Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekonom Sebut APBN Februari Buruk: Efek IHSG Hari ini Ambles

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan tajam IHSG.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 March 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: KabarBursa.com
Ekonom Sebut APBN Februari Buruk: Efek IHSG Hari ini Ambles Aktifitas depan Papan Pantau Saham di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/3/2025). Hari ini Papan Pantau masih terlihat Panah Merah. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan berat hari ini, Selasa, 18 Maret 2025, setelah anjlok lebih dari 6 persen di tengah sentimen negatif terhadap ekonomi Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus melakukan trading halt pada pukul 11:19:31 WIB setelah IHSG turun hingga 5 persen dalam satu sesi.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan tajam IHSG.

“Pertama, hasil APBN Februari yang buruk dan prospek fiskal 2025 yang berat membuat investor semakin waspada. Kedua, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak realistis dan kurang didukung oleh teknokrasi yang jelas menambah ketidakpastian. Ketiga, berbagai isu mega korupsi yang mencuat akhir-akhir ini semakin merusak kepercayaan investor,” ungkap Wijayanto kepada KabarBursa.com melalui telepon, Selasa, 18 Maret 2025.

Selain itu, ia juga menyoroti dua isu baru yang dinilai memperburuk sentimen pasar.

“Yang keempat adalah kekhawatiran atas wacana Dwi Fungsi ABRI yang bisa memicu protes besar. Kelima, investor khawatir terhadap kemungkinan penurunan peringkat kredit Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional. Dalam waktu dekat, Fitch dan Moody’s akan mengumumkan penilaian mereka pada Maret-April, sedangkan S&P dijadwalkan merilis hasilnya pada Juni-Juli. Jika ada revisi ke bawah, dampaknya bisa semakin dalam terhadap pasar keuangan,” jelasnya.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan penghentian sementara perdagangan akibat penurunan IHSG yang mencapai ambang batas 5 persen.

“Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 WIB yang dipicu oleh penurunan IHSG mencapai 5 persen. Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat,” tulis pengumuman BEI.

Perdagangan saham kemudian kembali dilanjutkan pada pukul 11:49:31 WIB, tanpa perubahan jadwal perdagangan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Namun, tekanan jual yang masif masih berlanjut, dengan aksi jual besar-besaran dari investor asing semakin memperparah koreksi IHSG.

Di tengah ketidakpastian ini, pelaku pasar kini menunggu langkah konkret dari pemerintah dan otoritas keuangan untuk meredam tekanan terhadap pasar modal dan menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka pendek.

Alami Penurunan Signifikan

Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi dibekukan sementara imbas Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami penurunan siginifikan pada Selasa, 18 Maret 2025.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan pada hari ini pukul 11:19:31 waktu Jakarta telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di BEI Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen. 

"Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat," jelas dia dalam keterangan resmi. 

Kautsar menyampaikan, perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan. 

Sejak dibekukan, IHSG turun anjlok 5 persen atau turun 325 poin ke level 6.146. Sebanyak 552 saham terpantau melemah, 97 saham menguat, dan 197 saham stagnan. 

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah sebesar 0,17 persen atau turun 11 poin ke level 6.460 pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. 

Merujuk data perdagangan RTI Business, pembukaan pagi ini menorehkan 337,482 juta saham dengan nilai transaksi Rp318.171 miliar, serta frekuensi 20,918. 

Meski dibuka melemah, 174 saham terpantau menguat, 71 saham di zona merah, dan 217 saham mengalami stagnan. 

Sementara mengutip Stockbit, saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) memimpin top gainer dengan lonjakan harga sebesar 33,80 persen menjadi 95 per lembar saham. 

Saham lainnya yang turut mencatatkan kenaikan signifikan adalah PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) yang naik 24,81 persen ke 1.685 dan PT Anabatic Technologies Tbk. (ATIC) naik 12,22 persen ke 505.

Ada juga PT KS Food Sejahtera Tbk. (AISA) yang mencatat performa positif sebesar 10,31 persen ke 107 serta  PT enn Teknologi Indonesia Tbk. (MENN) dengan kenaikan 10,00 persen ke level 44.

Di sisi lain, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengalami koreksi paling tajam dengan penurunan 16,37 persen ke 121.050 per lembar saham.

 Beberapa saham lain yang juga mengalami penurunan, seperti  PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM) yang terkoreksi sebesar 9,46 persen ke 67.

Ada pula PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) yang turun 9,09 persen ke 10, lalu PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) turun 7,38 persen ke 113, dan terakhir PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) turun 7,22 persen ke 90.

Adapun Reliance Sekuritas, memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,443 dan resistance pada level 6,547 dengan kecenderungan menguat.
 "Secara teknikal, candle IHSG berbentuk black spinning top, dibawah MA5 dan MA20 namun indikator MACD masih dalam keadaan golden cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar berbalik arah menjadi naik," tulis Reliance  dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com.

IHSG Dibuka Melemah

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah sebesar 0,17 persen atau turun 11 poin ke level 6.460 pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. 

Di sisi lain, meski IHSG menunjukkan penurunan, pasar saham Wall Street mengalami rebound pada 17 Maret 2025, setelah penurunan empat pekan berturut-turut, dengan indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya mencatatkan kenaikan. 

Merujuk data perdagangan RTI Business, pembukaan pagi ini menorehkan 337,482 juta saham dengan nilai transaksi Rp318.171 miliar, serta frekuensi 20,918. 

Meski dibuka melemah, 174 saham terpantau menguat, 71 saham di zona merah, dan 217 saham mengalami stagnan. 

Sementara mengutip Stockbit, saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) memimpin top gainer dengan lonjakan harga sebesar 33,80 persen menjadi 95 per lembar saham. 

Saham lainnya yang turut mencatatkan kenaikan signifikan adalah PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) yang naik 24,81 persen ke 1.685 dan PT Anabatic Technologies Tbk. (ATIC) naik 12,22 persen ke 505.

Ada juga PT KS Food Sejahtera Tbk. (AISA) yang mencatat performa positif sebesar 10,31 persen ke 107 serta  PT enn Teknologi Indonesia Tbk. (MENN) dengan kenaikan 10,00 persen ke level 44.

Di sisi lain, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) mengalami koreksi paling tajam dengan penurunan 16,37 persen ke 121.050 per lembar saham.

 Beberapa saham lain yang juga mengalami penurunan, seperti  PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM) yang terkoreksi sebesar 9,46 persen ke 67.

Ada pula PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) yang turun 9,09 persen ke 10, lalu PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) turun 7,38 persen ke 113, dan terakhir PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) turun 7,22 persen ke 90.

Adapun Reliance Sekuritas, memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,443 dan resistance pada level 6,547 dengan kecenderungan menguat.

"Secara teknikal, candle IHSG berbentuk black spinning top, dibawah MA5 dan MA20 namun indikator MACD masih dalam keadaan golden cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar berbalik arah menjadi naik," tulis Reliance  dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com.(*)