KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga menyentuh level 5.971,91 pada pukul 10.20 WIB sebelum akhirnya rebound dan kembali menguat ke level 6.103,33 pada perdagangan hari ini Senin, 24 Maret 2025.
Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky menilai, pelemahan IHSG dan volatilitas pasar saat ini dipicu oleh sejumlah faktor, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan tekanan utama berasal dari dinamika rebalancing portofolio global hedge fund yang lazim terjadi pada periode Maret.
Global hedge fund, semacam klub investasi eksklusif yang dikelola oleh profesional, punya strategi lebih bebas dibanding reksa dana biasa. Mereka bisa mencari untung dari pasar yang naik maupun turun dengan berbagai cara seperti jual beli saham.
“Kita sedang menghadapi game volatilitas yang menekan Bank Indonesia (BI) untuk bersaing dalam menetapkan suku bunga baru untuk instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Yanuar melalui pesan singkat kepada Kabarbursa.com, Senin, 24 Maret 2025.
Ia menambahkan, meskipun Bank Indonesia (BI) masih dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar saham, harga yang harus dibayar adalah lonjakan utang luar negeri BI akibat kebutuhan menyerap likuiditas melalui SRBI dengan tingkat bunga yang meningkat.
“Apakah ini terkendali? Sepanjang ini masih sebatas permainan rebalancing portofolio temporer hedge fund global yang biasa terjadi di Maret, maka volatilitas bisa mereda di April,” tutur dia.
Namun, Yanuar menggarisbawahi adanya potensi risiko lanjutan dari sisi fiskal dan sosial politik. Menurutnya, masalah pada on curve fiskal atau tren ekonomi fiskal Indonesia berpotensi memperburuk kondisi transaksi antar kelas masyarakat dan berujung pada pelemahan ekonomi domestik yang lebih dalam.
“Problemnya isu fiskal kita sedang buruk. A head the curve ada potensi pemburukan kondisi akibat masalah sosial politik,” paparnya.
Selain itu, ia juga menyinggung faktor teknikal di pasar surat utang, di mana suku bunga lelang terakhir Surat Utang Negara (SUN) telah mendekati suku bunga SRBI. Hal ini turut mendorong pelemahan Rupiah dan memperdalam tekanan jual di pasar saham.
“Maret memang periode rebalancing portofolio hedge fund global. Saham kita bisa jadi target downgrade atau volatilitas jangka pendek tahun ini karena berbagai isu yang saya sebutkan,” tandasnya.
Kombinasi Tajam Pelemah IHSG
Sebagai catatan, dalam sepekan terakhir IHSG telah mengalami koreksi tajam akibat kombinasi sentimen negatif eksternal dan internal, termasuk pelemahan nilai tukar Rupiah, tekanan pada pasar obligasi, dan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi geopolitik dan sosial yang kian rentan.
Saat ditanya apakah penurunan indeks ada kaitannya dengan menjelang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idulfitri. Mengingat pada momen menjelang Idulfitri masyarakat cenderung cukup konsumtif dan ada dugaan penjualan saham besar-besaran. Menurut Yanuar, hal itu tidak mempengaruhi.
"Enggak (kaitan). Maret memang periode Rebalancing portofolio global hedge fund, saham kita kena downgrade, atau target volatilitas pendek dalam tahun ini, karena isu-isu yang saya sebut," kata dia.
Sementara Bursa Efek Indonesia belum mengkonfiirmasi penurunan IHSG hingga level 5.000.an ini.
Pagi ini, IHSG dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 24 Maret 2025, turun 20,26 poin atau 0,32 persen ke level 6.237,92 pukul 09.00 WIB.
Sejak pembukaan, indeks bergerak dalam rentang 6.233,58 hingga 6.268,42. Total volume transaksi tercatat sebesar 3,07 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp347,19 miliar dari 27.610 transaksi.
Pada perdagangan hari ini beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada sesi awal dan masuk ke jajatan top gainers. KabarBursa.com merangkum lima peringkat saham terkuat pada perdagangan pagi ini.
Saham PT Golden Flower Tbk (POLU), perusahaan tekstil yang bergerak di industri garmen ekspor, memimpin daftar top gainers dengan lonjakan 16,99 persen ke level Rp6.025 per saham.
Saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), perusahaan yang bergerak di sektor transportasi laut dan logistik energi, menguat 15,65 persen ke Rp266 per saham.
Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), pengembang properti dan kawasan industri, naik 12,87 persen ke Rp965 per saham.
Saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), perusahaan manufaktur elektronik yang berbasis di Batam, mengalami kenaikan 12,12 persen ke Rp222 per saham.
Saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG), perusahaan di sektor pertanian dan perikanan, juga menguat 9,71 persen ke Rp113 per saham.
Di sisi lain, beberapa saham mengalami tekanan jual mereka masuk jajaran terkoreksi. Saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY), perusahaan arsitektur dan desain interior, mencatatkan koreksi terdalam dengan penurunan 18,91 persen ke Rp2.230 per saham.
Saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), perusahaan periklanan dan komunikasi pemasaran, turun 14,81 persen ke Rp690 per saham.
Saham PT Indorama Synthetics Tbk (INDR), produsen tekstil dan petrokimia, melemah 13,96 persen ke Rp1.910 per saham.
Saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO), produsen alat tulis dan perlengkapan kantor, terkoreksi 9,09 persen ke Rp160 per saham.
Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart, turun 9,02 persen ke Rp1.765 per saham.
Pada awal perdagangan, sektor teknologi mencatatkan kenaikan 0,33 persen, didorong oleh pergerakan saham industri perangkat lunak dan layanan teknologi. Sektor ini menjadi salah satu penopang IHSG tidak anjlok.
Sektor infrastruktur juga menguat 0,73 persen, sementara sektor transportasi naik tipis 0,01 persen.
Di sisi lain, sektor kesehatan mengalami penurunan 0,77 persen, sektor industri turun 0,69 persen, dan sektor barang konsumsi non-siklikal melemah 0,89 persen.
Meskipun dibuka melemah, IHSG masih berpeluang mengalami pergerakan volatil seiring dengan perkembangan sentimen global dan laporan kinerja emiten.(*)