Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Anak Usaha Medco Energi Selesaikan Akuisisi Seismik 3D

Akuisisi seismik ini memiliki area seluas 165 km2 dan menghasilkan data subsurface penting untuk menjadi dasar dalam perencanaan pengeboran eksplorasi selanjutnya.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 22 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
Anak Usaha Medco Energi Selesaikan Akuisisi Seismik 3D Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Medco E&P Grissik Ltd bersama SKK Migas, sukses menyelesaikan akuisisi seismik 3D di Lapangan Rebonjaro. (Foto: doc Medco)

KABARBURSA.COM - Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Medco E&P Grissik Ltd bersama SKK Migas, sukses menyelesaikan akuisisi seismik 3D di Lapangan Rebonjaro, Blok Corridor, Sumatra Selatan. 

Manajemen Medco Energi dalam keterangannya menyampaikan, akuisisi seismik ini memiliki  area seluas 165 kilometer persegi dan menghasilkan data subsurface penting untuk menjadi dasar perencanaan pengeboran eksplorasi selanjutnya.

“Inisiatif ini sejalan dengan strategi jangka panjang MedcoEnergi untuk mengoptimalkan potensi sumber daya, menjaga keberlanjutan produksi serta memastikan keandalan pasokan energi yang berkelanjutan,” tulis manajemen di Jakarta dikutip, Sabtu, 22 Maret 2025.

Akuisisi seismik Rebonjaro mengadopsi teknologi Advanced Wireless Acquisition yang berfungsi untuk menangkap data seismik resolusi tinggi dengan meminimalkan dampak lingkungan. 

Perlu diketahui, Blok Corridor memasok gas ke berbagai industri strategis di Indonesia, termasuk PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Pertamina Hulu Rokan, PT Pupuk Sriwijaya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Energasindo Heksa Karya, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. 

Hingga Februari 2025, realisasi produksi gas Corridor tercatat 5 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam Work Program & Budget (WP&B) 2025.

Director & COO MedcoEnergi Ronald Gunawan mengatakan, kinerja produksi dan catatan keselamatan yang kuat di blok Corridor mencerminkan komitmen terhadap keunggulan operasional dan pengembangan energi berkelanjutan. 

“Investasi berkelanjutan dalam eksplorasi, pengembangan, dan optimasi produksi sangat penting untuk memastikan pasokan gas yang andal, memperkuat ketahanan energi nasional, serta mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar dia. 

Habiskan USD23,25 Juta untuk Proyek Eksplorasi

MEDC telah merilis laporan bulanan eksplorasi untuk periode Oktober hingga Desember 2024. Perusahaan energi ini melanjutkan berbagai proyek eksplorasi di beberapa wilayah, termasuk pengeboran sumur dan survei geofisika, dengan total biaya eksplorasi yang signifikan.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh MEDC, pada periode ini, Medco E&P Rimau mengalokasikan dana sebesar USD1,635,872 untuk kegiatan eksplorasi di area Rimau. Biaya eksplorasi bersih tercatat sebesar USD1,063,317. Fokus utama proyek ini adalah pemboran sumur eksplorasi di lokasi West Kalabau-1. 

Lebih lanjut, Medco Energi West Bangkanai Limited melaporkan pengeluaran sebesar USD64,794 (biaya eksplorasi bersih USD45,356) untuk survei geofisika terpadu di area West Bangkanai. Aktivitas ini mencakup pengukuran lintasan resistivity, passive seismic, dan pengukuran ANT yang telah selesai dilakukan. Rencana selanjutnya adalah menyelesaikan pengukuran lintasan resistivity.

Di area Beluga, PT Medco Energi Beluga menginvestasikan dana sebesar USD21,096 untuk pengeboran sumur eksplorasi Barramundi, dengan berbagai persyaratan administratif dan survei G&G yang telah diselesaikan, termasuk Dumping Permit, UKL UPL, dan PKK PRL. Aktivitas selanjutnya melibatkan pemantauan hasil dari survei tersebut.

