KABARBURSA.COM - PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit atau sekitar 20 persen di tahun 2025.
CEO Paradise Indonesia, Anthony Susilo mengatakan target 20 tahun tersebut akan didukung oleh proyek-proyek yang memperkuat portofolio perusahaan tahun ini.
"Kami memiliki dua proyek yang akan segera diluncurkan, salah satunya adalah Antasari Place," ujar dia dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.
Antasari Place merupakan properti apartemen hunian modern yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Pada 18 Maret 2025, Paradise Indonesia melakukan serah terima (handover) Antasari Place Tower 1..
Anthony mengatakan Hingga saat ini, sekitar 75 persen unit telah terjual, dan serah terima akan dilakukan secara bertahap.
Kehadiran Antasari Place, lanjut dia, akan turut berkontribusi dalam mendorong recurring income Perusahaan, sehingga porsi recurring income pun akan meningkat.
Pada semester kedua 2025, INPP juga akan meresmikan 23 Paskal extension di Bandung, yang diharapkan akan menjadi booster dalam meningkatkan pendapatan Perusahaan.
Kinerja Keuangan
Jika dilihat dari data di Stockbit, INPP belum melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal keempat 2024. Namun emiten mencatatkan kinerja impresif pada kuartal ketiga 2024.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada kuartal ketiga 2024, INPP meraup laba bersih sebesar Rp281,6 miliar, meningkat signifikan sebesar 201,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp93,4 miliar.
Hal ini membuat laba bersih per saham INPP mencapai Rp25,15 per lembar, menjadikan saham perusahaan sebagai perhatian utama investor.
Pendapatan perseroan selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp878,1 miliar, tumbuh 5,6 persen dari Rp831,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Gross profit INPP naik 9,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp596,1 miliar, sementara EBITDA tumbuh pesat sebesar 53,7 persen menjadi Rp373,3 miliar, mencerminkan efisiensi operasional yang berhasil dilakukan perseroan.
Secara kuartalan (qoq), pendapatan INPP pada kuartal III 2024 meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp262,6 miliar dari kuartal sebelumnya. Namun, EBITDA mencatat penurunan tajam sebesar 50,3 persen dibandingkan kuartal kedua, dari Rp273,3 miliar menjadi Rp72,2 miliar. Meski demikian, secara tahunan, capaian laba bersih menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
Kinerja Saham INPP
Sementara berdasarkan data terbaru Stockbit dikutip, Kamis, 20 Maret 2025, INPP memiliki Current Ratio sebesar 2,01, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Namun, Quick Ratio yang hanya mencapai 0,58 mengindikasikan bahwa aset likuid perusahaan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan total kewajiban lancarnya.
Dari segi profitabilitas, INPP mencatat Return on Assets (ROA) sebesar 3,02 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 5,22 persen. Gross profit margin perusahaan berada di level 68,64 persen, menunjukkan efisiensi tinggi dalam menghasilkan laba kotor dari pendapatan.
Namun, meskipun operating profit margin tercatat di 23,32 persen, net profit margin hanya sebesar 0,27 persen.
Gandeng Perusahaan Jepang
Beberapa waktu laku, INPP mengumumkan kolaborasinya dengan perusahaan asal Jepang, Hankyu Hanshin Properties. Kerja sama kedua perusahaan ini rencananya akan berfokus ke proyek pengembangan kawasan komersial di kompleks Sahid Kuta Lifestyle Resort, Bali.
Penandatanganan perjanjian kerja sama ini merupakan langkah awal dalam rencana pengembangan industri properti serta mendukung pertumbuhan kawasan destinasi yang berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing pihak, kolaborasi ini diharapkan dapat membawa kedua belah pihak pada tujuan yang sama, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didukung oleh tingginya potensi populasi.
Rencananya, INPP akan tetap memegang kendali atas operasional dan pengelolaan properti di kawasan tersebut dengan menerapkan prinsip kolaborasi yang efektif dan berkelanjutan.
Kawasan komersial yang dimaksud merupakan kompleks properti yang terletak di Jalan Pantai Kuta, Bali. Di kawasan tersebut, Paradise Indonesia memiliki lima unit bisnis dalam konsep mixed use properties, yaitu beachwalk Shopping Center, hotel Sheraton Bali Kuta Resort, dan hotel Aloft Bali Kuta at beachwalk.
CEO Paradise Indonesia, Anthony Susilo, mengatakan perjanjian ini adalah tonggak penting dalam kolaborasi pihaknya dan Hankyu Hanshin Properties untuk memperkuat kerja sama yang dimulai di Bali.
"Bersama-sama, kami akan menggabungkan keahlian dan sumber daya untuk menciptakan sinergi yang signifikan, mempercepat inovasi, dan mendorong pertumbuhan bisnis kedua belah pihak," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip KabarBursa.com di Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2025.
Dia percaya kolaborasi ini akan membuka peluang baru, memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, serta menciptakan pengalaman apik bagi pelanggan dan mitra bisnis INPP.
Kinerja Keuangan INPP
Sebelumnya diberitakan, INPP mencatatkan kinerja impresif pada kuartal ketiga 2024 dengan laba bersih sebesar Rp281,6 miliar, meningkat signifikan sebesar 201,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp93,4 miliar. Hal ini membuat laba bersih per saham INPP mencapai Rp25,15 per lembar, menjadikan saham perusahaan sebagai perhatian utama investor.
Pendapatan perseroan selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp878,1 miliar, tumbuh 5,6 persen dari Rp831,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja pendapatan ini diikuti oleh penguatan margin keuntungan, dengan gross margin tercatat di level 67,9 persen, EBITDA margin sebesar 42,5% persen, dan net margin mencapai 32,1 persen.
Gross profit INPP naik 9,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp596,1 miliar, sementara EBITDA tumbuh pesat sebesar 53,7 persen menjadi Rp373,3 miliar, mencerminkan efisiensi operasional yang berhasil dilakukan perseroan.
Secara kuartalan (qoq), pendapatan INPP pada kuartal III 2024 meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp262,6 miliar dari kuartal sebelumnya. Namun, EBITDA mencatat penurunan tajam sebesar 50,3 persen dibandingkan kuartal kedua, dari Rp273,3 miliar menjadi Rp72,2 miliar. Meski demikian, secara tahunan, capaian laba bersih menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
Dengan margin keuntungan yang solid dan laba bersih yang terus melonjak, saham INPP diproyeksikan tetap menarik bagi investor yang mencari emiten dengan pertumbuhan stabil dan potensi keuntungan besar. Keberhasilan menjaga tingkat efisiensi operasional juga memberikan keyakinan bahwa perseroan mampu menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.(*)