Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

UMA Emiten BNLI, Analis: Secara Teknikal Lumrah

Harga saham BNLI meroket 133,50 persen, dari Rp930 ke Rp2.300

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 March 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Pramirvan Datu
UMA Emiten BNLI, Analis: Secara Teknikal Lumrah Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya Unusual Market Activity (UMA) pada saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) setelah mengalami lonjakan signifikan dalam tiga bulan terakhir. Harga saham BNLI meroket 133,50 persen, dari Rp930 ke Rp2.300, dengan level tertinggi mencapai Rp2.580 sebelum mengalami sedikit koreksi.

Menanggapi fenomena ini, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana alias Didit, menilai bahwa peningkatan harga saham BNLI yang signifikan masih dalam batas wajar.

“Secara teknikal, kami mencermati BNLI mencatatkan penguatan signifikan sejak pertengahan Desember 2024 dan didukung dengan volume yang relatif stabil. Diperkirakan, penguatan ini didukung dengan kinerja FY24 BNLI yang solid. UMA yang dikenakan oleh BEI dapat dikatakan lumrah, mengingat peningkatan harga yang signifikan,” ungkap Didit kepada KABARBURSA.COM, Kamis 13 Maret 2025.

Meskipun pergerakan sahamnya tergolong agresif, analis menilai kenaikan BNLI tidak sepenuhnya berbasis spekulatif, melainkan juga didorong oleh fundamental perusahaan yang kuat.

Kinerja Keuangan BNLI Mencatatkan Pertumbuhan Signifikan

Data keuangan terbaru menunjukkan bahwa BNLI mengalami pertumbuhan laba yang sangat kuat dalam tiga tahun terakhir:

• Laba Bersih (Net Income) TTM mencapai Rp3,567 triliun, naik dari Rp2,585 triliun (2023) dan Rp2,013 triliun (2022).

• Pendapatan kuartalan tertinggi terjadi pada Q3 2024, dengan laba bersih Rp1,256 triliun, melonjak dibandingkan Q3 2023 sebesar Rp734 miliar.

• Kapitalisasi pasar BNLI saat ini mencapai Rp83,217 triliun, menjadikannya salah satu emiten perbankan dengan valuasi besar di Indonesia.

Dari sisi valuasi, BNLI memiliki:

• P/E Ratio (TTM): 23,33, yang tergolong tinggi untuk industri perbankan, mencerminkan ekspektasi investor terhadap pertumbuhan laba di masa depan.

• P/BV (Price-to-Book Value): 1,95, menunjukkan harga sahamnya hampir dua kali lipat dari nilai bukunya, yang menandakan optimisme pasar.

• Earnings per Share (EPS TTM): 98,57, menunjukkan laba per lembar saham yang cukup tinggi dibandingkan sektor perbankan lainnya.

Sentimen Pasar dan Faktor Pendorong Kenaikan Saham BNLI

Kenaikan harga saham BNLI dalam tiga bulan terakhir mencerminkan kombinasi antara fundamental yang kuat dan momentum teknikal yang positif. Namun, analis juga melihat beberapa faktor yang turut berperan:

• Prospek industri perbankan yang membaik, didukung oleh suku bunga yang lebih stabil dan pertumbuhan kredit yang meningkat.

• Potensi aksi korporasi seperti ekspansi bisnis atau akuisisi yang menarik perhatian investor.

• Minat investor asing dan domestik terhadap saham perbankan yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi.

Dengan Unusual Market Activity (UMA) yang diumumkan oleh BEI, investor diingatkan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan valuasi saham sebelum mengambil keputusan investasi.

• Investor jangka panjang: BNLI tetap menarik karena memiliki fundamental yang solid dan prospek bisnis yang menjanjikan.

• Investor jangka pendek: Perhatikan level resistance di Rp2.580, karena ada kemungkinan koreksi setelah kenaikan tajam.

• Strategi Buy on Weakness (BoW): Jika terjadi koreksi ke area Rp2.100 - Rp2.200, bisa menjadi peluang akumulasi untuk mendapatkan potensi upside yang lebih baik.

Secara keseluruhan, BNLI merupakan saham dengan pertumbuhan yang kuat, tetapi valuasi yang relatif tinggi mengharuskan investor untuk lebih bijak dalam menentukan titik masuk agar tetap mendapatkan imbal hasil optimal. 

Catatan Laba Bersih

 PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengumumkan hasil kinerja keuangan tahun 2024 dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp3,6 triliun, meningkat 37,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja positif ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) sebesar 4 persen serta perbaikan kualitas kredit sepanjang tahun.

Bank Permata terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit, yang tercermin dari peningkatan kualitas kredit yang semakin baik. Selain itu, strategi bisnis yang berkelanjutan serta penerapan digitalisasi di berbagai lini operasional turut menopang pertumbuhan bank.

Sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank selaku pemegang saham pengendali, Bank Permata terus mengintegrasikan jaringan luas dengan layanan konsultasi bisnis dan finansial bertaraf internasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN.

Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyatakan bahwa tahun 2024 menjadi momen penting bagi bank, seiring dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi “Growing Together” bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Tahun 2024 adalah momen penting bagi Bank Permata, dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi kami untuk ‘Growing Together’ dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memposisikan Bank Permata sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global. Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024,” ujar Meliza dalam keterangan resmi, Sabtu 15 Februari 2025

Pertumbuhan bisnis Bank Permata tercermin dalam rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 83 persen dibandingkan 75 persen pada tahun 2023. Total aset bank tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp185 triliun di tahun 2024, dengan rasio Current Account and Saving Account (CASA) mencapai 55 persen.

Cara Kerja Digital

Efisiensi operasional juga ditingkatkan, terlihat dari rasio Cost-to-Income (CIR) yang membaik menjadi 50 persen di 2024 dibandingkan 52 persen pada 2023. Peningkatan ini didukung oleh disiplin dalam manajemen biaya serta adaptasi cara kerja digital yang lebih fleksibel.

Penyaluran kredit Bank Permata tumbuh 9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp155 triliun, didorong oleh segmen korporasi yang meningkat 12 persen yoy menjadi Rp89 triliun. Segmen komersial dan konsumer juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6 persen dan 4 persen yoy.

Kualitas aset terus membaik, tercermin dari rasio Gross Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR) yang masing-masing berada di level 2,1 persen dan 7,9 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9 persen dan 8,7 persen. Bank Permata juga menjaga kebutuhan cadangan risiko kredit dengan rasio NPL coverage sebesar 375 persen dan LAR coverage sebesar 97 persen. Bank terus melakukan restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam penyelesaian kredit bermasalah.

Bank Permata tetap memiliki struktur permodalan yang kuat, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Common Equity Tier 1 (CET-1) masing-masing sebesar 35 persen dan 26 persen pada akhir 2024. Struktur modal yang kokoh ini menjadi landasan bagi strategi pertumbuhan dan ekspansi bisnis di masa mendatang.

(*)