Untuk Medco E&P GRISSIK LTD sendiri, mengalokasikan USD1,103,064 (biaya eksplorasi bersih USD507,409) untuk kegiatan seismik akuisisi 3D di area Corridor. 

Sementara itu, di area Sumpal Shallow-1 Well, perusahaan telah menginvestasikan USD20,305,977 (biaya bersih USD10,260,749) untuk pengeboran sumur eksplorasi. Penemuan teknis menunjukkan adanya zona gas yang teridentifikasi melalui pengambilan sampel downhole, dan pengeboran telah selesai.

Kinerja Saham MEDC

MEDC mencatatkan penurunan harga sebesar 2,5 persen atau 25 poin ke level 975 per saham pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Maret 2025. Meski begitu, saham emiten ini memiliki fundamental keuangan sehat dan kompetitif. 

Mengutip Stockbit, Sabtu, 22 Maret 2025, dari sisi rasio keuangan, MEDC memiliki Current Ratio sebesar 1,22 dan Quick Ratio sebesar 1,12, yang mengindikasikan kondisi likuiditas perusahaan cukup baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 

Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tercatat sebesar 1,63. Angka ini memang menunjukkan adanya tingkat utang yang cukup tinggi, namun masih dalam batas yang relatif wajar untuk perusahaan di sektor energi yang padat modal.

Sementara itu, rasio profitabilitas MEDC juga tergolong solid. Return on Assets (ROA) berada di angka 4,72 persen, dan Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 17,78 persen. 

Gross Profit Margin mencapai 36,63 persen, dengan Operating Profit Margin sebesar 29,30 persen dan Net Profit Margin di angka 10,68 persen. 

Angka-angka tersebut  menunjukkan bahwa MEDC masih mampu menjaga efisiensi operasionalnya meski di tengah fluktuasi harga energi global.

Memulai Operasi PLTP Ijen

Sebelumnya, PT Medco Power Indonesia melalui anak usahanya yakni Medco Power yaitu PT Medco Cahaya Geothermal (MCG) berhasil mulai operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, yang merupakan fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Jawa Timur (Proyek).

Perlu diketahui, PT Medco Power Indonesia merupakan anak usaha dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

PLTP Ijen, dengan total kapasitas yang direncanakan sebesar 110 MW, mulai operasi tahap pertama dengan menyalurkan 35 MW ke jaringan listrik Jawa, berdasarkan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) selama 30 tahun.

Didukung oleh 83 menara transmisi dan jalur transmisi 150kV, proyek ini akan meningkatkan stabilitas jaringan listrik dan diharapkan dapat mengalirkan listrik ke sekitar 85.000 rumah tangga di sistem Jawa-Bali.

Ijen akan menjadi fasilitas panas bumi kedua Medco Power, setelah Sarulla di Sumatera Utara. Medco Power juga sedang mengevaluasi potensi panas bumi lain yang ada di Bonjol, Sumatera Barat dan  Samosir, Sumatera Utara.

Direktur Utama Medco Power, Eka Satria mengatakan, keberhasilan pembangunan PLTP Ijen menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya panas bumi Indonesia dengan menggunakan teknologi terkini.

“Pencapaian ini memperkuat komitmen kami untuk memperluas portofolio energi terbarukan dan menggarisbawahi dedikasi kami untuk mendukung rencana Indonesia dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan, ujarnya dalam keterbukaan informasi di Ijen, Jawa Timur, Jumat, 7 Februari 2025.

Sementara itu CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato menambahkan, dengan dimulainya operasi di PLTP Ijen, mempertegas dedikasi perusahaan dalam memberikan solusi energi yang berkelanjutan.

“Proyek ini juga merupakan bagian penting dari peta jalan kami untuk mencapai Net Zero Emission untuk Scope 1 dan 2 pada tahun 2050, dan Scope 3 pada tahun 2060, serta mendukung ketahanan energi dan tujuan iklim Indonesia,” ujarnya.(*)