Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

DPR Puji INALUM: Optimalkan Dana dari Pasar Modal

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 March 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Pramirvan Datu
DPR Puji INALUM: Optimalkan Dana dari Pasar Modal Rencana strategisnya guna mampu memberi dampak dan kontribusi yang lebih besar bagi negara. Foto: dok Inalum

KABARBURSA.COM - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat mendukung Anggota Holding MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), untuk menjalankan rencana-rencana strategisnya guna mampu memberi dampak dan kontribusi yang lebih besar bagi negara.

Anggota Komisi VI DPR Rivqy Abdul Halim menyampaikan bahwa INALUM memiliki roadmap pengembangan bisnis yang tergolong matang. Realisasi kinerja perusahaan pada 2024 juga tercapai dengan sangat baik, yang membuktikan bahwa eksekusi dari perencanaan berjalan dengan sangat baik.

“Kami apresiasi untuk INALUM, roadmap-nya jelas, timeline-nya jelas, dan dipimpin oleh pemimpin muda. Kami berharap bisa menularkan ke perusahaan lainnya dan semoga bisa tercapai program-programnya serta menjadi perusahaan yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Abdul Hakim Bafagih menyampaikan pencapaian kinerja keuangan INALUM sudah tercapai sesuai rencana. Dirinya pun mendukung INALUM untuk dapat melantai di pasar modal agar mampu melakukan ekspansi operasional yang lebih kuat lagi.

"Semoga bisa menjadi contoh bagi anggota holding lainnya, kecil tapi sehat dan lancar untuk rencana IPO 2026. Kami berharap dapat dijelaskan program jangka panjangnya agar dana yang nanti terhimpun dari pasar modal digunakan secara optimal,” katanya.

Direktur Utama INALUM Ilhamsyah Mahendra menerangkan realisasi produksi selama 2024 mencapai 274.230 ton aluminium, tumbuh 27,6 persen secara tahunan (YoY). Adapun penjualan tercatat 276.381 ton, tumbuh 25,6 persen YoY.

Dengan demikian, pendapatan INALUM pada 2024 mencapai USD715,99 juta, naik 9 persen YoY, dengan EBITDA mencapai US$183,9 juta, tumbuh 213 persen YoY, dan laba bersih mencapai USD173,29 juta, naik 99 persen YoY. Perseroan juga konsisten menjaga indikator keuangan dalam rentang yang aman sehingga mampu mendukung kinerja operasional yang berkelanjutan selama 2024.

Ilhamsyah menyampaikan bahwa ke depan perseroan akan konsisten meningkatkan kapasitas produksi agar mampu menjawab amanah dari pemerintah agar INALUM mampu meningkatkan penguasaan pasar domestik atau swasembada aluminium, dengan kebutuhan yang besar mencapai 1,2 juta ton per tahun.

INALUM saat ini pun berupaya meningkatkan kapasitas produksi smelter grade alumina refinery (SGAR), yang kapasitas produksi alumina saat ini 1 juta ton menjadi 2 juta ton. Perseroan juga tengah merencanakan penambahan kapasitas aluminium sebesar 600.000 ton.

“Memang kami akan terus kejar dan menjadi konsentrasi kami ke depan. Dengan revenue kami sekitar Rp10 triliun per tahun saat ini, dapat meningkat menjadi Rp44,9 triliun, artinya naik 4 kali lipat,” katanya.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyampaikan bahwa INALUM didorong untuk menjadi penggerak dalam integrasi hilirisasi bauksit hulu hingga hilir.

INALUM akan terus memperkuat kapasitas produksinya sehingga Indonesia akan mampu mendapatkan pasokan aluminium yang berasal dari mineral dalam negeri.

Hal ini tentunya akan memperkuat kinerja perusahaan sekaligus dapat membantu pemerintah dalam menghemat devisa karena berhasil menekan impor bahan baku.

"Kami percaya INALUM memiliki potensi yang sangat besar, dan kami akan terus dorong INALUM mampu menjalankan dan menyelesaikan inisiatif-inisiatif strategisnya," katanya.

Prospek Saham Inalum

PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum bersiap melantai di bursa saham pada 2026-2027. Langkah strategis ini dinilai sebagai peluang besar bagi MIND ID yang menjadi induk perusahaan tersebut. Namun, memperdagangkan saham Inalum untuk  publik bukan tanpa tantangan. Persaingan global dan harga komoditas yang angin-anginan menjadi faktor yang harus diperhitungkan dalam prospek saham Inalum ke depan.

Analis pasar modal yang juga Founder Mikirduit, Surya Rianto, mengingatkan bahwa meski Inalum adalah satu-satunya produsen aluminium ingot di Indonesia, daya tarik sahamnya tetap bergantung pada dinamika pasar global. "Karakter saham komoditas logam itu sangat siklikal (naik-turun sesuai kondisi ekonomi), yang artinya sangat tergantung pada fluktuasi harga di pasar internasional," ujar Surya kepada KabarBursa.com di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.

Salah satu rencana besar Inalum adalah meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat. Menurut Surya, jika target ini tercapai, potensi pertumbuhan laba perusahaan bisa sangat besar. Berdasarkan simulasi yang ia lakukan, produksi aluminium Inalum yang saat ini berada di angka 275.000 ton per tahun dapat meningkat menjadi 700.000 ton per tahun. Dengan harga pasar aluminium sedikit di bawah USD2.500 per ton, potensi pendapatan perusahaan milik negara ini bisa melonjak hingga 1.545 persen.

"Jika target kapasitas produksi tercapai, pendapatan bisa meningkat signifikan, dari sekitar USD687 juta (Rp11 triliun) menjadi USD1,75 miliar (Rp28 triliun). Namun, pertumbuhan ini tidak akan terjadi dalam waktu singkat karena peningkatan kapasitas akan dilakukan bertahap dan memerlukan waktu beberapa tahun," jelas Surya.

Namun, sebelum memutuskan investasi, investor perlu mempertimbangkan fundamental keuangan perusahaan. Hingga saat ini, laporan keuangan Inalum belum bisa diakses publik. Menurut Surya, transparansi ini akan menjadi faktor penting dalam menilai kelayakan IPO mereka. "Itu penting untuk menentukan apakah kinerja keuangan mereka benar-benar mendukung proyeksi pertumbuhan tersebut," ujarnya.

Selain tantangan internal, kondisi pasar aluminium dunia juga menjadi faktor penentu bagi prospek Inalum. Persaingan dengan produsen aluminium global yang sudah mapan menjadi salah satu tantangan yang perlu dicermati. Meskipun Inalum memiliki keunggulan sebagai produsen tunggal di Indonesia, faktor eksternal seperti fluktuasi harga dan kebijakan perdagangan global tetap memengaruhi daya saingnya.

"Inalum bisa menjadi alternatif bagi investor yang mencari saham di sektor logam industri, terutama setelah prospektus IPO diumumkan dan jika kinerjanya menarik. Namun, pasar saham komoditas logam tetap harus memperhitungkan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal," kata Surya.(info-bks/*)