Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Indeks Saham Terjun Bebas, IHSG Sentuh Level 6.223

Pasca diterapkannnya kebijakan trading halt oleh BEI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutp merah di level 6.223.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 March 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
Indeks Saham Terjun Bebas, IHSG Sentuh Level 6.223 Aktivitas di BEI setelah IHSG jatuh. (Foto: Kabar Bursa/Hutama Prayoga)

KABARBURSA.COM - Setelah dihentikan sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada perdagangan hari ini, Selasa, 18 Maret 2025, turun 248,56 poin atau 3,84 persen ke level 6.223,39.

Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.483,52 sebelum terperosok ke level terendah 6.011,84. Tekanan jual yang tinggi membuat IHSG tidak mampu bertahan di atas level 6.400.

Total volume transaksi mencapai 288,67 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp18,91 triliun dari 1,54 juta transaksi. Untuk transaksi reguler, tercatat volume 240 juta lot dengan nilai perdagangan Rp15 triliun.

Di tengah longsornya IHSG ini, sejumlah saham justru naik dan masuk jajaran top gainers.  Saham Fortune Mate Indonesia Tbk atau dalam kode saham FMII memimpin daftar top gainers setelah melonjak 24,73 persen ke level Rp464 per saham. Saham Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 23,24 persen ke Rp228 per saham, sementara saham Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) turut menguat 19,63 persen ke level Rp1.615 per saham.

Saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) yang bergerak di sektor pertambangan mengalami kenaikan 15,38 persen ke level Rp510 per saham, sementara saham Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) menguat 14,08 persen ke Rp81 per saham.

Namun, ada saham yang turun secara signifikan akibat tekanan. Di sisi lain, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi saham dengan penurunan terdalam setelah anjlok 20,00 persen ke level Rp115.800 per saham. Saham Fortune Indonesia Tbk (FORU) juga melemah 18,78 persen ke Rp800 per saham, sementara saham Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) turun 18,50 persen ke Rp163 per saham.

Saham Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga tertekan, turun 18,42 persen ke level Rp5.425 per saham, sedangkan saham Pakuan Tbk (UANG) merosot 16,58 persen ke Rp332 per saham.

Sektor teknologi menjadi pemberat utama IHSG dengan koreksi tajam 9,77 persen. Sektor bahan baku juga mencatatkan pelemahan signifikan sebesar 5,99 persen, diikuti sektor infrastruktur yang turun 3,03 persen dan sektor barang konsumsi siklikal yang melemah 3,06 persen.

Sektor properti terkoreksi 3,33 persen, sementara sektor keuangan dan transportasi masing-masing turun 1,98 persen dan 2,11 persen. Sektor kesehatan dan industri juga mengalami tekanan dengan pelemahan masing-masing 2,67 persen dan 1,47 persen.

Di sisi lain, sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan penguatan signifikan, naik 3,43 persen di tengah pelemahan mayoritas sektor lainnya.

Sementra itu, IHSG mengalami tekanan jual besar pada hari ini, dipimpin oleh sektor teknologi dan bahan baku yang mencatatkan pelemahan dalam. IHSG hari ini sempat dibekukan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta.

Pembekuan sementara dilakukan karena IHSG sempat anjlok sebesar 5 persen atau turun 325 poin ke level 6.146. Sebanyak 552 saham terpantau melemah, 97 saham menguat, dan 197 saham stagnan bahkan masih terus turun. Bahkan IHSG hari ini sempat menyentuh level 6.046 atau terburuk selama 2025.

Penyebab Penurunan IHSG

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, memberikan tanggapan terkait penurunan tajam IHSG yang terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025.

Seperti diketahui, perdagangan di pasar saham hari ini dihentikan sementara akibat anjloknya IHSG. Indeks sempat turun hingga menyentuh level 6.018,38 sebelum akhirnya mengalami pemulihan menjelang akhir sesi. Hingga berita ini ditulis, IHSG masih berada di zona merah, melemah 241,23 poin atau 3,73 persen ke level 6.230,72.

Setelah pembekuan sementara, IHSG kembali melemah hingga 5 persen atau turun 325 poin ke level 6.146. Sebanyak 552 saham tercatat mengalami penurunan, 97 saham mengalami kenaikan, sementara 197 saham stagnan.

Iman menyebutkan bahwa penurunan indeks ini sudah berlangsung sejak pekan lalu. Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

"Jadi kalau kita lihat penurunannya hari ini sebagian besar asing melihat update dari Donald Trump. Ini menjadikan satu dampak bagi penurunan indeks," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Maret 2025.

Ia menambahkan, penurunan ini juga merupakan akumulasi dari berbagai faktor, termasuk tingkat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

Meskipun IHSG mengalami pelemahan signifikan, Iman menegaskan bahwa fundamental perusahaan-perusahaan di Indonesia masih menunjukkan kinerja yang baik.

"Kalau kita lihat dalam rentang 2024 sebagian besar (perusahaan) lebih baik dibandingkan 2023," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyampaikan bahwa kunjungannya ke BEI bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pasar modal agar IHSG dapat kembali menguat.

"Kami pada hari ini melakukan kunjungan untuk memberikan support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang," ujarnya dalam konferensi pers tersebut.

Sebelumnya, penurunan tajam IHSG ini memicu diberlakukannya trading halt atau penghentian sementara perdagangan di BEI pada pukul 11:19:31 WIB.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com.

Perdagangan kembali dibuka pada pukul 11:49:31 WIB tanpa ada perubahan kebijakan. Saat trading halt diberlakukan, IHSG sudah mengalami penurunan 325 poin ke level 6.146, dengan 552 saham melemah, 97 saham menguat, dan 197 saham stagnan.

Padahal, pada awal sesi perdagangan pagi, IHSG hanya turun tipis sebesar 0,17 persen atau 11 poin ke level 6.460. Berdasarkan data RTI Business, sesi awal ini mencatatkan 337,48 juta saham yang diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp318,17 miliar dalam 20.918 transaksi. Saat itu, terdapat 174 saham yang menguat, 71 saham yang melemah, dan 217 saham stagnan.(*)