Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pendapatan Turun 7,1 Persen, Ekspansi Armada TPMA Terganggu?

Beban langsung mengalami berbagai dinamika, dengan biaya depresiasi meningkat 26,1 persen YoY dan biaya gaji naik 36,8 persen.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Pendapatan Turun 7,1 Persen, Ekspansi Armada TPMA Terganggu? Beberapa armada milik PT Trans Power Marine Tbk. Foto: Dok TPMA

KABARBURSA.COM - PT Trans Power Marine Tbk atau TPMA mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7,1 persen secara tahunan (YoY) di kuartal keempat 2024, dengan total pendapatan sebesar USD29,7 juta dibandingkan USD32,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meskipun mengalami penurunan, secara tahunan penuh (12M24), pendapatan masih tumbuh sebesar 7,1 persen menjadi USD119,1 juta dibandingkan USD111,2 juta pada tahun 2023.

Beban langsung mengalami berbagai dinamika, dengan biaya depresiasi meningkat 26,1 persen YoY dan biaya gaji naik 36,8 persen. Sebaliknya, biaya bahan bakar turun 15,6 persen, sementara biaya sewa kapal mengalami penurunan drastis sebesar 77,6 persen. Secara keseluruhan, beban langsung mengalami penurunan 12,2 persen YoY, memberikan sedikit ruang bagi peningkatan margin.

Laba kotor TPMA pada 4Q24 mencapai USD11,1 juta, meningkat 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika melihat periode tahunan penuh, laba kotor justru mengalami sedikit kontraksi sebesar 2,3 persen, menjadi USD42,6 juta dari USD43,6 juta pada 12M23.

Pada tingkat operasional, perusahaan mencatatkan kenaikan beban operasional (Opex) sebesar 41,7 persen YoY, dengan kenaikan terbesar berasal dari gaji dan tunjangan yang naik 21,7 persen. Beban pajak juga mengalami kenaikan sebesar 11,9 persen sepanjang tahun. Akibatnya, laba operasional turun 4,9 persen YoY pada 4Q24 dan melemah 4,7 persen untuk keseluruhan tahun.

Laba sebelum pajak (PBT) naik tipis sebesar 2,5 persen YoY pada kuartal keempat menjadi USD9,0 juta. Namun, secara tahunan penuh, PBT mengalami penurunan 2,6 persen menjadi USD34,2 juta.

Meski demikian, laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk justru meningkat signifikan sebesar 20,3 persen pada 4Q24 menjadi USD7,6 juta. Sepanjang tahun, laba bersih naik 28,0 persen menjadi USD25,2 juta, mencerminkan efisiensi yang lebih baik dalam struktur keuangan perusahaan. 

Margin laba bersih (NPM) meningkat dari 19,6 persen di 4Q23 menjadi 25,5 persen di 4Q24, dan untuk setahun penuh naik dari 17,7 persen menjadi 21,2 persen.

Dari sisi operasional, volume pengangkutan kapal tongkang meningkat signifikan. Volume pengangkutan jarak jauh naik 222,3 persen YoY pada kuartal keempat menjadi 1.850 ribu ton, sementara transshipment mengalami pertumbuhan stabil dengan kenaikan 1,0 persen YoY menjadi 3.030 ribu ton. 

Secara tahunan, volume pengangkutan tongkang meningkat 32,0 persen, dan transshipment naik 21,0 persen.

Secara keseluruhan, meskipun pendapatan di kuartal terakhir mengalami tekanan, laba bersih menunjukkan pertumbuhan yang kuat berkat efisiensi dalam pengeluaran operasional serta penguatan volume operasional. 

TPMA tampaknya mampu mengoptimalkan struktur biayanya dan mempertahankan profitabilitas yang lebih tinggi, sebagaimana tercermin dalam peningkatan margin laba bersih dan operasional.

Ekspansi Armada Realistis

Meskipun pendapatan TPMA mengalami penurunan 7,1 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal keempat 2024, prospek ekspansi armada perusahaan masih tetap realistis dan dapat terwujud. Ada beberapa faktor utama yang mendukung hal ini:

  1. Kinerja Tahunan yang Masih Positif
    Walaupun pendapatan di kuartal keempat mengalami penurunan, secara tahunan penuh (12M24), pendapatan TPMA tetap tumbuh sebesar 7,1 persen menjadi USD119,1 juta. Artinya, meskipun ada tekanan dalam jangka pendek, fundamental bisnis perusahaan masih kuat.
  2. Efisiensi Operasional dan Peningkatan Laba Bersih
    Meskipun laba operasional mengalami sedikit penurunan, laba bersih TPMA justru meningkat signifikan sebesar 28 persen menjadi USD25,2 juta sepanjang tahun. Ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya melalui efisiensi biaya, seperti penurunan beban langsung dan optimalisasi struktur biaya operasional. Dengan margin laba bersih yang meningkat dari 17,7 persen menjadi 21,2 persen, TPMA memiliki ruang keuangan yang lebih baik untuk membiayai ekspansi.
  3. Kenaikan Volume Pengangkutan
    Volume pengangkutan kapal tongkang meningkat tajam, dengan pengangkutan jarak jauh melonjak 222,3 persen YoY di kuartal keempat, sementara transshipment naik 21,0 persen secara tahunan. Kenaikan ini menunjukkan bahwa permintaan jasa TPMA tetap tinggi, yang berpotensi mendorong pertumbuhan pendapatan di tahun mendatang.
  4. Dukungan Belanja Modal yang Sudah Direncanakan
    TPMA telah menyiapkan belanja modal (Capex) sebesar USD 35 juta untuk ekspansi armada, yang mencakup pengadaan enam set kapal tunda dan tongkang serta satu floating crane. Pendanaan ekspansi ini kemungkinan berasal dari kombinasi kas internal dan fasilitas pendanaan, bukan hanya bergantung pada pendapatan kuartalan.
  5. Proyeksi Kuat di Sektor Batubara dan Nikel
    Dengan produksi batubara dan nikel nasional yang diprediksi meningkat di 2025, permintaan terhadap kapal tunda dan tongkang masih tinggi. Ini memberi keyakinan bagi TPMA bahwa ekspansi armada adalah langkah strategis yang akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan dalam pendapatan kuartalan, TPMA masih memiliki landasan keuangan yang kuat untuk melanjutkan ekspansi armadanya. Fokus pada efisiensi, pertumbuhan laba bersih, serta prospek cerah di sektor komoditas membuat ekspansi ini tetap masuk akal dan berpotensi memberikan keuntungan dalam jangka panjang.(*)