KABARBURSA.COM - Pada perdagangan bursa Selasa, 25 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menghijau, naik 0,18 persen ke level 6.211. Sejumlah saham berpotensi memberikan peluang investasi menarik dalam jangka pendek.
Saham-saham pilihan yang masuk dalam rekomendasi CGS Internasional Sekuritas kali ini antara lain ANTM, SIDO, MAPI, JPFA, SSIA, dan JSMR, dengan strategi speculative buy berdasarkan level support dan potensi kenaikan masing-masing.
ANTM, sebagai salah satu saham yang menarik perhatian, memiliki area support di level 1.560. Jika harga tetap bertahan di atas level ini, ada peluang kenaikan menuju kisaran 1.620 hingga 1.650 dalam jangka pendek. Namun, apabila terjadi penembusan ke bawah 1.530, disarankan untuk melakukan cut loss guna menghindari risiko yang lebih besar.
Sementara itu, SIDO juga menunjukkan potensi penguatan dengan area support di 550. Selama harga mampu bertahan di atas level ini, target kenaikan berada di kisaran 580 hingga 595. Namun, apabila terjadi penurunan hingga menembus 535, investor perlu mempertimbangkan untuk keluar dari posisi demi menghindari tekanan jual yang lebih dalam.
MAPI memiliki peluang kenaikan ke 1.290 hingga 1.320 jika mampu mempertahankan level support di 1.230. Jika terjadi penurunan dan harga menembus 1.200, maka strategi cut loss menjadi pilihan untuk mengelola risiko.
JPFA juga direkomendasikan untuk speculative buy dengan level support di 1.940. Jika harga tetap bertahan di atas level ini, maka target kenaikan berada di kisaran 2.020 hingga 2.060. Sebaliknya, jika terjadi penurunan dan harga jatuh di bawah 1.900, investor perlu mempertimbangkan langkah cut loss.
SSIA menawarkan peluang menarik dengan support di level 840. Jika harga tidak menembus support tersebut, ada potensi penguatan menuju 880 hingga 900. Namun, jika harga turun di bawah 820, disarankan untuk keluar dari posisi guna menghindari risiko lebih lanjut.
Terakhir, JSMR menunjukkan potensi kenaikan ke kisaran 3.930 hingga 4.010, dengan syarat harga tetap bertahan di atas 3.770. Jika terjadi penurunan di bawah 3.690, maka strategi cut loss perlu diterapkan untuk meminimalisir kerugian.
IHSG Bergerak di Zona Hijau
Sementara, research team PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia mengatakan, IHSG diperkirakan bergerak di zona hijau setelah mengalami tekanan pada sesi sebelumnya. Para investor masih mencermati perkembangan struktur manajemen Danantara, sementara sentimen global turut memberikan pengaruh terhadap pasar.
Kekhawatiran muncul menjelang rilis data Indeks Keyakinan Konsumen AS, yang diprediksi melemah akibat dampak tarif impor yang tinggi. Di sisi lain, tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih berlanjut, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap pelebaran defisit anggaran pemerintah.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah mengalami kenaikan pada perdagangan Senin, setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencana penerapan tarif 25 persen bagi negara-negara yang membeli minyak dari Venezuela. Kebijakan ini semakin memperburuk ketegangan antara AS dan rezim Nicolás Maduro, yang sebelumnya telah mendapat berbagai sanksi ekonomi dari Washington.
Sementara itu, harga emas tetap stabil, didukung oleh permintaan terhadap aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS juga turut memberikan dorongan bagi harga emas.
Sebaliknya, harga batu bara mengalami penurunan akibat proyeksi peningkatan pasokan global yang terus berlanjut. Tekanan juga terlihat pada harga minyak kelapa sawit mentah (CPO), yang mengalami pelemahan baik dalam denominasi ringgit maupun dolar AS.
Di sisi lain, harga tembaga mencatat kenaikan, didorong oleh prospek permintaan yang masih cukup kuat. Namun, harga nikel dan timah menunjukkan pelemahan tipis seiring dengan dinamika pasar logam industri yang masih berfluktuasi.
Di pasar keuangan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah ke level 16.555, mencatat penurunan sebesar 0,33 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mengalami kenaikan tipis ke level 7,19 persen, mencerminkan peningkatan persepsi risiko di pasar obligasi domestik.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,17 persen ke level 104,262, mencerminkan daya tarik mata uang tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dari pasar saham global, indeks Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,42 persen ke level 42.583, menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS. Namun, ETF saham Indonesia (EIDO) justru mengalami pelemahan sebesar 1,79 persen, mengindikasikan sentimen negatif terhadap pasar saham domestik di mata investor asing.
Dengan perkembangan ini, pasar keuangan Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan peluang. Pergerakan IHSG akan sangat bergantung pada respons investor terhadap faktor domestik dan global yang terus berkembang.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.