Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Turun, Dolar Menguat dan Sikap Trump Jadi Sorotan

Harga emas turun pada Senin, 24 Maret 2025 setelah dolar AS menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 March 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
Harga Emas Turun, Dolar Menguat dan Sikap Trump Jadi Sorotan Ilustrasi sebongkah emas batangan (Foto: Pexels/Michael Steinberg)

KABARBURSA.COM - Harga emas turun pada Senin, 24 Maret 2025 setelah dolar AS menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu, sementara investor mencermati sikap Presiden AS Donald Trump yang lebih berhati-hati terkait tarif terhadap mitra dagang.

Seperti dilansir dari Reuters, harga emas spot melemah 0,6 persen ke USD3.006,84 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,2 persen di USD3.015,60 per ons.

"Kita telah mencetak rekor demi rekor, dan kini pasar sedang mengonsolidasikan keuntungan tersebut, didukung oleh penguatan dolar AS," ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas telah mencetak 16 rekor tertinggi sepanjang tahun ini dan mencapai puncak tertingginya di USD3.057,21 pada pekan lalu.

Indeks dolar AS (.DXY) naik 0,2 persen, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Kenaikan dolar ini membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar AS.

Pada Jumat, Trump mengisyaratkan adanya fleksibilitas terhadap penerapan tarif timbal balik yang dijadwalkan mulai 2 April. Kebijakan ini diperkirakan dapat mendorong inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, pekan lalu Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya dan mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 basis poin, pada tahun ini.

Investor kini menantikan rilis data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang merupakan indikator inflasi utama yang digunakan The Fed.

"Kami memperkirakan harga emas akan bergerak menuju USD3.150 atau lebih tinggi di akhir tahun ini, seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed," tambah Melek.

Di sisi lain, pejabat AS dan Rusia mengadakan pembicaraan di Arab Saudi untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata luas di Ukraina. Washington juga tengah mengupayakan kesepakatan terpisah untuk gencatan senjata maritim di Laut Hitam sebelum mencapai perjanjian yang lebih besar.

"Jika pekan ini terjadi kemajuan dalam pembicaraan di Arab Saudi dan harga emas terkoreksi akibatnya, saya memperkirakan koreksi tersebut akan segera direspons oleh aksi beli," kata Bob Haberkorn, Analis Pasar Senior di RJO Futures.

Harga perak spot turun 0,3 persen ke USD32,94 per ons, platinum melemah 0,5 persen menjadi USD969,77, dan paladium turun 0,7 persen ke USD951,10 per ons.

Indeks di Wall Street Menguat

Salah satu indeks di Wall Street, S&P 500, menguat tajam pada Senin, 24 Maret 2025 dan mencapai level penutupan tertinggi dalam lebih dari dua minggu, didorong oleh kenaikan saham Nvidia dan Tesla. Penguatan ini terjadi setelah muncul indikasi bahwa pemerintahan Donald Trump mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih moderat terhadap kebijakan tarif perdagangan AS.

Indeks S&P 500 naik 1,76 persen dan ditutup di 5.767,57 poin, sementara Nasdaq melonjak 2,27 persen ke 18.188,59 poin. Dow Jones Industrial Average juga menguat 1,42 persen ke 42.583,32 poin. Indeks Russell 2000, yang berfokus pada saham-saham perusahaan kecil di AS, naik 2,55 persen, mencapai level tertinggi dalam dua minggu. 

Sementara itu, Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur tingkat ketakutan di Wall Street, turun 1,8 poin ke level terendah dalam satu bulan. 

Volume perdagangan di bursa AS relatif ringan, dengan 13,6 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan rata-rata 16,5 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Sebanyak 10 dari 11 indeks sektor S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor konsumsi diskresioner yang naik 4,07 persen, didorong oleh Tesla, diikuti oleh kenaikan 2,1 persen pada sektor layanan komunikasi.

Data Ekonomi dan Saham Individual

Sebuah survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS meningkat pada Maret, meskipun kekhawatiran terkait tarif impor dan pemangkasan belanja pemerintah masih membebani sentimen investor.

Pasar kini menantikan rilis data ekonomi penting pekan ini, termasuk Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) —indikator inflasi utama Federal Reserve— yang akan dirilis pada Jumat.

Di sisi lain, saham Dun & Bradstreet naik 3 persen setelah perusahaan data dan analitik ini sepakat untuk diakuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Clearlake Capital dalam kesepakatan senilai USD7,7 miliar.

Saham Lockheed Martin turun lebih dari 1 persen setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya dari "beli" menjadi "netral".

Saham-saham terkait kripto menguat seiring kenaikan 4 persen harga Bitcoin, dengan MicroStrategy melonjak 10 persen dan Coinbase naik 7 persen.

Dalam perdagangan indeks S&P 500, jumlah saham yang naik lebih banyak dibanding yang turun, dengan rasio 5,4 banding 1.

Sepanjang sesi, S&P 500 mencatat 5 rekor tertinggi baru dan 1 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 46 rekor tertinggi baru dan 97 titik terendah baru. (*)