Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Rekomendasi Saham Menjelang Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi

PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) merekomendasi sejumlah saham dan reksa dana untuk investasi menjelang hari raya Idulfitri dan Hari Raya Nyepi.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
Rekomendasi Saham Menjelang Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi Papan pantau Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM - Selama sepekan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam sebesar minus 4 persen pada 17-21 Maret 2025 dan ditutup pada level 6.258,179 pada akhir sesi, Jumat, 21 Maret 2025. Bahkan pada 18 Maret 2025 kemarin, perdagangan sempat dihentikan sementara atau trading halt karena indeks terkoreksi tajam turun lebih dari 5 persen.

Hal inilah yang mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan selama 30 menit guna meredam kepanikan pasar.

Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus menyebut fenomena penurunan indeks sebenarnya sudah bisa diprediksi cukup lama karena penurunan IHSG telah berlangsung secara bertahap sejak 2024 lalu.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar trader perlu mencermati penembusan level support penting IHSG di 6.500, di mana saat ini indeks bergerak menuju level psikologis berikutnya di 6.000. "IHSG terkonfirmasi dalam teritori bearish seiring penurunan lebih dari 20 persen dari titik tertinggi pada 19 September 2024 lalu," ujar Angga dalam keterangan resminya yang diterima kabarbursa.com pada Senin, 24 Maret 2025.

Menurut dia, penurunan IHSG dalam sepekan terakhir dipengaruhi kejatuhan sektor IDX TECHNO, terutama saham PT DCI Indonesia Tbk atau DCII yang memiliki bobot besar dalam indeks tersebut, serta sektor IDX CYCLIC yang terdampak penurunan signifikan saham  PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) dan MSIN. Tragisnya, tak satu pun sektor mencatatkan kinerja positif secara mingguan.

Ia memprediksi pada pekan ini ada dua fenomena besar yakni ibur Hari Raya Nyepi dan Idulfitri pada 24 hingga 27 Maret 2025. Dua sentimen utama tersebut yang dapat memengaruhi pasar. Menurut dia, ada faktor lain yang perlu diperhatikan, yakni data inflasi PCE AS. Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS yang akan dirilis Jumat pekan ini menjadi perhatian utama, dengan harapan mendekati target inflasi 2 persen yang ditetapkan The Fed.

Kedua adalah tekanan USD-IDR. Nilai tukar Rupiah masih menghadapi tekanan seiring derasnya aksi jual asing di pasar saham dan obligasi. Selain itu, risiko repatriasi asing usai pembagian dividen, terutama dari sektor perbankan, berpotensi menambah tekanan pada Rupiah. Berikut ini sejumlah saham dan produk investasi yang direkomendasikan IPOT untuk pekan terakhir sebelum libur panjang Nyepi dan Idul Fitri.

Pertama, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), perusahaan yang bergerak di sektor distribusi bahan bakar dan kimia dasar, direkomendasikan untuk buy on pullback dengan level entry di kisaran 1.070 hingga 1.080. Target harga AKRA berada di 1.130 atau berpotensi naik sebesar 5,6 persen, dengan level stop loss di bawah 1.040 atau minus 2,8 persen.

Rasio risiko terhadap imbal hasil (risk to reward ratio) diperkirakan sebesar 1 banding 2. Menurut IPOT, harga minyak global berpotensi menguat seiring rencana OPEC+ untuk memangkas produksi guna menjaga stabilitas harga dan pasokan. AKRA juga mendapat sentimen positif dari potensi migrasi pelanggan dari Pertamina ke jaringan stasiun pengisian bahan bakar milik AKRA.

Kedua, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), emiten yang bergerak di sektor pertambangan batubara metalurgi, direkomendasikan untuk buy on breakout dengan level entry di harga 950 dan target harga di 1.000 atau berpotensi naik sebesar 5,3 persen. Stop loss ditetapkan di bawah 920 atau minus 3,2 persen dengan rasio risk to reward sebesar 1 banding 1,7. Sepanjang tahun 2024, ADMR mencatat volume produksi batubara sebesar 6,63 juta ton, naik 30 persen dari tahun sebelumnya, sementara penjualan mencapai 5,62 juta ton, meningkat 26 persen secara tahunan. Dari sisi teknikal, harga ADMR bertahan di atas garis rata-rata pergerakan (moving average) 10 dan 20 hari, menandakan tren kenaikan jangka menengah.

Ketiga, PT United Tractors Tbk (UNTR), perusahaan yang bergerak di sektor alat berat dan pertambangan, direkomendasikan untuk buy di harga 22.875 dengan target harga 24.200 atau potensi kenaikan sebesar 5,8 persen. Stop loss ditetapkan di bawah 22.100 atau minus 3,4 persen dengan rasio risk to reward sebesar 1 banding 1,7. Dalam laporan perkembangan usaha, UNTR mencatatkan pendapatan bersih dari bisnis emas dan mineral lainnya sebesar Rp9,9 triliun, meningkat 90 persen dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan signifikan harga jual emas.

Keempat, IPOT juga merekomendasikan investasi pada Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD). Produk ini merupakan bagian dari Power Fund Series dan berisikan saham-saham berkapitalisasi besar (bluechip) seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Emiten-emiten tersebut berpotensi membagikan dividen dengan imbal hasil (yield) menarik di kisaran 4 hingga 6 persen. Di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, dividen menjadi salah satu sentimen positif utama yang dapat diandalkan oleh investor untuk menjaga imbal hasil investasi secara konsisten.(*)