Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bos BEI Optimistis Volatilitas Pasar tak Ganggu Proses IPO

Dalam waktu dekat, salah satu emiten kopi Fore Coffee akan melakukan penawaran saham perdana atau IPO di BEI.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 19 March 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Yunila Wati
Bos BEI Optimistis Volatilitas Pasar tak Ganggu Proses IPO PT Jantra Grupo Indonesia Tbk atau KAQI saat melakukan pencatatan saham perdana di BEI, Senin, 10 Maret 2025. Foto: Kabar Bursa/Desty Luthfiani

KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, optimistis volatilitas pasar yang terjadi tidak menganggu proses penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di tahun 2025.

Kemarin, 18 Maret 2025, perdagangan di Pasar Bursa Indonesia yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat dibekukan sementara. Pembekuan sengaja dilakukan karena terjadi penurunan tajam sebesar 5,2 persen, di mana IHSG harus tersungkur ke level  6.146. Pembekuan kurang lebih berlangsung selama setengah jam.

Meski dibayangi catatan penurunan indeks, Iman tetap optimistis masih banyak perusahaan yang berkeinginan mencatatkan sahamnya di bursa efek. 

"Saya lihat, secara pipeline ga berubah. Ini kan kita bicara (kondisi) kemarin, IPO itu kan jangka panjang. Kita sudah ada 10 perusahaan yang listing (tahun ini)," kata Iman kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025.

Menurut data BEI, hingga 14 Maret 2025 telah tercatat 10 Perusahaan yang mencatatkan saham dengan dana dihimpun Rp3.88 Triliun. Hingga saat ini, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Adapun klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 sebagai berikut:

  • Nol (0) perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp50 miliar)
  • Satu perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar)
  • Sebanyak 25 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 miliar)

Dan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • Tiga perusahaan dari sektor Basic Materials
  • Satu perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
  • Enam perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
  • Tiga perusahaan dari sektor Energi
  • Satu perusahaan dari sektor Financials
  • Empat perusahaan dari sektor Healthcare
  • Empat perusahaan dari sektor Industrials
  • Satu perusahaan dari sektor Infrastructures
  • Nol perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
  • Satu perusahaan dari sektor Technology
  • Dua perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

Di sisi lain untuk meredam volatilitas pasar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi memberlakukan buyback saham tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Menurut Iman, kebijakan tersebut diharapkan bisa kembali menguatkan IHSG dan menambah kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia. 

"Semoga juga bisa meredam kekhawatiran investor asing terhadap bursa Indonesia,"tutur dia. 

Fore Kopi Indonesia Lanjutkan Rencana IPO

Salah satu emiten yang melanjutkan rencana penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah PT Fore Kopi Indonesia Tbk atau FORE. Perusahaan yang bergerak di industri kopi ini akan melepas sebanyak 1,88 miliar saham biasa atas nama yang mewakili 21,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Harga saham yang ditawarkan berada di kisaran Rp160 hingga Rp202 per lembar, dengan nilai nominal Rp70 per saham. Dengan rentang harga tersebut, perusahaan berpotensi meraih dana segar maksimal sebesar Rp379,76 miliar.

Untuk memastikan kelancaran proses IPO, FORE telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dana hasil IPO yang diperoleh setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang agresif. 

Sekitar 76 persen dari dana yang dihimpun akan dialokasikan untuk pembukaan 140 gerai baru yang saat ini masih dalam tahap perizinan. Dalam ekspansi ini, perusahaan membagi strategi pembukaan gerai menjadi tiga kategori, yakni 10 persen untuk gerai Flagship, 80 persen untuk gerai Medium, dan 10 persen untuk gerai Satellite. 

Perluasan jaringan ini mencakup wilayah Jabodetabek serta berbagai daerah lain di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Penggunaan dana untuk ekspansi ini akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2025 hingga 2026.

Selain ekspansi gerai, sekitar 18 persen dari dana IPO akan disalurkan sebagai setoran modal kepada CFI, anak usaha yang bertanggung jawab atas pengembangan bisnis. Dana ini kemudian akan digunakan untuk membuka tambahan 30 gerai baru guna memperkuat kehadiran FORE di pasar kopi yang semakin kompetitif.

Sisa dana dari hasil IPO akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan, termasuk pembelian bahan baku seperti biji kopi, gula atau sirup, susu, bubuk minuman, dan bahan kemasan. Selain itu, alokasi dana juga mencakup biaya sewa gerai serta utilitas operasional seperti air, listrik, telepon, dan internet.

FORE telah menetapkan jadwal resmi proses IPO dengan masa penawaran awal yang berlangsung pada 19-21 Maret 2025. Setelah mendapatkan pernyataan efektif pada 25 Maret 2025, perusahaan akan melanjutkan masa penawaran umum pada 26 Maret hingga 9 April 2025. 

Selanjutnya, proses penjatahan saham akan dilakukan pada 9 April, dengan distribusi saham secara elektronik dijadwalkan pada 10 April 2025. Akhirnya, saham FORE akan resmi tercatat dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2025.

Dengan strategi ekspansi yang agresif dan dukungan dana segar dari IPO, FORE optimistis dapat memperluas jangkauan bisnisnya dan memperkuat posisinya di industri kopi nasional.(*)