Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kinerja Tumbuh Kuat di 2024, SSIA Siap Ekspansi Agresif 2025

Keberhasilan SSIA dalam FY24 juga ditandai oleh pencapaian luar biasa PT Suryacipta Swadaya (SCS), unit bisnis utama perusahaan di sektor properti.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Kinerja Tumbuh Kuat di 2024, SSIA Siap Ekspansi Agresif 2025 Proyek Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Foto: Dok Surya Semesta Internusa/SSIA

KABARBURSA.COM - PT Surya Semesta Internusa Tbk atau SSIA menunjukkan kinerja yang mengesankan sepanjang tahun fiskal 2024 (FY24). Pencapaian luar biasa nampak pada tiga segmen bisnis utamanya, yaitu properti, konstruksi, dan perhotelan. 

Perusahaan mencatat peningkatan laba bersih sebesar 32,6 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp234,2 miliar dari Rp176,6 miliar pada FY23. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan signifikan dalam segmen properti, yang mengalami lonjakan laba bersih hingga 154,8 persen YoY.

Keberhasilan SSIA dalam FY24 juga ditandai oleh pencapaian luar biasa PT Suryacipta Swadaya (SCS), unit bisnis utama perusahaan di sektor properti. SCS berhasil mencatat penjualan lahan pemasaran sebesar 162,4 hektar dengan nilai Rp2.001,7 miliar, meningkat drastis sebesar 704,2 persen dibandingkan dengan FY23 yang hanya mencapai 20,2 hektar dengan nilai Rp390,8 miliar. 

Sementara itu, unit bisnis konstruksi SSIA, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), juga membukukan kontrak baru senilai Rp3.707,5 miliar, meningkat 26,8 persen dari tahun sebelumnya. Dengan tambahan kontrak baru ini, NRCA memiliki total buku pesanan sebesar Rp3.432,8 miliar di akhir 2024.

Di sektor perhotelan, SSIA terus mengembangkan bisnisnya dengan berbagai inisiatif strategis. Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, mengadakan grand opening selama tiga hari pada 15-17 November 2024, sementara Uma Beach House, yang merupakan bagian dari LXR Hotels & Resorts, resmi dibuka pada Desember 2024. 

Selain itu, hotel Melia Bali memulai proses renovasi pada 10 Oktober 2024 dan dijadwalkan akan dibuka kembali pada akhir 2025 dengan nama baru, Paradisus by Melia Bali.

Dalam aspek keuangan, SSIA mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp6.251,9 miliar, meningkat 37,8 persen dari Rp4.537,7 miliar di FY23. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan di segmen properti sebesar 165,0 persen, serta peningkatan pendapatan di bisnis konstruksi dan perhotelan masing-masing sebesar 16,5 persen dan 4,2 persen. 

Laba kotor SSIA juga mengalami kenaikan 32,5 persen YoY menjadi Rp1.759,0 miliar, dengan kontribusi utama berasal dari peningkatan laba kotor properti sebesar 70,7 persen, konstruksi sebesar 20,7 persen, dan perhotelan sebesar 5,8 persen.

EBITDA perusahaan meningkat tajam sebesar 44,9 persen YoY menjadi Rp1.051,7 miliar, dibandingkan dengan Rp726,0 miliar pada FY23. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan EBITDA di segmen properti sebesar 76,3 persen dan konstruksi sebesar 26,7 persen. 

Dari sisi keuangan, posisi kas SSIA mengalami lonjakan sebesar 116,1 persen menjadi Rp2.633,8 miliar dari Rp1.219,0 miliar pada tahun sebelumnya. Sementara itu, utang berbunga perusahaan berkurang drastis sebesar 68,5 persen menjadi Rp796,5 miliar, yang menghasilkan rasio utang terhadap ekuitas (gearing ratio) sebesar 10,0 persen.

Di sektor properti, pendapatan unit bisnis SSIA yang mencakup kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan residensial mencapai Rp2.263,2 miliar, naik 165,0 persen dari Rp854,0 miliar di FY23. 

PT Suryacipta Swadaya (SCS) mencatat pendapatan sebesar Rp2.193,6 miliar, meningkat 220,4 persen YoY, didorong oleh peningkatan penjualan lahan yang mencapai 384,2 persen.

Di sektor konstruksi, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3.372,5 miliar, meningkat 16,5 persen dari Rp2.895,5 miliar di FY23. Namun, laba bersih NRCA turun 18,0 persen YoY menjadi Rp81,6 miliar dari Rp99,5 miliar di FY23. 

Beberapa proyek utama yang diperoleh NRCA selama FY24 mencakup Dipo Center Jakarta, Subang Smartpolitan Infrastructure, Condotel Cihampelas Walk Bandung, Creativo Tower Bintaro Tangerang, Elevee Penthouse & Residence Alam Sutera Tangerang, serta renovasi Melia Hotel Bali.

Di sektor perhotelan, SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp943,4 miliar, meningkat 4,2 persen dari Rp905,2 miliar pada FY23. Tingkat okupansi Gran Melia Jakarta (GMJ) naik menjadi 62,7 persen dari 55,6 persen di tahun sebelumnya, meskipun rata-rata tarif kamar (ARR) turun menjadi Rp1,124 juta dari Rp1,156 juta. 

Sementara itu, okupansi Melia Bali Hotel (MBH) meningkat menjadi 81,0 persen selama sembilan bulan pertama 2024, dengan ARR naik menjadi Rp2,456 juta dari Rp2,061 juta di FY23. 

Hotel Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, mengalami peningkatan okupansi dari 20,6 persen di FY23 menjadi 47,5 persen di FY24, dengan ARR meningkat menjadi Rp8,903 juta dari Rp7,888 juta. BATIQA Hotels mencatat tingkat okupansi 72,5 persen dengan ARR sebesar Rp371 ribu, meningkat dari Rp364 ribu dan okupansi 67,0 persen di FY23.

Selain itu, platform digital SSIA, Travelio.com, yang merupakan perusahaan rental properti berbasis online, mengalami pertumbuhan nilai transaksi bruto (GMV) sekitar 20 persen YoY dan menargetkan pertumbuhan serupa di tahun 2025. 

Travelio, yang didukung oleh investor seperti Temasek Holding's Pavillion Capital, Mirae Asset, Samsung Ventures, dan Gobi Partners, mengelola sekitar 15.500 unit apartemen hingga akhir 2024 dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 17.000 unit pada 2025.

Secara keseluruhan, kinerja SSIA pada FY24 menunjukkan pertumbuhan yang kuat di seluruh lini bisnisnya. Dengan ekspansi yang agresif di sektor properti, peningkatan portofolio proyek di sektor konstruksi, serta inovasi di bidang perhotelan dan digitalisasi, perusahaan berada pada jalur yang solid untuk terus berkembang dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya.(*)