Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

WIKA Raih Penjualan Sebesar Rp31,36 Triliun Sepanjang 2024

Catatan ini tidak lepas dari penjualan non Kerja Sama Operasi (KSO) sebesar Rp19,24 triliun dengan penjualan KSO sebesar Rp12,12 triliun.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 31 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Pramirvan Datu
WIKA Raih Penjualan Sebesar Rp31,36 Triliun Sepanjang 2024 PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). (Foto: Dok Sekretariat Kabinet)

KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sukses membukukan penjualan sebesar Rp31,36 triliun sepanjang tahun 2024. Hal ini tidak lepas dari penjualan non Kerja Sama Operasi (KSO) sebesar Rp19,24 triliun dengan penjualan KSO sebesar Rp12,12 triliun. 

Kontribusi terbesar penjualan WIKA didapat dari segmen infrastruktur & gedung yang mencapai 49 persen, diikuti segmen industri pendukung konstruksi 28 persen, EPCC 17 persen dan sisanya berasal dari pengelolaan dan penjualan segmen properti. Atas capaian ini, Perseroan meraup laba kotor sebesar Rp1,48 triliun.

Capaian penjualan dan laba kotor itu merupakan upaya transformasi yang telah dilakukan Perseroan sepanjang tahun lalu. Diketahui, WIKA fokus menjalankan eksekusi proyek yang excellent, efisiensi, digitalisasi proses bisnis serta peningkatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko. 

Di sisi lain, arus kas operasi Perseroan kembali positif sejak tahun 2020 yaitu sebesar Rp68,22 miliar di tahun 2024. Selain itu, utang berbunga dan utang usaha Perseroan juga tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp1,37 triliun dan Rp3,28 triliun di tahun 2024 dibandingkan 2023.

Atas berbagai upaya tersebut, kinerja Perseroan mengalami peningkatan sebesar 68,2 persen menjadi negatif Rp2,27 triliun dari tahun sebelumnya negatif Rp7,13 triliun.

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, menyampaikan perbaikan kinerja Perseroan juga tercermin dari rasio lancar (current ratio) Perseroan di tahun 2024 sebesar 158 persen lebih baik dibandingkan posisi 2023 yang sebesar 80 persen. 

"Selain itu rasio utang berbunga dibandingkan ekuitas Perseroan (gearing ratio) juga berhasil berada pada posisi 2,71 kali dibandingkan posisi 2023 yang sebesar 3,52 kali," ujar dia dalam keterangan tertulisnya dikutip, Senin, 31 Maret 2025.

Dihadapi Kondisi Bisnis Menantang, WIKA Beberkan Strategi Baru

Sebelumnya, manajemen WIKA me nyampai kak perusahaan menghadapi tantangan bisnis akibat penurunan tender proyek pada tahun 2024.

"Penurunan perolehan kontrak baru mengakibatkan turunnya penjualan sehingga membuat arus kas masuk menurun," ujar Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi, Jumat, 14 Februari 2025.

Mahendra mengakui WIKA belum meraih kontrak baru di 2025 yang bisa digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk. Kendati demikian, pihaknya mengungkapkan mengenai strategi Perseroan meningkatkan perolehan kontrak baru hingga memulihkan likuiditas di tengah tantangan industri konstruksi.

Dikatakan Mahendra, WIKA melakukan perluasan fokus pasar untuk menggali potensi proyek yang mendukung Asta Cita Pemerintah, juga proyek dengan pemberi kerja BUMN dan swasta.

"Perseroan juga membuka peluang strategic partnership dengan pihak swasta maupun asing guna meningkatkan peluang perolehan proyek serta keterlibatan Perseroan pada proyek investasi asing," katanya.

Terkait diversifikasi usaha untuk menghadapi tantangan yang ada saat ini, lanjut Mahendra, WIKA akan fokus pada usaha yang berdasarkan kompetensi utama Perseroan.

Dia menegaskan, WIKA membuka peluang untuk melakukan strategic partnership dengan pihak swasta maupun asing guna meningkatkan peluang perolehan proyek serta keterlibatan Perseroan pada proyek investasi asing.

"Khususnya proyek-proyek yang mendukung misi Asta Cita Pemerintah, proyek EPCC dan proyek-proyek untuk meningkatkan konektivitas, serta meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri," jelasnya.

Selain itu, WIKA juga mendorong produksi dari kontrak berjalan sesuai dengan ketersediaan anggaran pada masing-masing proyek. Hal ini dijalankan guna mengatasi penurunan penjualan dan penerimaan pendapatan Perseroan.

"Serta terus menjalankan langkah transformasi untuk memperkuat eksekusi proyek dengan lean construction, meningkatkan efisiensi dan memperkuat tata kelola Perseroan," ujar Mahendra.

Adapun sejumlah strategi telah dicanangkan WIKA guna menyongsong kinerja positif pada kuartal I tahun 2025. Direktur Keuangan WIKA, Adityo Kusumo mengatakan Perseroan akan fokus kepada bisnis inti kontruksi pada kuartal I 2025. Dia menegaskan pihaknya optimistis bisa mencatatkan kinerja ciamik dalam bisnis ini.

“Kami tetap optimistis dengan semua upaya yang sudah kami lakukan dari sisi efisiensi, pembangunan tata kelola yang lebih baik, lean construction yang dilakukan, kami akan bisa tetap generate margin yang cukup dari sisi bisnis inti konstruksi,” ujar dia dalam acara public expose di Jakarta, Jumat, 28 November 2024.

 Gelar Dua RUPSU Penting

WIKA mengumumkan rencana penyelenggaraan dua Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) untuk dua seri sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan. RUPSU tersebut akan dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Februari 2025, di WIKA Tower 2, Jakarta Timur.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, dua seri sukuk yang akan dibahas dalam RUPSU tersebut adalah Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021.

“Rapat pertama, untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III, akan dimulai pada pukul 15:00 WIB, sementara RUPSU kedua, untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II, akan dimulai pada pukul 13:00 WIB,” ujarnya, Rabu, 22 Januari 2025.

Agenda utama dalam kedua rapat tersebut mencakup penjelasan oleh pihak manajemen WIKA terkait kelalaian perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahunan per 31 Desember 2023.

Selain itu, tutur Mahendra, rapat juga akan membahas pengesampingan terhadap kelalaian tersebut dan pemenuhan kewajiban keuangan yang tercantum dalam perjanjian perwaliamanatan sukuk untuk laporan keuangan tahun 2023 dan 2024.

“Sebagai bagian dari ketentuan perjanjian perwaliamanatan, panggilan untuk RUPSU ini akan dimuat pada surat kabar harian nasional pada 5 Februari 2025, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” sambung dia.

Rapat ini akan dihadiri oleh para pemegang sukuk dan pemangku kepentingan terkait, serta bertujuan untuk memberikan transparansi dan klarifikasi sehubungan dengan kondisi keuangan perseroan dan langkah-langkah yang diambil untuk mematuhi kewajiban yang ada.

Pihak manajemen Wijaya Karya berharap agar para pemegang sukuk dapat hadir dan berpartisipasi aktif dalam rapat ini untuk mendiskusikan berbagai hal yang terkait dengan keberlanjutan investasi di perusahaan. (*)