KABARBURSA.COM - Tjieo Mei Tjuen, Direktur PT Bank CIMB Niaga atau dalam kode saham BNGA mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat, 14 Maret 2025.
Senior bankir itu ternyata mengajukan pengunduran dirinya dua hari yang lalu. CIMB Niaga menerima surat pengunduran diri tersebut pada 12 Maret 2025, yang tertanggal 3 Maret 2025.
"Adapun alasannya mengundurkan diri adalah karena personal (retired)," tulis keterangan manajemen CIMB di Jakarta pada Jumat, 14 Maret 2025.
Alasan pengunduran diri Tjioe karena alasan pribadi, yakni pensiun. Perseroan juga menyatakan bahwa pengunduran diri akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 April 2025 mendatang.
Tjoe sebelumnya kembali menjabat sebagai Direktur CIMB Niaga setelah dipilih saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Rabu, 3 April 2024 lalu.
Ia menjabat bersama Wakil Presiden Komisaris (Independen) CIMB Niaga, Glenn Muhammad Surya Yusuf dan Komisaris CIMB Niaga, Dato’ Abdul Rahman Ahmad.
Susunannya Direksi CIMB Niaga saat itu yakni,
- Lani Darmawan sebagai Presiden Direktur
- Lee Kai Kwong sebagai Direktur
- John Simon sebagai Direktur
- Fransiska Oei sebagai Direktur merangkap Direktur Kepatuhan
- Pandji P. Djajanegara sebagai Direktur
- Tjioe Mei Tjuen sebagai Direktur
- Henky Sulistyo sebagai Direktur
- Joni Raini sebagai Direktur
- Rusly Johannes sebagai Direktur
- Noviady Wahyudi sebagai Direktur
Tjoe dikenal sebagai figur senior di industri perbankan Indonesia dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di bidang teknologi dan operasional. Lahir di Jakarta pada 14 Oktober 1957, ia merupakan lulusan Bachelor of Science in Computer Science & Statistics dari University of London, Inggris. Pendidikannya menjadi fondasi kuat dalam karier di sektor keuangan.
Sepanjang kariernya, Tjioe telah menduduki berbagai posisi strategis di perbankan, terutama dalam aspek teknologi, operasional, dan transformasi digital. Sebelum menjabat sebagai Direktur di Bank Commonwealth Indonesia sejak 2016, ia pernah berkarier di Bank Permata (2013–2016) dan Bank Ekonomi Raharja yang saat itu menjadi bagian dari HSBC Group (2010–2013) sebagai Direktur Teknologi dan Operasional.
Segmen Perbankan Konsumer
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Chief Operations Officer di Barclays Bank Indonesia (2008–2010) dan memegang posisi kunci di Citibank N.A. Indonesia selama satu dekade (1998–2008), di mana ia bertanggung jawab atas strategi operasional dan teknologi untuk segmen perbankan konsumer serta korporasi dan investasi.
Kariernya di industri perbankan dimulai sejak 1989, saat ia menjabat sebagai General Manager untuk Teknologi Informasi di Bank Dharmala, sebelum kemudian dipercaya sebagai Direktur Operasi danTeknologi di Bank Putra Surya Perkasa (1994–1998). Sebelumnya, ia juga memiliki pengalaman di sektor industri sebagai System Analyst di PT Great River Garment Industries (1983–1985) serta sebagai Manajer Pengembangan Aplikasi Teknologi di PT Mainsis Dharmatama Canggih (Dharmala Group, 1985–1989).
Saham BNGA setelah pengumuman ini berada pada level Rp1.660, mencatatkan penurunan 0,30 persen perubahan dibandingkan sesi sebelumnya.
Di tengah pengunduran diri Tjieo, kinerja keuangan BNGA mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,4 persen secara tahunan pada 2024 menjadi 6,8 triliun rupiah. Pada kuartal keempat 2024, laba bersih tercatat sebesar 1,7 triliun rupiah atau naik 7,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun mengalami penurunan 1,9 persen secara kuartalan.
Margin bunga bersih pada kuartal keempat 2024 tercatat sebesar 3,9 persen, mengalami penurunan 17 basis poin secara tahunan dan 19 basis poin secara kuartalan. Sepanjang 2024, margin bunga bersih turun ke level 4,1 persen atau turun 31 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya, masih dalam kisaran panduan manajemen di 4,1 hingga 4,2 persen. Yield kredit pada kuartal keempat 2024 tercatat sebesar 8,23 persen, meningkat 9 basis poin secara tahunan namun turun 20 basis poin secara kuartalan, melanjutkan tren penurunan sejak kuartal pertama 2024. Di sisi lain, biaya dana atau cost of fund naik menjadi 3,58 persen, meningkat 41 basis poin secara tahunan dan 12 basis poin secara kuartalan, seiring dengan strategi bank dalam meningkatkan dana melalui kenaikan suku bunga deposito berjangka.
Biaya kredit atau cost of credit pada kuartal keempat 2024 berada di level 0,8 persen, meningkat 26 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya namun turun 19 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sepanjang 2024, biaya kredit berada di level 0,8 persen atau turun 19 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya, sesuai dengan panduan manajemen yang menargetkan biaya kredit di bawah 1 persen. Penurunan ini tercermin dalam beban provisi yang berkurang 16 persen secara tahunan pada 2024, meskipun mengalami kenaikan 18 persen secara tahunan pada kuartal keempat 2024 karena efek basis rendah pada periode sebelumnya.rasio kredit bermasalah
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loans pada kuartal keempat 2024 turun menjadi 1,8 persen atau lebih rendah 20 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, loan-at-risk turun menjadi 8,6 persen atau lebih rendah 260 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Target Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit selama 2024 mencapai 6,9 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 8,5 persen pada 2023 dan berada di batas atas kisaran panduan manajemen yang menargetkan pertumbuhan kredit antara 5 hingga 7 persen secara tahunan.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen otomotif yang meningkat 26 persen secara tahunan serta segmen usaha kecil dan menengah yang tumbuh 9,1 persen.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga tumbuh 10,5 persen secara tahunan pada 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3,8 persen pada 2023 dan menjadi yang tertinggi sejak kuartal pertama 2022. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang lebih cepat dibandingkan kredit menyebabkan rasio loan-to-deposit turun menjadi 86,3 persen pada 2024, lebih rendah dibandingkan 89,3 persen pada 2023.
Manajemen BNGA menetapkan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024 sebesar 50 persen dari laba bersih bank only, lebih rendah dibandingkan tahun buku 2023 yang sebesar 60 persen. Dengan harga saham pada 20 Februari 2025 sebesar 1.720 rupiah per saham, keputusan ini mengindikasikan dividend yield sebesar 7,5 persen. Ke depan, manajemen menargetkan rasio pembayaran dividen hingga 60 persen untuk tahun buku 2025.
Kinerja BNGA sepanjang 2024 mencerminkan fundamental cukup solid, dengan pencapaian margin bunga bersih, biaya kredit, dan pertumbuhan kredit yang sesuai dengan target manajemen. Penurunan rasio loan-to-deposit juga menjadi faktor positif dalam menjaga likuiditas di tengah kondisi perbankan yang semakin kompetitif. (*)