KABARBURSA.COM - PT Elnusa Tbk (ELSA) tengah memperkuat inovasi dalam mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan, salah satunya pengembangan bisnis di sektor energi.
Direktur Pengembangan Usaha Elnusa Arief Prasetyo Handoyo mengatakan saat ini, pihaknya sedang mengembangkan teknologi dalam negeri untuk pembersihan dan inspeksi pipa yang dikenal dengan proses pigging.
"Pigging adalah proses peluncuran benda yang disebut Pipeline Inspector Gauge (PIG) yang berfungsi untuk membersihkan maupun inspeksi di dalam suatu sistem perpipaan," kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, 19 Maret 2025.
Dia menuturkan, Elnusa selalu meningkatkan kualitas baik dari sisi produk maupun jasa pada setiap aktivitas Pigging, salah satunya dengan membuat dan mengembangkan produk pendukung yang digunakan yakni Foam PIG, sebagai material dasar yang digunakan dalam proses pig cleaning atau pembersihan pipa.
Elnusa juga tengah mengembangkan Binary Heat Exchanger for Geothermal dan Inflow Control Device (Downhole Flow Regulator), serta solusi Ecolift Hydraulic Pumping Unit untuk optimalisasi sumur idle.
Pengembangan ini merupakan sinergi antar subholding Pertamina bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Dalam aspek Pipeline Integrity Management, Elnusa kini mengembangkan In-Line Inspection Services untuk memastikan keandalan dan keselamatan jaringan pipa.
Sementara itu, di bidang Well Production Improvement, perusahaan menghadirkan inovasi seperti Pertasolvent, Hydraulic Dilation Water Pumping, dan Automatic Well Performance Analyzer guna meningkatkan efisiensi serta optimasi produksi sumur migas.
Pada 2025, Elnusa mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp594 miliar yang difokuskan untuk memperkuat segmen utama bisnis.
Dari total alokasi tersebut, sebesar 56,4 persen diperuntukkan bagi upstream & support Services, 30,3 persen dialokasikan ke energy distribution & logistics, serta 13,3 persen digunakan untuk Non-Project dan new business development.
Elnusa Diproyeksi Tumbuh Optimis Dua Tahun ke Depan
Sebelumnya diberitakan, ELSA pada tahun ini menarik untuk ditelisik. Berdasarkan hasil riset analisis Stockbit Sekuritas Hendriko Gani pada Sabtu, 25 Januari 2025, proyeksi pertumbuhan keuntungan inti (core profit) Elnusa (ELSA) menunjukkan optimismenya untuk dua tahun mendatang.
Hendriko memberikan estimasi kenaikan sebesar +23,8 persen pada 2025F, setelah kenaikan +23,4 persen pada 2024F. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh beberapa faktor kunci yang menunjang kinerja perusahaan.
Sektor hulu minyak dan gas (migas) menjadi pendorong utama pendapatan, dengan peningkatan investasi di sektor ini dan tingginya aktivitas eksplorasi yang mendorong pendapatan segmen hulu migas. Hal ini terutama terjadi pada segmen jasa hulu migas dan jasa penunjang migas ELSA yang diproyeksikan tumbuh sebesar +10,3 persen YoY pada 2025F setelah tumbuh sebesar +12,8 persen YoY pada 2024F.
Pendapatan ini berkontribusi signifikan pada kinerja keseluruhan, memberikan ELSA pangsa pasar yang solid meskipun harga minyak global cenderung berfluktuasi.
Selain itu, keuntungan perusahaan juga akan mendapatkan dorongan dari penurunan beban bunga pada 2025F, yang diperkirakan terjadi berkat penurunan suku bunga dan pelunasan utang sukuk. Mengingat stabilitas harga minyak dan regulasi yang lebih mendukung industri migas, ELSA dapat mengandalkan sektor hulu migas untuk mempertahankan momentum pertumbuhannya.
Dalam distribusi BBM, pemulihan segmen otomotif dan ekspansi organik yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan volume distribusi pada segmen industrial marine, diperkirakan akan kembali menggerakkan pertumbuhan pendapatan ELSA di sektor distribusi dan logistik energi. Proyeksi pendapatan segmen distribusi dan logistik energi ELSA pada 2025F menunjukkan angka kenaikan yang signifikan sebesar +22 persen YoY, setelah mengalami penurunan pada tahun sebelumnya.
Kemampuan ELSA untuk mempertahankan tingkat dividend yield yang stabil sekitar 8-9 persen dalam beberapa tahun mendatang memberikan daya tarik tersendiri bagi investor. Keberhasilan ini dimungkinkan oleh kebutuhan kapitalisasi belanja (capex) yang relatif kecil dan kekuatan neraca keuangan (balance sheet) yang terus menguat.
Dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor migas, ELSA memiliki posisi yang menguntungkan untuk terus membayar dividen dengan payout ratio sekitar 40 persen, seiring dengan arus kas bebas yang tinggi. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2023, dividen payout ratio ELSA tercatat konsisten meningkat dari hanya 25 persen pada 2019 hingga mencapai 40-50 persen dalam tiga tahun terakhir.
Jika melihat harga saham ELSA pada 17 Januari 2025 di level Rp446 per lembar saham, proyeksi dividend yield pada tahun buku 2024F dan 2025F bisa mencapai 8,2 persen dan 9,1 persen, sebuah angka yang cukup menarik bagi investor jangka panjang.
Dalam aspek valuasi, ELSA kini diperdagangkan dengan valuasi yang relatif rendah, yakni 4,4x P/E untuk 2025F. Dibandingkan dengan valuasi wajar 5x P/E, potensi kenaikan saham ELSA masih terbuka lebar dengan upside hingga +14 persen.
Meskipun estimasi valuasi historis mungkin terangkat pada periode commodity supercycle, analisis ini memperhitungkan faktor eksternal yang mempengaruhi bisnis energi fosil yang semakin berkurang relevansinya. Oleh karena itu, valuasi ELSA pada saat ini memberikan celah bagi investor untuk mendapatkan potensi keuntungan signifikan dengan risiko terbatas.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.