Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Airlangga: Pendapatan Per Kapita Jakarta Tembus USD22.000

Bahwa kesenjangan pendapatan antara Jakarta dan daerah lainnya masih cukup lebar.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 March 2025 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Pramirvan Datu
Airlangga: Pendapatan Per Kapita Jakarta Tembus USD22.000 Kawasan Perkantoran Sudirman, Jakarta. foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pendapatan per kapita warga DKI Jakarta mencapai USD22.000 per tahun atau sekitar Rp360,89 juta dengan asumsi kurs Rp16.400 per USD. Angka ini jauh melampaui rata-rata nasional yang baru menyentuh USD5.000 per tahun.

"Jakarta ini income per kapita-nya USD22.000," ujar Airlangga saat membuka acara Bina Diskon Lebaran 2025 di Jakarta, Jumat 14 Maret 2025.

Airlangga menekankan bahwa kesenjangan pendapatan antara Jakarta dan daerah lainnya masih cukup lebar. "Secara nasional kita memang masih Rp5.000. Jadi, masih lebih tinggi Jakarta," tambahnya.

Melihat daya beli yang lebih kuat di ibu kota, Airlangga mendorong pelaku usaha ritel untuk memanfaatkan momentum ini dengan menggelar berbagai program belanja menarik. Menurutnya, strategi ini bisa meningkatkan minat belanja masyarakat, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

"Jadi, ini waktunya bagi kita untuk mendorong daerah-daerah dan juga Jakarta dan beberapa daerah lain agar tujuan wisata itu berbasis event dengan menawarkan petualangan berbelanja, petualangan kuliner, dan yang perlu kita garap adalah souvenir," tandasnya.

Target Bina Diskon Lebaran 2025

Pemerintah menargetkan program BINA Diskon Lebaran 2025 mampu mencatatkan transaksi hingga Rp36,3 triliun. Program ini diikuti oleh 402 pusat perbelanjaan, termasuk stasiun, bandara, dan 80 ribu gerai ritel di seluruh Indonesia. Airlangga berharap program ini dapat mendorong konsumsi masyarakat, terutama menjelang Lebaran.

“Jadi ini kita berharap program ini yang diikuti oleh 402 pusat perbelanjaan. Juga stasiun dan bandara. Dan 80 ribu retail. Dan targetnya tentu diharapkan bisa mencapai Rp36,3 triliun,” ujar Airlangga.

Diskon yang ditawarkan dalam program ini mencapai 70 persen, yang diharapkan dapat menarik minat belanja masyarakat. “Tadi kalau Ibu Menteri Pariwisata saya lihat pertanyaannya cuma satu. Diskonnya berapa persen? Tadi disampaikan diskonnya sampai 70 persen,” tambahnya.

Selain meningkatkan daya beli masyarakat, program ini juga diarahkan agar sektor ritel domestik tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memiliki resiliensi ekonomi yang cukup kuat berkat konsumsi domestik yang besar.

“Nah ini diharapkan ini bisa mendorong masyarakat untuk terus belanja. Dan tentu ini saya berharap bahwa Indonesia punya resiliensi, daya tahan. Karena kita punya kemampuan di dalam negeri,” terang dia.

Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa program belanja seperti BINA Diskon Lebaran dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata belanja bagi wisatawan asing, khususnya dari negara-negara di Asia.

“Dan tentu event-event belanja di dalam negeri kalau bisa juga menjadi tujuan pariwisata. Internasional minimal Asia. Kita misalnya punya tadi disampaikan mini outlet ataupun outlet modern outlet,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Program BINA Diskon 2024 sebelumnya telah selesai digelar pada 20 hingga 29 Desember 2024. Total transaksi BINA Diskon 2024 tercatat mencapai Rp25,4 triliun. Capaian nilai transaksi ini meningkat 15 persen dibandingkan nilai transaksi tahun 2023 yang tercatat Rp22 triliun, melebihi target 10 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pendapatan per kapita Indonesia naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 5,05 persen secara tahunan, atau disebut juga year on year (YoY).

Dari pencapaian tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai Rp75 juta atau setara dengan USD4.919,7 pada tahun 2023. Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers pada hari Senin, 5 Februari.

Pendapatan per kapita merupakan ukuran jumlah uang yang diperoleh oleh setiap individu dalam suatu negara atau wilayah geografis. Hal ini digunakan untuk menilai pendapatan rata-rata per orang dan juga standar hidup serta kualitas hidup penduduk.

Pendapatan per kapita suatu negara dihitung dengan membagi pendapatan nasional negara tersebut dengan jumlah penduduknya.

Selain itu, PDB per kapita pada tahun 2023 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, PDB per kapita tercatat sebesar Rp71,03 juta atau US$4.783,9. Berikut adalah data pendapatan per kapita Indonesia dari tahun 2010 hingga 2023:

Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2010: USD3.178,70
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2011: USD3.687,75
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2012: USD3.740,87
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2013: USD3.667,70
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2014: USD3.531,64
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2015: USD3.369,80
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2016: USD3.601,98
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2017: USD3.878,03
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2018: USD3.932,58
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2019: USD4.192,78
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2020: USD3.927,33
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2021: USD4.349,17
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2022: USD4.783,9
Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2023: USD4.919,7 (*)