya di level tersebut, setelah dibuka di posisi 6.510,62, setara dengan level penutupan sebelumnya.
Konsekuensinya, BEI melakukan penghengtian perdagangan selama 30 menit. Jika selama 30 menit tidak ada perbaikan harga, trading halt akan dilanjutkan kembali.
Volume transaksi tercatat sebanyak 15,91 juta lot, dengan nilai perdagangan mencapai Rp1.925,7 triliun. Tidak terdapat pergerakan naik sejak pembukaan, menjadikan tekanan jual sangat dominan sejak awal sesi.
Head Of Reasearch Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menyebutkan bahwa fenomena ini merupakan reaksi wajar dari pasar yang mencoba menyesuaikan diri (adjusting) dengan dinamika pasar global selama periode libur Lebaran.
"Ini pertama kalinya saya dalam karier di pasar modal menyaksikan IHSG dibuka langsung trading halt. Dan ini akan berlangsung selama 30 menit ke depan," ujar Liza dalam perbincangan Bursa Pagi-Pagi pada Selasa, 8 April 2025.
Ia juga menyinggung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pagi ini merilis aturan baru, yang menyatakan jika indeks kembali turun hingga 15 atau bahkan 20 persen setelah masa trading halt pertama, maka bursa akan kembali dihentikan selama 30 menit berikutnya. Sementara Bank Indonesia juga melakukan penyesuaian mekanisme auto rejection bawah menjadi 15 persen untuk mengantisipasi tekanan lanjutan.
Liza menjelaskan bahwa gejolak ini dipicu oleh kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump yang diberlakukan secara luas terhadap negara mitra dagangnya, memicu ketegangan dagang global. “S&P 500 sudah turun 14 persen secara year-to-date, Dow Jones minus 10 persen, dan Indonesia yang sebelum libur masih minus 16 persen year-to-date juga akhirnya harus mengikuti tekanan global,” jelasnya.
Menurutnya, tekanan ini sudah dapat diantisipasi oleh pelaku pasar, terutama bagi yang telah melakukan strategi pengurangan portofolio menjelang libur panjang.
“Ini adalah aftermath yang harus kita hadapi. Gelombang tsunami global belum usai,” tambahnya.
Terpisah, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan pembukaan perdagangan perdana pascalibur lebaran 2025 atau Idulfitri 1446 Hijriah langsung disambut penghentian sementara perdagangan atau trading halt.
Perdagangan hari ini, lanjut Jeffrey, dibuka di sesi pre-opening, di mana pembentukan harga dilakukan melalui mekanisme call auction. Berbeda dengan sesi reguler yang menggunakan continuous auction, di mana order beli dan jual langsung dicocokkan secara berkesinambungan, call auction mengumpulkan seluruh order terlebih dahulu, lalu menetapkan satu harga pembukaan untuk setiap saham berdasarkan titik temu terbaik antara penawaran beli dan jual.
"Karena terjadi di saat pre-opening di mana pembentukan harga di pre-opening dilakukan dengan mekanisme call auction (bukan continuous auction), dan harga setiap saham terbentuk di 1 harga," kata Jeffrey melalui keterangan tertulis di Jakarta pada Senin, 8 April 2025.
Akibatnya, seluruh saham yang diperdagangkan di pre-opening hanya memiliki satu harga terbentuk, yang mencerminkan tekanan jual dan beli pada saat itu. Dalam kondisi pasar yang mengalami tekanan ekstrem seperti hari ini, harga-harga saham langsung jatuh ke batas bawahnya (auto rejection bawah/ARB) pada saat pre-opening, sebelum perdagangan reguler sempat berjalan.(*)