KABARBURSA.COM - Harga emas terus menguat pada Rabu dan mendekati rekor tertinggi, didorong oleh aliran investasi ke aset safe-haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif balasan yang dapat memperburuk perang dagang.
Seperti dikutip dari Reuters, harga emas spot naik 0,6 persen menjadi USD3.129,46 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,6 persen di USD3.166,20.
"Tarif balasan ini jauh lebih agresif dari perkiraan, yang kemungkinan akan memicu aksi jual di pasar aset dan melemahkan dolar," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
"Prospek emas saat ini sangat positif dengan target jangka pendek baru di USD3.200. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan kemungkinan negosiasi membuat pasar menjadi sangat volatil dalam waktu dekat," tambahnya.
Sebagai aset lindung nilai yang sering dicari saat ketidakpastian politik dan keuangan meningkat, emas telah naik lebih dari USD500 sepanjang tahun 2025 dan mencapai rekor tertinggi USD3.148,88 pada Selasa.
"Jika harga emas berhasil menembus level resistensi USD3.147,41-USD3.149,84, maka kemungkinan besar akan melanjutkan kenaikan ke USD3.200, dan semakin memperkuat proyeksi bullish yang menargetkan USD3.300 hingga USD3.500," kata Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals.
Indeks dolar turun 0,4 persen setelah pengumuman tarif Trump, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Sementara itu, laporan ADP National Employment Report pada Rabu menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja sektor swasta AS meningkat pada Maret. Namun, data pekerjaan utama yang paling dinantikan akan dirilis pada Jumat melalui laporan ketenagakerjaan bulanan AS.
Di antara logam lainnya, harga perak spot naik 0,7 persen menjadi USD33,99 per ons, platinum naik 0,7 persen menjadi USD986,18, sementara paladium turun 0,8 persen menjadi USD975,93.
Trump Umumkan Tarif 10 Persen untuk Semua Impor
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk semua impor ke AS serta tarif lebih tinggi untuk puluhan negara lainnya, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS. Keputusan ini semakin memperdalam perang dagang yang dimulai sejak ia kembali ke Gedung Putih.
Tarif besar-besaran ini akan membentuk penghalang baru bagi ekonomi konsumen terbesar di dunia, membalikkan kebijakan perdagangan bebas yang telah membentuk tatanan global selama beberapa dekade terakhir. Mitra dagang AS diperkirakan akan membalas dengan tindakan serupa, yang bisa membuat harga barang mulai dari sepeda hingga anggur melonjak drastis.
Pasar berjangka AS langsung anjlok setelah pengumuman tersebut, menyusul perdagangan yang sudah bergejolak dalam beberapa minggu terakhir karena ketidakpastian tentang dampak tarif terhadap ekonomi global, inflasi, dan laba perusahaan. Saham AS telah kehilangan hampir USD5 triliun dalam nilai pasar sejak Februari.
"Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita," kata Trump dalam acara di Rose Garden Gedung Putih.
Trump mengungkapkan bahwa impor dari China akan dikenakan tarif 34 persen, di atas tarif 20 persen yang sudah diberlakukan sebelumnya. Bahkan sekutu dekat AS tidak luput dari kebijakan ini, dengan Uni Eropa menghadapi tarif 20 persen.
Seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa tarif tambahan ini akan mulai berlaku pada 9 April dan akan diterapkan pada sekitar 60 negara. Sementara itu, tarif dasar 10 persen akan mulai berlaku pada Sabtu.
Trump menyebut tarif ini sebagai langkah "timbal balik", sebagai respons terhadap hambatan tarif dan non-tarif yang diberlakukan negara lain terhadap barang AS.
"Dalam banyak kasus, teman lebih buruk daripada musuh dalam urusan perdagangan," ujar Trump.
Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, sudah menghadapi tarif 25 persen pada banyak barang dan tidak akan dikenakan tarif tambahan dari pengumuman Rabu ini. Beberapa barang, termasuk tembaga, farmasi, semikonduktor, kayu, emas, energi, dan "mineral tertentu yang tidak tersedia di AS", tidak termasuk dalam tarif baru ini, menurut lembar fakta Gedung Putih.
Setelah pidatonya, Trump menandatangani perintah untuk menutup celah hukum perdagangan yang memungkinkan pengiriman paket bernilai rendah (di bawah U800) dari China masuk tanpa bea—aturan yang dikenal sebagai "de minimis". Perintah ini akan mulai berlaku pada 2 Mei dan mencakup barang dari China serta Hong Kong.
Trump juga berencana untuk memberlakukan tarif tambahan pada semikonduktor, farmasi, dan kemungkinan mineral strategis lainnya, menurut pejabat Gedung Putih.
Kebijakan tarif Trump ini telah mengguncang pasar keuangan dan bisnis yang selama ini bergantung pada kesepakatan dagang yang sudah ada sejak pertengahan abad lalu.
Sebelumnya, pemerintah AS mengatakan bahwa tarif untuk impor otomotif yang diumumkan pekan lalu akan mulai berlaku pada Kamis.
Trump sudah memberlakukan tarif 20 persen untuk semua impor dari China dan tarif 25 persen untuk baja serta aluminium, yang kemudian diperluas hingga mencakup produk turunannya senilai hampir USD150 miliar.
Para penasihatnya mengatakan bahwa tarif ini akan mengembalikan kapasitas manufaktur strategis ke AS.
Namun, ekonom di luar pemerintahan memperingatkan bahwa tarif bisa memperlambat ekonomi global, meningkatkan risiko resesi, dan menambah biaya hidup keluarga AS hingga ribuan dolar per tahun. Bisnis juga mengeluhkan bahwa kebijakan tarif Trump yang sering berubah telah menyulitkan mereka dalam merencanakan operasional.
Kekhawatiran terkait tarif sudah mulai menghambat aktivitas manufaktur di berbagai belahan dunia, sekaligus memicu lonjakan penjualan mobil dan produk impor lainnya, karena konsumen bergegas membeli sebelum harga naik. (*)