KABARBURSA.COM - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) kembali menunjukkan eksistensinya di pasar global dengan melanjutkan ekspor baja canai panas atau Hot Rolled Coil (HRC) ke Eropa. Pengiriman terbaru ini dilakukan pada Selasa, 25 Maret 2025, melalui Krakatau International Port di Cilegon. Aksi ini menandai langkah strategis perusahaan dalam memperluas cakupan pasarnya di benua tersebut.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan, mengungkapkan bahwa ekspor kali ini mencakup 11.600 ton baja yang dikirim ke dua negara, yakni Italia dan Spanyol. Keberhasilan ini menjadi kelanjutan dari ekspor sebelumnya yang dilakukan oleh anak usaha Krakatau Steel, PT Krakatau Baja Industri, ke Amerika Serikat.
Akbar Djohan juga menjelaskan bahwa Krakatau Steel telah memiliki rekam jejak ekspor ke Eropa sejak 2021, dengan tujuan utama Yunani, Italia, dan Spanyol. Pada 2023, ekspor diperluas ke Italia, Portugal, Jerman, Turki, Yunani, Spanyol, dan Pakistan. Produk yang dikirim mayoritas berupa Hot Rolled Coil (HRC), yang banyak digunakan dalam industri General Structure serta Pipe & Tube di negara tujuan.
Sejak 2020 hingga 2024, Krakatau Steel telah mencatatkan total volume ekspor sebesar 865.358 ton. Capaian ini semakin memperkuat reputasi perusahaan sebagai produsen baja nasional yang mampu bersaing di pasar internasional. Kepercayaan berbagai negara di Eropa terhadap produk baja Krakatau Steel menjadi bukti bahwa kualitas baja yang dihasilkan telah memenuhi standar global.
Melihat tren positif ini, perusahaan menargetkan volume ekspor sebesar 108.400 ton pada tahun 2025 untuk produk Hot Rolled Coil dan Plate. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Krakatau Steel dalam mendukung kemajuan industri baja nasional serta memperkuat ketahanan industri dalam negeri.
Akbar Djohan menutup pernyataannya dengan optimisme tinggi terhadap prospek bisnis Krakatau Steel. Dengan peningkatan volume penjualan, perusahaan yakin dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan industri baja nasional, yang pada akhirnya berimbas pada peningkatan ekonomi hingga 8 persen. Upaya ekspansi ini juga sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadikan industri baja Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di tingkat global.
Target KRAS di 2025
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) terus menunjukkan kinerja positif dengan mencatatkan pendapatan sebesar USD657,5 juta hingga kuartal III-2024, atau setara dengan Rp10,62 triliun. Pendapatan ini terutama berasal dari penjualan produk baja yang mencapai 535,2 ribu ton, yang berkontribusi sekitar 66,3 persen dari total pendapatan perusahaan.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan, dalam public expose daring yang digelar pada 30 Desember 2024, menyampaikan bahwa pencapaian ini mencerminkan ketahanan dan daya saing Krakatau Steel di tengah dinamika pasar global. Dengan terus meningkatnya permintaan baja, perusahaan berencana mengoperasikan kembali pabrik Hot Strip Mill pada tahun 2025. Langkah ini diyakini akan meningkatkan pendapatan serta volume penjualan baja secara signifikan.
Pada tahun 2025, Krakatau Steel menargetkan penjualan baja mencapai 1,7 juta ton. Target ambisius ini sejalan dengan strategi ekspansi perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pangsa pasar. Tidak hanya berfokus pada peningkatan penjualan, Krakatau Steel juga telah merampungkan sejumlah proyek strategis guna memperkuat posisi industri baja nasional.
Beberapa proyek yang telah diselesaikan oleh Krakatau Steel Group antara lain proyek pipa baja untuk transmisi gas bumi Cirebon-Semarang yang dikerjakan oleh PT Krakatau Pipe Industries, serta proyek Desel-Demin Water di Plant Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang dikembangkan oleh PT Krakatau Tirta Industri. Selain itu, PT Krakatau Bandar Samudera juga telah menyelesaikan proyek Integrated Warehouse Stage 2 serta pengadaan kapal tunda guna mendukung operasional logistik dan distribusi.
Dengan berbagai pencapaian ini, Krakatau Steel semakin optimistis dalam menghadapi tantangan industri baja global. Perusahaan terus berkomitmen untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi terhadap ketahanan industri nasional, serta berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui ekspansi pasar, peningkatan kapasitas produksi, dan realisasi proyek strategis, Krakatau Steel membuktikan bahwa industri baja nasional mampu bersaing di kancah internasional.
Pergerakan Saham KRAS
Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengalami penurunan signifikan dalam perdagangan terbaru, melemah sebesar 9,85 persen atau turun 13 poin ke level 119 per lembar saham. Penurunan ini terjadi setelah saham KRAS dibuka pada harga 130, sempat menyentuh level tertinggi 142, namun kemudian anjlok hingga titik terendahnya di 117. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp2,30 triliun, saham emiten baja nasional ini menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi dalam perdagangannya.
Sepanjang tahun ini, saham KRAS masih dalam rentang pergerakan yang cukup lebar dengan harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir mencapai 179, sementara harga terendahnya berada di level 79. Hal ini mencerminkan dinamika yang cukup tajam dalam kinerja saham perusahaan, dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental dan sentimen pasar terhadap industri baja.
Absennya rasio price-to-earnings (P/E) dan yield dividen menunjukkan bahwa investor cenderung lebih fokus pada potensi pertumbuhan perusahaan dibandingkan dengan pembagian dividen dalam waktu dekat. Krakatau Steel sendiri tengah menjalankan berbagai strategi ekspansi, termasuk peningkatan kapasitas produksi dan ekspansi pasar ekspor, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan di masa mendatang.
Meski mengalami tekanan pada pergerakan sahamnya, Krakatau Steel memiliki prospek yang masih menarik, terutama dengan proyek strategis yang terus berjalan serta permintaan baja yang tetap tinggi di dalam negeri dan luar negeri. Investor perlu mencermati perkembangan terbaru perusahaan serta faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham KRAS ke depan.(*)