KABARBURSA.COM – Di bawah kepemimpinan Hery Gunardi, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencetak kinerja impresif sepanjang tahun 2024. Total aset perusahaan menembus Rp408,61 triliun, tumbuh 15,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp353,62 triliun. Hery membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin transformasional yang sukses mengantarkan BSI menjadi lokomotif ekonomi syariah nasional berstandar global.
Keberhasilan tersebut turut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,46 persen secara tahunan menjadi Rp327 triliun, serta penyaluran pembiayaan yang naik 15,88 persen menjadi Rp278 triliun.
“Pengalaman dalam perjalanan karir saya menjadi modal penting untuk melangkah ke depan bersama BRI, dengan melanjutkan pencapaian oleh pemimpin-pemimpin BRI sebelumnya termasuk Pak Sunarso dalam melakukan transformasi culture dan digital,” ujar Hery dalam keterangan resminya, Senin 24 Maret 2025.
Pencapaian paling mencolok terdapat pada sisi profitabilitas. Laba bersih BSI pada 2024 mencapai Rp7,01 triliun, tumbuh signifikan 22,83 persen dari Rp5,7 triliun pada 2023. Pertumbuhan laba tersebut melampaui rata-rata industri perbankan nasional di tengah situasi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.
Di bawah arahannya, BSI juga mencatatkan lompatan penting dalam peta perbankan nasional dan global. Dari sisi aset, BSI kini berada di peringkat keenam terbesar di industri perbankan Indonesia. Dalam hal DPK, BSI menempati posisi kelima terbesar secara nasional. Tak hanya itu, BSI berhasil masuk ke dalam daftar 10 besar bank syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, menduduki posisi kesembilan—sebuah capaian yang semula ditargetkan baru tercapai pada 2025.
Keberhasilan Hery bukanlah hal instan. Sebelum memimpin BSI, ia memiliki rekam jejak panjang di Bank Mandiri, memegang berbagai posisi strategis mulai dari Direktur Mikro dan Ritel, Direktur Konsumer, hingga Plt Direktur Utama. Ia juga pernah membidani lahirnya PT AXA Mandiri dan terlibat langsung dalam proses merger empat bank BUMN menjadi Bank Mandiri pada masa krisis ekonomi 1998.
Penetapan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama BRI diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025, menggantikan Sunarso. Dalam pidato perdananya, Hery menyatakan kesiapan untuk membawa BRI terus tumbuh seimbang secara ekonomi dan sosial, dengan memperkuat komitmen keberlanjutan sebagai BUMN yang berdaya saing.
“Saya bersyukur bisa menjadi bagian dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya di industri perbankan melalui berbagai pengalaman saya selama ini. Amanah ini akan saya emban dan jalankan dengan sebaik-baiknya. Semoga ke depan BRI terus tumbuh dan memberikan nilai ekonomi maupun sosial yang seimbang sebagai BUMN melalui kebermanfaatan dan kontribusi yang berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Dengan prinsip growth mindset dan semangat “Beyond the Limit”, Hery Gunardi bertekad menjawab tantangan dan menavigasi BRI menuju era baru kepemimpinan yang progresif, inklusif, dan inovatif.
Susunan Direksi Baru BRI Ditetapkan
BBRI secara resmi menetapkan jajaran direksi terbaru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin, 24 Maret 2025. Dalam keputusan tersebut, Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama menggantikan Sunarso, menandai era baru kepemimpinan di salah satu bank terbesar di Indonesia tersebut.
Berdasarkan dokumen resmi usulan putusan yang ditampilkan dalam forum RUPST, selain perubahan pada posisi Direktur Utama, terjadi pula sejumlah rotasi dan pengangkatan di berbagai posisi strategis direksi lainnya. Berikut adalah struktur lengkap susunan direksi terbaru BRI:
• Direktur Utama: Hery Gunardi
• Wakil Direktur Utama: Agus Noorsanto
• Direktur Human Capital & Compliance: Ahmad Solichin Lutfiyanto
• Direktur Operations: Hakim Putratama
• Direktur Corporate Banking: Riko Tasmaya
• Direktur Network dan Retail Funding: Aquarius Rudianto
• Direktur Treasury dan International Banking: Farida Thamrin
• Direktur Micro: Akhmad Purwakajaya
• Direktur Commercial Banking: Alexander Dippo Paris Y S
• Direktur Consumer Banking: Nancy Adistyasari
• Direktur Finance & Strategy: V. Dyah Ayu Retno Kumalasari
• Direktur Manajemen Risiko: Mucharom
• Direktur Information Technology: Saladin Dharma Nugraha Effendi
Penetapan susunan direksi baru ini dilakukan seiring dengan upaya BRI memperkuat transformasi dan kesinambungan strategi bisnis, terutama dalam menghadapi tantangan dan dinamika industri keuangan yang terus berkembang.
Hery Gunardi, yang sebelumnya sukses membawa BSI mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam aset, pembiayaan, dan laba bersih, kini diharapkan dapat membawa semangat dan terobosan baru dalam memperkuat dominasi BRI di sektor UMKM dan digitalisasi perbankan nasional.
Namun demikian dari lantai bursa, pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025, harga saham BBRI mengalami penurunan sebesar 2,43 persen, ditutup pada level Rp3.610 per saham. Penurunan ini sejalan dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 2,30 persen ke posisi 6.114,21.
Sebelumnya, saham BBRI sempat menyentuh level terendah harian di Rp3.520 per saham, sebelum akhirnya ditutup pada Rp3.610. Volume perdagangan mencapai 342.883.200 saham.
Berbeda dengan BBRI, harga saham BRIS mengalami penguatan sebesar 1,44 persen, ditutup pada level Rp2.110 per saham. Saham BRIS dibuka naik 20 poin ke posisi Rp2.100 per saham, sempat menyentuh level tertinggi Rp2.190 dan terendah Rp2.070 per saham sepanjang sesi perdagangan.
Total frekuensi perdagangan saham BRIS mencapai 10.893 kali dengan volume 622.333 saham, dan nilai transaksi sebesar Rp130,6 miliar. (*