Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pengalihan Saham Danantara di Luar BEI, KSEI Jelaskan ini

KSEI terus memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai regulasi serta menjaga kelancaran mekanisme pencatatan efek bagi para pemegang saham

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Syahrianto
Pengalihan Saham Danantara di Luar BEI, KSEI Jelaskan ini Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam acara buka bersama dengan wartawan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025. (Foto: Kabarbursa/Desty Luthfiani)

KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat, menjelaskan bahwa proses pengalihan saham Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Nusantara (Danantara) dilakukan di luar mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan pengecualian terhadap regulasi tertentu dalam proses pengalihan kepemilikan saham. 

"Alhamdulillah, kita bertemu dalam suasana bulan puasa, dan ini tentunya menjadi momen yang patut diapresiasi. Terkait mekanisme pengalihan saham Danantara, regulasi pemerintah memang kerap memberikan pengecualian terhadap hal-hal yang terjadi karena kebijakan tertentu," ujar Samsul di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025.

Menurutnya, dalam proses ini telah dibentuk satu entitas perseroan terbatas (PT) untuk menampung pengalihan saham. Namun, saham yang dialihkan adalah saham warga atau scriptless, sementara saham non-warga tidak termasuk dalam proses ini.  

Maksud saham warga adalah saham yang dimiliki oleh individu atau entitas tertentu yang masuk dalam skema pengalihan khusus sesuai dengan regulasi pemerintah. Dalam hal ini, saham warga bisa berarti saham yang dimiliki oleh pemegang tertentu yang terkena kebijakan pengalihan kepemilikan di luar mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI). 

"Karena pengalihan dilakukan melalui mekanisme warga, maka transaksi ini dilakukan di luar bursa," kata Samsul.  

Dengan skema ini, kepemilikan saham Danantara akan berubah dari nama pemilik lama ke nama pemilik baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Samsul menegaskan bahwa meskipun transaksi dilakukan di luar bursa, proses pengalihan tetap mengikuti prosedur yang telah diatur guna memastikan kepastian hukum dan transparansi bagi para pemangku kepentingan.  

KSEI terus memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai regulasi serta menjaga kelancaran mekanisme pencatatan efek bagi para pemegang saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman Iman meminta dukungan dari media untuk memberikan gambaran yang lebih proporsional terkait kondisi pasar. "Saya butuh teman-teman semua membantu membangun persepsi yang lebih baik. Apa yang terjadi hari ini bukan cerminan dari fundamental yang buruk, ini lebih kepada reaksi pasar terhadap isu yang berkembang," katanya. 

Terkait pemindahan saham Danantara, Iman memastikan bahwa transaksi dilakukan di luar bursa. Termasuk soal saham, tidak akan mempengaruhi jumlah saham beredar di publik.

"Tadi kita lihat indeks sempat turun cukup signifikan, bahkan hampir menyentuh lima persen. Lalu ketika pengumuman Danantara Badan (Pengelola Investasi Dana Abadi Nusantara), indeks kembali menguat setelah jatuh. Ini menunjukkan bahwa pasar sangat dipengaruhi oleh persepsi," ujar Iman dalam acara buka bersama dengan wartawan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin, 24 Maret 2025.

Ia menegaskan bahwa kondisi fundamental pasar modal Indonesia tetap kuat meskipun terjadi tekanan di pasar. "Kalau kami bicara fundamental, hari ini BRI sudah RUPS, pemindahan sahamnya sudah terjadi. Tidak ada yang berubah secara fundamental, hanya persepsi yang berkembang di pasar," tutur dia.

PT Bank Rakyat Indonesia atau dalam kode saham BRRI menjadi salah satu perusahaan yang bakal dikelola Danantara.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, percaya diri bahwa pengumuman jajaran pengurus diharapkan mampu menjawab kecemasan pasar yang sempat mencuat. 

Ia menekankan bahwa tim Danantara diisi oleh profesional berpengalaman, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global, sehingga investor tidak perlu ragu.

Lebih lanjut, Pandu mengakui bahwa ketidakpastian ekonomi makro serta risiko geopolitik terus meningkat, dan hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia.

“Thailand buruk, Turki buruk, lalu Nasdaq di AS buruk, itu banyak tentang tantangan makroekonomi,” ujarnya di Jakarta Pusat, Senin 24 Maret 2025.

Meski demikian, Pandu optimistis terhadap peran Danantara sebagai katalis pertumbuhan ekonomi jangka panjang. "Fokus return kita ini long term, berbeda dengan private equity yang menjual, kita happy own the market,"tambahnya.

Sementara itu, Chief Operational Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menekankan bahwa secara fundamental, perusahaan-perusahaan BUMN tetap solid.

Ia berharap masuknya BUMN ke dalam Danantara dapat meningkatkan transparansi, tata kelola yang lebih baik, serta peninjauan ulang model bisnis, sehingga bisa memberikan efek positif bagi pasar.

"Tugas kita bangun fundamental baik, ada sentimen yang berlaku global di Indonesia, fundamental perusahaan bagus, diharapkan dengan masuknya perusahaan BUMN ke Danantara kita akan jauh lebih transparan, goverrnance baik, business model review, semoga market respons positif," jelas Dony.

Dari perspektif strategi investasi, CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa lembaga ini tidak hanya akan berfokus pada satu sektor, melainkan akan melakukan diversifikasi portofolio. 

“Tapi diversifikasi ini kita punya komite berlapis sehingga investasi yang kita lakukan sesuai dengan parameter yang kami siapkan,” kata Rosan. (*)