KABARBURSA.COM - Konsultan Pasar Modal Global, Dr. Muhammad Asmi menyoroti pentingnya memulai langkah investasi bagi para generasi muda.
Menurutnya, generasi muda perlu memulai investasi walaupun kondisi ekonomi dalam negeri sedang tidak stabil.
"Anak-anak usia muda perlu belajar untuk bangkit dengan cara investasi walaupun kondisi ekonomi negara kurang baik. Saat ini dengan nominal kecil mulai Rp100 ribu sudah bisa investasi," ujarnya dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabarbursa di Masjid Istiqlal, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dikutip Selasa, 18 Maret 2025.
Asmi mengatakan, dorongan tersebut bertujuan agar generasi muda Indonesia mulai belajar investasi dan dapat mengembangkan pengetahuannya dalam membaca situasi ekonomi secara global maupun nasional.
"Dengan gaji UMR misalnya, seseorang bisa menyisihkan 30 persen pendapatannya untuk investasi, lalu gunakan juga dana yang dingin atau tidak berasal dari hasil pinjaman yang berisiko merugikan. Namun dalam investasi perlu hati-hati dalam memilih saham karena ada saham yang baik seperti Blue Chip dan saham yang kurang baik, makanya ilmu ini amat penting untuk bermain saham," jelasnya.
Asmi menekankan, generasi muda sebaiknya memilih investasi jangka panjang serta mampu melihat peluang pasar yang terjadi.
"Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan ekonomi. Sehingga anak muda perlu berinvestasi sebagai simpanan yang bisa membuahkan hasil, jadi biarlah pasar modal yang berniaga di pasaran. Jadi jangan untuk jangka pendek saja," jelasnya.
Karena itu Asmi menyebut pentingnya memilih perusahaan yang baik dalam membeli saham untuk investasi. Ia lalu menyebutkan beberapa bidang perusahaan yang bisa dipilih investor.
"Pilihlah perusahaan yang menguntungkan apalagi Indonesia memiliki banyak peluang, di mana pada tahun 2040 diprediksi Indonesia menjadi negara maju. Misalnya saham di sektor pembangunan infrastruktur, energi, manufaktur, telekomunikasi, properti sampai industri pangan," terangnya.
"Jadi ini adalah saham Blue Chip untuk anak-anak muda. Tentu saja anak muda jangan lama menunggu ada capital besar, baru mau masuk dalam investasi. Tapi mulai lah sekarang," sambung Asmi.
Maka dari itu, anak muda perlu mengambil langkah berani dengan menjadi pemain saham di segala jenis usaha. Terlebih, anak muda perlu meningkatkan pendapatannya.
"Karena investment di BSAI (Bursa Saham Indonesia) tidak perlu capital yang besar. Cukup Rp100 ribu sudah bisa, jadi itu adalah aturan yang paling fleksibel dan paling mudah untuk anak muda untuk meningkatkan pendapatan atau pendapatan kedua selain dari pekerjaan tetap," sebut Asmi.
Sementara itu, Asmi sejauh ini masih mempelajari saham-saham di Indonesia, terutama saham blue chip.
"Investasi saya di Dubai dan Malaysia itu lebih kepada investment properti dan saham-saham blue chip. Sebab dulu blue chip terjangkau, kalau sekarang itu sudah mahal. Kalau dulu kita beli sekitar 1 dirham lebih atau 1,8 dirham. Sekarang sudah puluhan dirham," paparnya.
Maka dari itu, ia mengajak anak-anak muda melihat potensi pasar sejak awal untuk bisa menjadi miliarder
"Makanya usaha investasi ini bisa dimulai sari sekarang," pungkas Asmi.
Peluang Kerja Dan Perkembangan
Investasi, baik lokal maupun asing, memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, dampak investasi terhadap peluang kerja dan perkembangan teknologi di Tanah Air saat ini masih menjadi topik yang kompleks dan penuh tantangan.
Sebagian masyarakat menilai bahwa meskipun ada potensi besar dari investasi, dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja dan adopsi teknologi masih terbatas.
Iman (28), seorang pegawai swasta yang tinggal di Jakarta, menyampaikan pandangannya mengenai potensi investasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Ia mengakui bahwa investasi memang dapat membuka peluang kerja, tetapi ia merasa dampaknya masih kurang terasa di kalangan masyarakat luas.
Menurut Iman, persepsi publik yang terjebak dalam dilema halal-haram terkait investasi menjadi hambatan yang menghalangi potensi investasi untuk berkontribusi secara maksimal terhadap perekonomian.
“Investasi bisa berdampak terhadap peluang kerja, tapi kemungkinannya kecil. Karena enggak semua orang kita percaya investasi itu halal,” kata Iman saat ditemui Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 20 November 2024.
Menurut Iman, ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap investasi, terutama yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, membuat mereka enggan terlibat dalam proses investasi yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Meskipun demikian, Iman menyatakan pandangan yang berbeda mengenai investasi asing. Ia menilai bahwa investasi asing lebih menarik bagi masyarakat Indonesia karena adanya sentimen positif yang sering menyertai investor asing.
“Ya kalau sebatas investor lokal, investasi kayaknya kurang bergairah. Embel-embel asing kan bisa jadi sentimen,” ungkapnya.
Iman menjelaskan bahwa kehadiran investor asing memberikan citra positif dan dapat meningkatkan minat publik terhadap suatu proyek, meskipun beberapa investor asing seringkali tidak begitu dikenal oleh masyarakat.
“Persis seperti Adidas Samba, kalo enggak banyak orang yang tahu Oasis, kayaknya enggak akan banyak yang beli sepatu itu,” tambah Iman, mengilustrasikan pentingnya branding dan kepercayaan terhadap investor asing dalam menarik perhatian masyarakat.
Namun, Iman juga menganggap kehadiran investor asing sebagai hal yang positif bagi perekonomian Indonesia. “Ya bagus lah, artinya banyak modal yang bisa dukung ekonomi kita. Infrastruktur juga,” ujarnya. Ia menekankan bahwa tidak ada yang salah dengan investasi asing, asalkan dijalankan dengan prosedur yang tepat.
“Enggak perlu lah naif anti modal asing, toh sepatu yang kita pakai juga bukan merek sepatu lokal,” tambahnya.(*)