Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BMRI Bagikan Dividen Rp466, Yield 10 Persen

Keputusan pembagian dividen tersebut diambil dengan mempertimbangkan keberlanjutan pertumbuhan dan kepentingan pemegang saham.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 March 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Yunila Wati
BMRI Bagikan Dividen Rp466, Yield 10 Persen Seorang nasabah Bank Mandiri menggunakan aplikasi Livin by Mandiri. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp466 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung hari ini. Dengan harga saham penutupan di level Rp4.770, yield dividen BMRI tercatat mencapai 10 persen, menjadikannya salah satu yang tertinggi di sektor perbankan.

Keputusan pembagian dividen tersebut diambil dengan mempertimbangkan keberlanjutan pertumbuhan dan kepentingan pemegang saham. Dividen payout ratio tahun ini sebesar 70 persen dari laba bersih konsolidasi 2024.

Tahun buku 2024 mencatatkan kinerja yang solid, dengan laba bersih mencapai Rp55,78 triliun atau tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp55,06 triliun. Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit, peningkatan efisiensi, serta penguatan digitalisasi layanan keuangan.

BMRI melihat strategi pertumbuhan berkelanjutan tetap menjadi prioritas utama Bank Mandiri.

Dengan jumlah saham beredar sebanyak 93,33 miliar lembar, total dividen yang dibagikan BMRI mencapai sekitar Rp43,5 triliun. Sisa laba akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Pasar menyambut positif keputusan ini. Saham BMRI melonjak 6,95 persen dan ditutup di level Rp4.770. Aksi beli investor terjadi seiring sentimen bahwa kebijakan dividen yang tinggi mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan serta komitmen manajemen terhadap pemegang saham.

Yield sebesar 10 persen tergolong kompetitif di tengah kondisi suku bunga yang mulai turun. Kebijakan ini juga dinilai mampu menarik minat investor jangka panjang, terutama institusi yang mengandalkan pendapatan dividen sebagai bagian dari strategi portofolio.

BMRI juga berhasil mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp4 triliun pada Januari 2025. Angka ini meningkat 4,5 persen secara tahunan (YoY) dan 1,1 persen secara bulanan (MoM). Pencapaian ini juga relatif sejalan dengan estimasi FY25F konsensus yang memproyeksikan pertumbuhan laba bersih sekitar 5 persen YoY.

CoC Relatif Terjaga

Diberitakan Kabarbursa.com sebelumnyax Investment Analyst Stockbit Everson Sugianto, menilai kinerja BMRI tetap solid, meskipun terdapat tekanan pada beberapa indikator. 

“Secara positif, kinerja Bank Mandiri ditopang oleh credit cost (CoC) yang terjaga dan perbaikan likuiditas, meski masih menghadapi tantangan dari penurunan Net Interest Margin (NIM) serta peningkatan beban operasional,” ujar Everson.

Menurut Everson, berdasarkan data CoC bank only, BMRI tetap berada di level 0,52 persen pada Januari 2025, lebih rendah dibandingkan Januari 2024 (0,65 persen) dan Desember 2024 yang sempat mengalami pembalikan negatif (-0,03 persen). 

Hal tersebut mencerminkan penurunan beban provisi menjadi Rp568 miliar, dibandingkan dengan Rp594 miliar pada Januari 2024.

Likuiditas Mulai Membaik

Pertumbuhan kredit BMRI mengalami sedikit perlambatan ke +19,3 persen YoY pada Januari 2025, dibandingkan dengan +19,6 persen YoY di Januari 2024 dan +20,7 persen YoY pada Desember 2024. Meskipun demikian, angka ini masih lebih tinggi dari proyeksi +10–12 persen YoY yang ditetapkan manajemen untuk FY25.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), pertumbuhan meningkat signifikan ke +15,1 persen YoY, setelah sebelumnya hanya tumbuh +1,5 persen YoY pada Januari 2024 dan +6,8 persen YoY pada Desember 2024. 

“Kenaikan DPK yang kembali ke double digit membantu menurunkan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) menjadi 93,7 persen, mendekati target manajemen 90–95 persen untuk tahun 2025,” lanjutnya.

NIM Kembali Tertekan

Everson lebih lanjut menyoroti NIM BMRI yang mengalami penurunan ke 4,42 persen pada Januari 2025, turun 8 basis poin (bps) secara tahunan dan 59 bps secara bulanan. Faktor utama penurunan ini adalah dominasi pertumbuhan DPK yang berasal dari deposito, sehingga cost of fund (CoF) tetap tinggi. 

Selain itu, pertumbuhan earning assets lebih banyak berasal dari instrumen efek, termasuk obligasi pemerintah, yang memiliki yield lebih rendah dibandingkan kredit.

“Meskipun demikian, Net Interest Income (NII) BMRI masih mencatat pertumbuhan 11 persen YoY ke Rp6,5 triliun, meskipun mengalami penurunan 10 persen MoM,” jelas dia.

Beban Operasional Meningkat

Beban operasional BMRI mengalami lonjakan +23 persen YoY pada Januari 2025, didorong oleh peningkatan beban tenaga kerja (+26 persen YoY) dan beban lainnya (+18 persen YoY). Namun, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) masih berhasil tumbuh +3,3 persen YoY dan +13 persen MoM, didorong oleh pertumbuhan pendapatan utama bank.

Secara keseluruhan, kinerja BMRI pada awal 2025 menunjukkan tren positif dengan perbaikan likuiditas dan stabilitas kredit, meskipun masih menghadapi tantangan dari biaya dana yang tinggi dan peningkatan beban operasional.

Sementara, mengutip data Stockbit pada Rabu, 26 Maret 2025, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menunjukkan pergerakan signifikan. Harga saham ditutup pada Rp5.075, mengalami kenaikan sebesar Rp335 atau 7,07 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Volume perdagangan mencapai 227,28 juta saham, lebih tinggi dari rata-rata harian 205,66 juta saham.

Kenaikan harga saham BMRI ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap kinerja perusahaan. Pada tahun 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp55,8 triliun, meningkat 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pendapatan naik 5,73 persen menjadi Rp146,6 triliun. 

Dari perspektif teknikal, saham BMRI telah mengalami fluktuasi dalam rentang 52 minggu antara Rp4.250 hingga Rp7.550. Kenaikan terbaru ini membawa harga saham mendekati level tertinggi dalam periode tersebut. Analis memperkirakan target harga saham BMRI berada di kisaran Rp6.698,50, dengan estimasi maksimal Rp8.800 dan minimal Rp3.700. 

Dan secara fundamental, Bank Mandiri memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp437,81 triliun, dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 7,93 dan imbal hasil dividen 7,47 persen.

Rasio utang terhadap ekuitas (DER) perusahaan berada pada level 0,56, menunjukkan struktur permodalan yang sehat. 

Dengan mempertimbangkan kinerja keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan yang positif, saham BMRI tetap menarik bagi investor yang mencari eksposur di sektor perbankan Indonesia.(*)